PKB Jatim Optimis Juara Umum Musabaqoh Kitab Kuning

Ketua-DPW-PKB-Jatim-A-Halim-Iskandar-sedang-menerima-peserta-musabaqo-kitab-kuning.

Ketua-DPW-PKB-Jatim-A-Halim-Iskandar-sedang-menerima-peserta-musabaqo-kitab-kuning.

( 20 delegasi Jatim diberi motivasi ketua DPW PKB Jatim)
Surabaya, Bhirawa
DPW PKB Jatim optimis bisa merebut juara umum Musabaqoh Kitab Kuning (MKK) yang diselenggarakan oleh DPP PKB pada 12-13 April mendatang di Jakarta. Bahkan delegasi Jatim diberi motivasi khusus oleh Ketua DPW PKB Jatim agar bisa mengharumkan nama Jatim karena Jatim dikenal memiliki jumlah pondok pesantren terbesar di Indonesia dan gudangnya ulama dan kiai besar.
“Ngaji kitab kuning (salaf) itu tradisi keilmuan yang dikembangkan dunia pondok pesantren. Kebetulan pondok pesantren yang terbesar dan ternama itu ada di Jatim, jadi kami optimis perwakilan Jatim bisa menjuarai Musabaqoh Kitab Kuning tingkat nasional pertama yang diselenggarakan DPP PKB,” ujar Abdul Halim Iskandar selaku ketua DPW PKB Jatim saat menjamu 20 orang delegasi MKK Jatim di gedung DPRD Jatim, Senin (11/4).
Menurut Pak Halim sapaan akrab Abdul Halim Iskandar, 20 orang delegasi Jatim itu merupakan para juara 1 dan juara 2 kategori putera dan puteri MKK Kitab Ihya Ulumuddin karangan Imam Al Ghozali yang diselenggarakan di lima tempat dengan jumlah peserta sebanyak 325 orang putera dan puteri.
“Lima pesantren yang menjadi tuan rumah Musabaqoh Kitab Kuning terdiri dari Pesantren Bumi Sholawat Sidoarjo, Al Karimiyah Sumenep, Sidogiri Pasuruan, Lirboyo Kediri, dan Darussalam Banyuwangi,” jelas Pak Halim.
Sedangan keduapuluh delegasi Jatim berasal dari santri pesantren Al Qodiri Pondok Wage Sidoarjo, Al Hamidi Banyutengah Sumenep, Sidogiri Pasuruan, Lirboyo Kediri, Bata-Bata Sampang, Darun Najah Malang, Darussalam Banyuwangi, An Nuqoyah Sumenep, Mambaus Sholihin Suci Manyar Gresik, Al Falah Siman Lamongan, dan Sumbersari Kencong Probolinggo.
“Ternyata delegasi Jatim juga ada yang berasal dari Cianjur Jabar dan Lampung. Ini bukti Ponpes di Jatim masih jadi rujukan di Indonesia,”  ungkapnya.
Diakui Halim, Kitab Kuning (Salaf) dulunya merupakan kitab wajib yang diajarkan di dunia pesantren. Namun seiring perkembangan waktu naskah klasik itu justru mengalami degradasi karena sebagian pesantren mulai menambahkan kurikulum nasional untuk penyetaraan sehingga kitab kuning mulai ditinggalkan.
“Musabaqoh Kitab Kuning ini merupakan upaya dari PKB untuk menghidupkan kembali keilmuan yang sanadnya sambung hingga Rasulullah di kalangan pesantren. Apalagi kitab Ihya Ulumuddin itu termasuk kitab yang sakral bagi kalangan santri,” dalih ketua DPRD Jatim ini.
Sebagai bentuk penghargaan untuk para juara nasional Musabaqoh Kitab Kuning, PKB akan memberikan hadiah umrah sekaligus berziarah ke makam Imam Al Ghozali selaku pengarang Kitab Ihya Ulumuddin. [Cty]

Tags: