Produksi Tembakau Diprediksi Menurun

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Bojonegoro, Bhirawa
Dinas Perhutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Bojonegoro memperkirakan produksi tanaman tembakau musim tanam tahun ini akan menurun, disebabkan pengaruh kemarau dengan produksi rata-rata sekitar 9 kuintal tembakau kering/hektare.
“Pengaruh kemarau tahun ini mengakibatkan pertumbuhan tanaman tembakau tidak maksimal, sehingga produksi tembakau yang biasanya rata-rata bisa 1,2 ton/hektare, akan berkurang hanya sekitar 9 kuintal/hektare,” kata Kepala Bidang Usaha Perkebunan Dishutbun Bojonegoro Khoirul Insan, di Bojonegoro, Jatim, Selasa (12/8).
Menurut dia, para petani yang menanam tembakau kesulitan memperoleh air, karena potensi air di desanya menyusut drastis. “Bagaimanapun juga kalau tanaman tembakau kekurangan air tetap pertumbuhannya terganggu, tidak bisa normal yang mengakibatkan menurunnya produksi,” katanya, menegaskan.
Ia juga memperkirakan kualitas tanaman tembakau juga tidak bisa bagus, karena kemarau juga memengaruhi tanaman tembakau dalam menyerap pupuk.
Meski demikian, ia mengharapkan kualitas tanaman tembakau di daerahnya tidak terlalu jelek, karena dalam kondisi kering lebih memberikan kesempatan kualitas tanaman tembakau menjadi bagus. “Kalau pupuk bisa terserap maksimal, ya kualitasnya bagus. Sebaliknya kalau tidak maksimal, ya kualitasnya jelek,” tandasnya.
Sesuai data, lanjut dia, luas areal tanaman tembakau di daerahnya pada musim tanam tahun ini mencapai 6.337 hektere, dengan rincian tembakau Virginia Voor Oogst (VO) 4.044,5 hektare dan Jawa 2.292,5 hektare.
Dari luas tanaman tembakau itu, jelas dia, ada tanaman tembakau rajangan amil (RAM), jenis perancak 95 asal Madura seluas 512 hektare yang bermitra dengan PT Sadana Ngawi. “Petani memperoleh bantuan benih dan pupuk. Produksi semua tembakau dibeli PT Sadana,” ucapnya.
Ia menambahkan petani di sejumlah desa di Kecamatan Sugihwaras, mulai memanen tanaman tembakau, sejak sepekan lalu. “Harga tembakau Virginia VO daun basah petikan bawah berkisar Rp1.000-Rp1.500/kilogram,” jelas dia.
Ia juga menyebutkan kebutuhan pabrikan pada musim tanam tembakau tahun ini mencapai 5.967 ton tembakau kering rajangan dan krosok. Rinciannya, antara lain, Djarum Kudus 4.000 ton, PT Noroyono Solo 267 ton, dan PT Putra Bakti Utama 150 ton, UD Sumber Mulyo 750 ton, dan STTC 800 ton. [Bas,ant]

Rate this article!
Tags: