PG Watoe Toelis Dalam Kondisi ‘Sakit’

Bupati Saiful Ilah hadir dalam giling tebu PG Watoe Toelis, Prambon, yang kondisinya sedang dinyatakan sakit

Bupati Saiful Ilah hadir dalam giling tebu PG Watoe Toelis, Prambon, yang kondisinya sedang dinyatakan sakit

Sidoarjo, Bhirawa
Tingginya harga Harga Pokok Penjualan (HPP) gula yang mencapai diatas Rp. 9 ribu/kg, lebih mahal  dari gula import yang hanya Rp. 6 ribu/kg, membuat PG. Watoe Toelis, Prambon, Sidoarjo, kini dalam kondisi ‘sakit’. Kondisi ini bisa semakin parah jika nanti diberlakukannya perdagangan bebas (MEA).
General Manager PG. Watoe Toelis, Prambon, Sidoarjo,  Zainal Arifin, mengakui kondisi PG. Watoe Toelis, Prambon saat ini kurang begitu bagus karena terimbas tingginya HPP gula.  ‘’ Salah satu upaya yang bisa kita lakukan adalah melakukan sewa lahan dengan sistim full mekanisasi. Hal tersebut untuk mengantisipasi sulitnya tenaga kerja di wilayah Kab Sidoarjo,’’ terang Zanal, Selasa (2/6).
Upaya lainnya adalah, kata Zainal, dengan  melalui pengantian peralatan yang dinilai tidak layak untuk digunakan. Hal tersebut dilakukan dengan maksud untuk mengurangi kehilangan Pol didalam pabrik. Pol  adalah, Jumlah gula yang ada dalam setiap 100 gram larutan yang diperoleh dari teknis pengukuran di pabrik. “Dengan demikian rendemen akan lebih baik dengan tahun yang lalu karena kehilangannya berkurang,”ucapnya.
Bupati Sidoarjo, Saiful Ilah,  mengatakan . saat ini luas lahan tebu di Kabupaten Sidoarjo sekitar 5.691 hektar. Dengan luasan tersebut, produksi tebu di Kabupaten Sidoarjo tahun 2014 lalu tercatat lebih dari 682 kuintal perhektar.  Dengan rendemen rata-rata sebesar 7,37 %, produksi gula di Kabupaten Sidoarjo tahun lalu rata-rata mencapai 50 kuintal per hektar. [ali]

Tags: