Disperindag Banyuwangi Gelar Lomba Batik

Banyuwangi FestivalBanyuwangi, Bhirawa
Pejabat Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pertambangan Kabupaten Banyuwangi mengemukakan lomba desain yang digelar dalam rangkaian “Banyuwangi Festival” telah mampu memperkaya motif batik daerah itu.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pertambangan Kabupaten Banyuwangi, Hary Cahyono Purnomo di Banyuwangi, Jatim, Kamis (8/10) menjelaskan jika dulu daerahnya hanya memiliki 22 motif batik, kini sudah berkembang menjadi 52 motif.
“Kami ingin batik Banyuwangi bisa lebih beragam. Ini juga untuk meningkatkan daya saing batik Banyuwangi dengan daerah lain. Setiap tahun, festival batik menampilkan tema yang berbeda. Tahun ini kami mengangkat motif Paras Gempal,” katanya.
Ia menjelaskan konsistensi pemerintah daerah menggelar lomba desain motif batik Banyuwangi sejak 2011 sebagai upaya untuk menambah keragaman batik daerah. “Selama ini batik Banyuwangi yang sangat umum diproduksi masih beberapa motif saja seperti Gadjah Oling dan Kangkung Setingkes,” katanya.
Menurut Hary, setiap desain motif batik yang keluar sebagai pemenang dalam festival, akan difasilitasi untuk pengurusan hak atas kekayaan intelektual (Haki). Namun diakui sampai saat ini, belum ada yang mengajukan pengurusan HAKI desain motif batik baru ke pihaknya.
Sementara salah satu dewan juri lomba desain motif batik 2015 dari Balai Besar Kerajinan dan Batik, Kementrian Perindustrian di Yogyakarta, Masiswo mengatakan menciptakan desain motif batik baru merupakan salah satu cara untuk memicu pasar baru ataupun memperluas pasar yang sudah ada.
“Karena pasar terus berubah. Pasar batik juga bisa jenuh apabila motif-motif yang tampil hanya motif lama. Maka harus selalu ada kreativitas dalam industri batik, seperti lomba motif baru ini,” katanya di sela penjurian desain motif batik di Banyuwangi.
Ia melanjutkan, untuk menciptakan motif baru, perajin batik bisa mengembangkan ide dari motif yang sudah ada maupun menciptakan desain yang benar-benar orisinal. Kreativitas dalam desain motif dibolehkan asal tetap mengakomodir kekhasan daerah.
Masiswo sendiri telah menjadi juri di lomba desain motif batik sejak tahun 2014. Menurutnya desain motif batik Banyuwangi yang selama ini masuk penilaian cukup beragam dan kreatif. “Dari yang saya nilai ini, motif yang ditampilkan para peserta sudah bagus dan kreasinya cukup kreatif. Apalagi banyak yang menampilkan kekhassan Banyuwangi,” katanya.
Tahun ini ada 400 desain yang masuk dan tersaring 28 desain untuk penilaian lanjutan dari kategori pelajar dan umum. Nantinya masing-masing kategori akan dipilih tiga orang pemenang.
“Satu hal yang harus diperhatikan oleh para peserta desain motif batik, yakni cara menuangkan gambar ke atas kain harus sesuai dengan pakem pembuatan batik yakni dengan menggunakan canting tulis atau canting cap dan malam sebagai pewarnaan. Sebab selain cara itu tidak bisa dikatakan sebagai kerajinan batik,” ujarnya. [nan.ant]

Tags: