Peringati HUT Ke-13, Luar Biasa Kerja Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan

Memperingati HUT TKSK ke 13, Kadinsos Jatim Alwi menyerahkan potongan tumpeng pada Koordinator TKSK Jatim, Nur Sholeh, di gedung A Dinsos Jatim, Senin (10/10).

Pemprov Jatim, Bhirawa.
Hangat dan semarak. Begitulah suasana tasyakuran hari ulang tahun (HUT) ke-13 Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) yang diadakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Jatim, Senin (10/10).

Tampak hadir dalam acara yang digelar di Aula Gedung A Dinsos Jatim ini, Kepala Dinsos Provinsi Jatim didampingi Kepala Bidang Penanganan Fakir Miskin dan Pemberdayaan Sosial serta Sub Koordinator Partisipasi Sosial Masyarakat (Parsosmas) dan Pengelolaan Sumber Dana Kesejahteraan Sosial (PSDKS), Koordinator TKSK Provinsi Jatim, dan Koordinator TKSK kabupaten/kota. Selain itu, kegiatan ini juga turut dihadiri Dinsos dan TKSK kabupaten/kota secara daring.

Sebagai ungkapan syukur atas HUT ke-13 TKSK, Kepala Dinsos Provinsi Jatim melakukan prosesi pemotongan tumpeng yang diserahkan kepada Koordinator TKSK Provinsi Jatim. Selain itu, pemotongan tumpeng juga dilaksanakan secara serentak oleh Dinsos dan TKSK kabupaten/kota.

Dalam arahannya, Kepala Dinsos Provinsi Jatim Dr Alwi MHum mengucapkan selamat ulang tahun ke-13 kepada TKSK. Dia juga menyampaikan apresiasinya kepada TKSK yang telah berkiprah dalam menangani Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS). Menurut Alwi, sampai sekarang kerja TKSK luar biasa, bahkan hal itu diakui langsung oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.

“Ibu Gubernur selalu menyampaikan, hanya ada 1 ungkapan untuk TKSK, yaitu luar biasa,” katanya.

Orang nomor satu di lingkungan Dinsos Provinsi Jatim ini melanjutkan banyak persoalan sosial yang muncul tanpa diprediksi dan memerlukan penanganan cepat. “Kita bersyukur di Jatim ada Jatim Social Care (JSC) yang bergerak cepat melakukan penanganan masalah-masalah sosial, dan itu semua teman-teman koordinator TKSK jadi anggota. Saya merasakan betul manfaat dari JSC. Jadi, Dinsos dan TKSK perlu tetap menjalin hubungan, bukan hanya terbatas pada urusan pekerjaan, tetapi lebih dari itu. Bagaimana Dinsos dan TKSK bisa menyatu,” tuturnya.

Lebih lanjut, pejabat asal Sumenep ini juga menyampaikan harapan kepada TKSK agar lebih baik, lebih kompak, dan lebih solid. “Karena kita tidak tahu problem sosial seperti apa. Misalnya, kemarin kasus Kanjuruhan, TKSK dan relawan sosial lainnya ikut ambil bagian dalam memberikan pendampingan kepada korban dan keluarga,” ungkap Alwi.

Senada, Kepala Bidang Penanganan Fakir Miskin dan Pemberdayaan Sosial Dinsos Jatim, Dra Sufi Agustini MSi juga menyampaikan bahwa TKSK luar biasa. “Kapan pun dibutuhkan, TKSK selalu siap dan selalu ada. TKSK Hadir. Dengan adanya TKSK, semua permasalahan dan penjangkauan kasus PPKS dalam hitungan jam bisa teratasi,” pujinya.

Di usia TKSK yang ke-13 tahun ini, Sufi berharap agar TKSK terus meningkatkan semangat, bisa melaksanakan tugas dan fungsinya di masyarakat, bisa berinovasi, dan berkreativitas, sehingga bisa mendukung Jatim Bangkit dan menyejahterakan masyarakat Jatim.

Sementara itu, Koordinator TKSK Provinsi Jatim Nur Sholeh menyampaikan, seiring dengan bertambahnya permasalahan sosial di masyarakat, maka tugas yang dibebankan kepada TKSK pun semakin berat. Namun, saat ini TKSK mengalami permasalahan kurangnya dukungan dari pemerintah pusat dan daerah.

Dia menegaskan, dukungan yang dimaksud bukan soal anggaran, melainkan dukungan kebijakan agar TKSK bisa semakin lancar melaksanakan tugas. Dia mengungkapkan, kebanyakan di lapangan TKSK membiayai kebutuhan sendiri. Bahkan, banyak TKSK yang memiliki piutang di rumah sakit. Selain itu, dukungan operasional TKSK terbatas, jadi untuk memenuhi kesediaan pampers, susu, kursi roda untuk PPKS, TKSK harus mencari donasi sendiri.

“Hal ini diperparah dengan sistem komunikasi dari pemerintah pusat yang selalu memberikan tugas kepada kami secara mendadak dan tanpa berkoordinasi dengan pemerintah daerah, sehingga kebanyakan pemerintah daerah tidak mau support karena tidak ada koordinasi. Ini jadi bom waktu untuk kita. Karena lama-kelamaan akan meledak, dampaknya ya TKSK, karena kami butuh support dari pemerintah daerah. Dilema untuk kami,” ungkapnya.

Pada momentum HUT TKSK kali ini, Cak Nur berharap agar TKSK semakin semangat, lebih berinovasi dalam menangani permasalahan sosial, dan adanya support dari pihak berwenang.

“Sebagai pilar sosial, TKSK di Jatim punya prinsip bahwa TKSK akan hadir di tengah masyarakat yang mengalami permasalahan sosial sebelum pemerintah hadir. Dengan inovasi ini, seyogyanya ada peningkatan supporting. Harapan kami juga. Kami bangga menjadi TKSK hanya ketika pakai seragam TKSK, tapi ketika meninggal atau purna tugas tidak ada yang bisa dibanggakan. Jadi, kami mengajukan adanya jaminan hari tua untuk TKSK serta adanya piagam yang ditandatangani Gubernur Jatim sebagai ucapan terima kasih kepada TKSK. Selama ini TKSK telah memiliki BPJS Ketenagakerjaan yang bisa meng-cover ketika sakit atau meninggal dunia ketika melaksanakan tugas, tapi belum ada jaminan hari tua,” ujarnya.

Momentum peringatan HUT TKSK tahun ini tak hanya diperingati dengan tasyakuran, dalam kesempatan yang sama Dinsos Jatim juga mengadakan sarasehan bagi TKSK dengan menghadirkan narasumber dari psikolog dan Kementerian Sosial. [rac.bb]

Tags: