Pertanian Situbondo Jadi Percontohan Nasional

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Helikopter Mentan Sempat Kesasar saat Mau ke Lumajang
Situbondo, Bhirawa
Menteri Pertanian RI Dr Ir H Andi Arman Sulaiman   beserta Kepala Staf Angkatan Darat dan Pangdam V/ Brawijaya, akhirnya mengunjungi pembangunan irigasi Siphon di Dam Dawuhan, Desa Dawuhan, Kecamatan Suboh, Kabupaten Situbondo setelah sehari sebelumnya gagal karena gangguan cuaca buruk, Rabu (3/2). “Kedatangan saya ke Kabupaten Situbondo untuk melihat secara langsung petani Situbondo dalam melakukan gerakan tanam cepat pasca pembangunan saluran dam irigasi Sifon ini,” jelas Amran Sulaiman.
Amran mengatakan petani Kota Santri harus bisa menjadi contoh bagi kabupaten/kota lain di Indonesia. Sebab, petani di Kabupaten Situbondo yang dulu hanya bisa melakukan satu kali tanam, kini sudah bisa melakukan tanam padi hingga tiga kali dalam setahun. “Sebelum irigasi Sifon dibangun Indeks Pertanaman (IP)-nya hanya satu kali tanam. Tetapi sekarang IP-nya sudah mencapai tiga kali tanam. Hal ini yang patut dicontoh oleh kabupaten/kota lain di Indonesia,” katanya.
Dengan meningkatnya Indeks Pertanaman di Kabupaten Situbondo, pihak Kementerian Pertanian Republik Indonesia akan menggelontorkan kembali alat-alat pertanian ke daerah ini. “Dalam waktu dekat ini Kementan akan kembali memberikan bantuan alat-alat pertanian untuk para petani di Kabupaten Situbondo,” ujar Amran.
Selain itu,  di hadapan petani Situbondo Amran meminta agar para petani di seluruh Kabupaten Situbondo tetap melakukan Gerakan Tanam Cepat (GTC). “Saya minta GTC yang telah dilakukan petani Situbondo terus dilaksanakan. Sebab, GTC di Kabupaten Situbondo akan saya jadikan percontohan. Saya juga berharap tidak ada lagi petani Situbondo, setelah panen membiarkan lahannya terbengkalai atau menunggu waktu untuk menanam kembali. Selesai panen, petani harus langsung mengolah lahannya kembali dengan cara melakukan pertanian modern,” jelasnya.
Gerakan Tanam Cepat sudah dicanangkan pada awal musim hujan tahun lalu dan diberlakukan di seluruh Indonesia. Hal ini dilakukan untuk mempercepat terwujudnya swasembada pangan. “Gerakan Tanam Cepat ini merupakan program pemerintah yang terbaik dan terbaru. Dengan dilaksanakanya GTC secara maksimal oleh para petani se- Indonesia, maka saya yakin Indonesia akan menjadi lumbung pangan dunia. Ini karena lahan yang ada di Indonesia sangat subur,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Situbondo Ir H Agus Fauzi MSi menjelaskan sebelum dibangun irigasi Siphon, awalnya masyarakat petani hanya bisa bercocok tanam satu kali tanam yakni hanya bisa tanam padi saja. Tapi, sekarang petani bisa tanam jagung, padi, tembakau dan sejenisnya. “Dengan adanya  pembangunan pipanisasi Siphon yang dikerjakan secara swakelola oleh gabungan HIPPA di Wilayah Kecamatan Besuki dan sekitarnya ini, maka debit air yang ada di Dam Dawuhan mampu mengaliri persawahan seluas 469 hektare di Desa Jetis, Kalimas, Demung dan Besuki. Dalam setahun, para petani tersebut bisa melakukan tiga kali tanam,” ujarnya.

Mendarat Darurat
Amran akhirnya menepati janjinya untuk datang ke Lumajang yang kemarin sempat dibatalkan akibat cuaca buruk karena hujan sehingga perjalanan helikopter yang ditumpanginya sempat kesasar dan mendarat darurat selama 2 kali.
Hal tersebut disampaikan saat mengunjungi panen raya di Lumajang, Rabu (3/2) kemarin. Dia mengaku mengubah haluannya dan memutuskan mengunjungi Kabupaten Blitar atas pemintaan para petani ternak unggas di sana yang mengeluhkan harga jagung mencapai Rp 7.000 per kg.
Sehingga meskipun tidak ada agenda ke Blitar, akhirnya mendatangi kabupaten tersebut untuk menemui massa peternak unggas yang mengeluhkan kenaikan harga jagung yang berimbas terhadap mahalnya pakan ternak. Saat mau ke Lumajang dan Situbondo, perjalanan terganggu cuaca buruk sehingga terpaksa ditunda.
Khusus untuk Lumajang, Amran menjelaskan Kementerian Pertanian telah memberikan bantuan berupa kenaikan anggaran kepada Dinas Pertanian Lumajang hingga 500 persen.
“Dulu anggarannya cuma Rp 7 miliar tapi sekarang Rp 46 miliar,”terangnya.
Dia berharap dengan kenaikan anggaran yang mencapai 500 persen tersebut mampu diimbangi dengan pencapaian hasil pertanian di Lumajang yang juga meningkat. [awi,dwi]

Tags: