Polemik Sistem Pemilu, Bacaleg Masih menunggu

Ketua DPD Partai Golkar Kota Surabaya, Arief Fathoni

Surabaya, Bhirawa.
Bergulirnya polemik sistem pemilu proporsional terbuka atau tertutup berpengaruh kepada bacaleg. Para bacaleg masih menunggu dan belum bergerak akibat polemik tersebut.

Hal ini disampaikan Ketua DPD Partai Golkar Kota Surabaya, Arief Fathoni. Menurut dia, sebagian besar bacaleg masih harap-harap cemas menunggu keputusan Mahkamah Konstitusi (MK), baru mereka bergerak. “Makanya, ini tahun politik yang sepi, ” ujar dia.

Toni, panggilan Arif Fathoni mengatakan, saat ini tahapan pemilu hampir setengah jalan. Sehingga jika tiba-tiba diubah sistem proporsional tertutup, diperkirakan akan mengganggu proses dan tahapan yang saat ini menggunakan sistem terbuka.

“Karena semua partai mempersiapkan komposisi caleg dengan desain proporsional terbuka. Kalau diganti di tengah jalan tentu akan menimbulkan gempa politik,” ungkap Toni yang juga anggota Komisi A DPRD Kota Surabaya ini.

Sementara Tim Pemenangan Partai Demokrat Kota Surabaya, Moch Machmud menyatakan jika partainya siap menghadapi pemilu dengan sistem proporsional terbuka maupun tertutup.

“Kami sudah simulasikan di depan para caleg jika pakai proporsional terbuka maupun tertutup. Jadi semua caleg Demokrat sudah mendapat bekal menghadapi Pemilu 2024 dengan sistem apapun,” tandas dia.

Di sisi lain, mantan jurnalis ini mengaku jika sistem proporsional terbuka lebih baik. Karena masing-masing caleg bisa berkompetisi mendulang suara, tanpa mementingkan nomor urut.

Sebelumnya, Ketua KPU Kota Surabaya, Nur Syamsi menyampaikan soal Pemilu 2024, apakah menggunakan sistem proporsional terbuka atau tertutup, itu bukan wilayah KPU.

“Itu murni wilayah MK atau pembuat UU. Kami (KPU) ini hanya pelaksana. Jadi, kami tidak punya kapasitas untuk mengomentari,” tandas dia. [dre.hel]

Tags: