PHRI Dukung Pembebasan Visa 15 Negara

Dengan adanya bebas visa kunjungan singkat diharapkan bisa meningkatkan okupansi perhotelan di Jatim.

Dengan adanya bebas visa kunjungan singkat diharapkan bisa meningkatkan okupansi perhotelan di Jatim.

Surabaya, Bhirawa
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mendukung upaya pemerintah menetapkan bebas visa kunjungan singkat untuk 15 negara. Tujuannya untuk meningkatkan kunjungan wisata ke Indonesia sebanyak 450-500 ribu wisatawan.
15 negara itu adalah  Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Rusia, dan Australia sedangkan 10 negara lainnya adalah negara ASEAN dan Chili, Hongkong, Makau, Moroko, Peru, serta Ekuador.
Dengan penetapan bebas visa kunjungan singkat ini pastinya tidak hanya berdampak terhadap meningkatnya kunjungan wisman saja melainkan juga bisa meningkatkan pertumbuhan okupansi bisnis perhotelan khususnya di Jatim.
Karena diperkirakan wisman asal Tiongkok tumbuh 20 persen menjadi 1,5-2 juta per tahun. Sedangkan jumlah wisatawan Jepang kemungkinan stagnan pada angka 450-500 ribu orang per tahun.
“Pembebasan visa ini sangat bagus sekali bagi bisnis yang ada di Indonesia khususnya di Jatim baik bagi bisnis hotel, restauran maupun pariwisata karena akan banyak tamu mancanegara yang akan berkunjung dan menikmati fasilitas yang sudah disiapkan oleh pemerintah Jatim,” ungkap Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jatim- Muhammad Soleh, Selasa (25/11).
Ia menambahkan, selain memberikan motivasi , inisiatif bagi wisman yang datang ke Indonesia pastinya juga akan ada timbal baliknya yakni warga Indonesia juga bisa dengan mudah berkunjung ke negara yang juga menetapkan bebas visa.
Sementara itu hotel di Jatim khususnya Surabaya sudah siap menerima para wisman yang ingin menginap dan menikmati wisata di Surabaya. “Persiapan perhotelan di Surabaya ini terbukti dengan banyaknya hotel baru yang berdiri dengan berstandar Internasional,” ujarnya.
Diharapkan dengan meningkatnya wisman juga diikuti pengusaha hotel bisa memikat tamu asing untuk memberikan pelayanan dan kenyamanan yang lebih baik. “Keamanan bandara maupun hotel juga sangat diperlukan meskipun dari bandara sudah ada keamanan bea cukai namun harus lebih ditingkatkan supaya kondisi Jatim tetap kondusif,” jelasnya.
Sedangkan menurut Marketing Communication Executive, Sheraton Surabaya Hotel & Towers-Amanda Dianova, pasti ada efeknya bagi bisnis perhotelan dengan adanya pembebasan visa ini. “Efeknya masih belum bisa diketahui seberapa besar bagi bisnis perhotelan karena program tersebut belum dimulai namun pasti ada efeknya,” pungkasnya.
Namun, untuk memikat wisman pihaknya juga mengatur strategi untuk menghindari persaingan dengan hotel-hotel lainnya. “Dengan mencari tahu apa yang dibutuhkan dan diperlukan para tamu asing saat berada di hotel itulah yang akan kami sediakan sehingga kenyamanan tamu bisa terlayani dengan baik. Sebab selama ini hotel kami melayani tamu asing dari Malaysia, Singapura, Jepang, Tiongkok dan Amerika,” katanya. [riq]

Rate this article!
Tags: