Program Pemulihan Ekonomi Ponpes Rp 2,6 Triliun Diapresiasi DPD RI

Wakil Presiden RI, KH Maruf Amin saat sambutan secara virtual Haul ke-39 KH Abdul Hamid, di Ponpes Salafiyah Kota Pasuruan, Senin (26/10).

Pasuruan, Bhirawa
Ketua DPD RI, La Nyalla Mahmud Mattalitti mengapresiasi pemerintah terhadap program pemulihan ekonomi nasional untuk pondok pesantren (ponpes) dan lembaga pendidikan pada kebiasaan baru akibat pandemi Covid-19.

Apresiasi itu dikarenakan pemerintah sudah mengalokasikan anggaran pemulihan ekonomi pesantren dan lembaga pendidikan senilai Rp2,6 triliun.

“Minggu lalu, saya berkeliling ke beberapa ponpes di Jawa Timur dan hasilnya mayoritas belum mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk pengadaan alat pelindung diri bagi santri sesuai protokol kesehatan. Alhamdulillah aspirasi itu, langsung direspon oleh pemerintah pusat. Dan tanggal 22 Oktober lalu, Menteri Keuangan secara resmi menyampaikan alokasi anggaran Rp 2,6 triliun tersebut,” ujar La Nyalla Mahmud Mattalitti dalam sambutan Haul ke-39 KH Abdul Hamid, di Ponpes Salafiyah Kota Pasuruan, Senin (26/10).

Dengan alokasi anggaran tersebut, pihakanya mengharapkan agar santri menjadi sumber inspirasi terhadap daya tahan dalam menghadapi cobaan Covid-19.

“Santri dan pesantren seluruh Indonesia bisa menjalankan peran penting sebagai kegiatan ekonomi kerakyatan dan motor penggerak ekonomi masyarakat sekitar,” kata La Nyalla Mahmud Mattalitti.

Sementara itu, Wakil Presiden RI, KH Maruf Amin dalam sambutan secara virtual meminta agar masyarakat tetap memperhatikan protokol kesehatan di tengah pandemi. Terlebih pula terhadap para jamaah haul.

“Protokol kesehatannya harus dijaga ditengah-tengah pandemi Covid-19. Mohon untuk tetap menjaga imunitas, mencuci tangan, memakai masker serta menjaga jarak,” urai KH Maruf Amin.

Haul KH Abdul Hamid biasanya dihadiri oleh puluhan ribu orang dari berbagai penjuru di tanah air. Dalam hal turut serta memutus mata rantai penyebaran covid-19, acara haul tetap digelar secara terbatas dan virtual.

“Di area Ponpes Salafiyah undangan dibatasi 1.000 orang. Tapi berdasarkan laporan panitia ada sekitar 4.000 jamaah di lingkungan ponpes. Pemkot Pasuruan saat ini hanya memfasilitasi agar tetap memenuhi protokol kesehatan. Dan semuanya memakai masker,” ujar Kadis Kominfo Kota Pasuruan, Kokoh Arie Hidayat.

Sedangkan di luar ponpes, diakui memang sulit diantisipasi. Karena sebagian besar dari luar kota tak terjangkau terhadap sosialisasi haul virtual.

“Orang berziarah jamaah haul sangat sulit untuk diantisipasi. Sebagian besar yang di luar itu merupakan orang luar kota. Sedangkan untuk warga Kota Pasuruan mengerti hal secara virtual digelar di masjid-masjid,” jelas Kokoh Arie Hidayat. [hil]

Tags: