Pesimistis, Okupansi Hotel akan Tumbuh

Genjot sektor wisata untuk meningkatkan okupansi hotel.

Surabaya, Bhirawa
Gencarnya promosi wisata yang dilakukan pihak swasta maupun pemerintah diyakini bakal meningkatkan tingkat hunian (okupansi) hotel di Indonesia. Bahkan diperkirakan okupansi di tahun ini meningkat sekitar 10% dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai sekitar 60% hingga 65%.
Tapi beberapa hotel di Surabaya pesimistis dengan perkiraan meningkatnya okupasi meskipun saat ini pemerintah dan swasta sedang gencar melakukan promosi. “Sepertinya berat untuk tahun ini okupansi meningkat, sebab dari awal tahun saja sudah bisa diketahui okupansi masih tetap,” ungkap Menurut Media Relation Hotel Santika Jemursari, Radinia Pitaramita, Selasa (17/1) kemarin.
Ia menambahkan, kalaupun ada kenaikkan okupansi untuk dari sektor wisata kebanyakan yang naik adalah hotel budget. “Kalau sektor wisata yang digencarkan maka yang naik okupansinya adalah hotel budget bukan hotel bintang seperti kita,” jelasnya.
Apalagi di Surabaya sendiri lebih banyak hotel bisnis dibandingkan dengan hotel wisata karena tempat wisata di Surabaya sendiri juga tidak terlalu banyak. “Hotel di kawasan Jemursari contohnya, rata-rata hotel bisnis dengan persaingan yang ketat. Tapi tidak tahu lagi nantinya, ada dampaknya atau tidak dari sektor wisata karena masih dikerjakan oleh pemerintah,” tandasnya.
Sementara menurut Ketua Umum PHRI, Hariyadi B. Sukamdani mengatakan secara umum PHRI melihat kinerja industri hotel tahun depan akan lebih cerah dibandingkan dengan tahun ini. “Selain karena perekonomian yang diprediksi mulai membaik, perbaikan kinerja industri perhotelan juga karena arus wisatawan asing yang trennya mulai meningkat,” terangnya.
Sedangkan PHRI akan kembali menggelar program Hore Vaganza atau Hotel dan Restoran Vaganza. PHRI bekerja sama dengan maskapai penerbangan untuk mengintegrasikan penjualan tiket pesawat dan hotel dalam program promosi bersama.
“Program ini sudah dijalankan tiga kali dengan hasil yang terus meningkat. Program pertama dilakukan pada Lebaran 2015 dan berhasil terjual sekitar 6.000 paket. Program kedua dilaksanakan pada momen hari raya Imlek 2016 dengan penjualan sekitar 11.000 paket,” ujarnya.
Program ketiga dilaksanakan sepanjang Ramadan 2016 dan terjual 18.000 paket. Tahun depan program ini akan kembali diadakan dengan menggandeng maskapai penerbangan berbiaya murah Citilink. Bahkan PHRI menargetkan tahun depan dapat menjual sekitar 35.000 paket tiket penerbangan dan penginapan, meningkat dua kali lipat dari capaian pada Ramadan tahun lalu.
“Kami akan coba pada Maret karena menyesuaikan dengan ketersediaan kapasitas baik dari maskapai maupun dari kami. Kami akan pertimbangkan untuk kembali mengadakannya pada Ramadan, tetapi akan kami lihat dulu karena bisa jadi program pada Maret sudah bisa menutupi sampai Ramadan pada Juni,” katanya. [riq]

Tags: