Primadi H Serad: Beswan Djarum Harus Peka Identifikasi Persoalan

Terannisa Nabilah Balqis sat mempresentasikan gagasanya dengan tema aplikasi bank sampah beserta layanan ojek sampah di hadapan dewan juri. [Achmad tauriq/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Persoalan yang ada di Indonesia di era saat ini sangat dibutuhkan solusi yang cepat dan mudah. Untuk itu Djarum Foundation mengajak para mahasiswa berprestasi penerima program Djarum Beasiswa Plus untuk berpikir kritis dengan menuangkan ide gagasannya melalui Writing Competition Beswan Djarum 2019.
Program Director Bakti Pendidikan Djarum Foundation, Primadi H. Serad mengungkapkan Writing Competition merupakan sarana dan wahana bagi Beswan Djarum untuk berani berpikir kritis terhadap permasalahan yang sedang dihadapi bangsa Indonesia. Untuk itu mereka ditantang memberikan kontribusi posistif sebagai solusi dan menuangkan gagasanya dalam bentuk esai.
“Writing Competition jadi salahsatu upaya mempersiapkan Beswan Djarum sebagi pemimpin masa depan yang tidak hanya cerdas dan berkarakter kuat, tetapi juga kritis dan kreatif dalam mencari solusi atas berbagai persoalan yang terjadi dilingkungan sekitarnya,” terangnya, Minggu (5/5).
Primadi menambahakan tahun ini animo para Beswan Djarum untuk mengikuti Writing Competition sangat tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Tercatat sebanyak 165 Beswan Djarum mendaftarkan karya tulisnya. Juri Final Regional Surabaya sekaligus Dosen Teknik Mesin dan Industri, Institut Teknologi Surabaya, Dr Ir Bambang Sampurno MT mengatakan dalam kompetisi Writing Competition ini, para Beswan Djarum harus peka untuk mengindetifikasikan sebuah persoalan yang ada di lingkungannya maupun di Indonesia saat ini.
“Tidak hanya mengindentifikasikan sebuah permasalahan, tapi para mahasiswa ini diminta untuk memberikan solusi terbaiknya untuk menyelesaikan permasalahan ini. Sehingga nantinya bisa di aplikasikan dan bisa dipergunakan oleh masyarakat,” jelasnya.
Bambang menambahkan 59 dari 175 peserta penerima program Djarum Beasiswa Plus2018-2019, 10 peserta di antaranya melaju ke Final Regional Surabaya. Mereka bersaing ide gagasan untuk kategori Humaniora, Budaya dan ilmu sosial serta Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (iptek). Dan tidak hanya menuangkan gagasan dalam bentuk karya tulis, para finalis juga diminta untuk mempresentasikan gagasan mereka di hadapan dewan juri.
Bambang berharap presentasi diharapkan bisa menjadi gambaran kualitas berfikir kreatif, inovatif dan obyektif para Beswan Djarum, dalam mengasah kepekaan dan merespon berbagai permasalahan yanga ada di masyarakat sekitar mereka, berdasarkan ilmu yag sedang ditekuninya.
“Presentasi juga diharapkan dapat menggambarkan bagaimana Beswan Djarum mengolah empat kemampuan otaknya yaitu bagaimana menganalisa permasalahan, mencari pemecahan masalah secara kreatif dengan ilmu yang mereka pelajari mengumpulkan informasi dari jurnal ilmiah, artikel dan literature sebagai referensi sehingga gagasan/ide-idenya mampu dipertanggungjawabkan,” pungkas Bambang.
Sementara itu dalam kompetisi ini merupakan kelanjutan dari rangkaian pembekalan soft skills yang diberikan kepada Beswan Djarum. Sebelumnya, para mahasiswa berprestasi ini telah dibekali dengan program Character Building yang membekali para Beswan Djarum dengan enam kualitas dasar yaitu, keingintahuan, inisiatif, kegigihan, adaptabilitas, kepemimpinan, kesadaran akan isu sosial dan budaya.
Nantinya bagi empat peserta dengan karya tulis terbaik dari masing-masing kategori akan mendapatkan hadiah berupa uang tunai sebesar Rp5 juta dan piagam serta mendapatkan tiket untuk berkompetisi di Final Nasional Writing Competition 2019. [riq]

Tags: