PT Semen Indonesia Targetkan Penjualan Ekspor Senilai Rp4,44 Triliun

Direktur Marketing & Supply Chain SMGR, Adi Munandir didampingi Sekretaris perusahaan SMGR, Agung Wiharto dan Direktur Utama Semen Gresik, Mukhamad Saifudin saat memberikan penjelasan pada acara Investor Summit yang digelar di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Surabaya.

Surabaya, Bhirawa
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, (SMGR) melalui pabriknya di Indonesia akan terus menggenjot penjualan ekspor sebagai langkah untuk memperkuat nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS serta untuk memacu utilisasi pabrik dalam negeri sehingga di targetkan hingga akhir 2018 penjualan ekspor mencapai 3 Juta ton dengan nilai Rp4,44 Trilliun.
Direktur Marketing & Supply Chain SMGR, Adi Munandir saat dikonfirmasi Bhirawa, Kamis (20/9) kemarin mengungkapkan saat ini kondisi industri semen dalam negeri sendiri sedang berlebih pasokan hingga 40% yang membuat kompetisi menjadi sangat ketat.
“Sepanjang Januari sampai Agustus 2018, SMGR telah mencatatkan penjualan ekspor sebesar 1,99 juta ton, tumbuh 42,7% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 1,39 juta ton. Keberhasilan pencapaian penjualan ekspor Januari sampai Agustus 2018 diatas membuktikan bahwa kualitas produk yang dihasilkan pabrik SMGR telah diakui oleh Internasional serta memiliki daya saing tinggi,” terangnya.
Sedangkan untuk negara tujuan ekspor semen dan klinker SMGR diantaranya adalah Srilanka, Tahiti, Timor Leste, Tonga, Uni Emirat Arab, Yaman, Filipina, China. Selain negara tersebut SMGR juga mengekspor ke Australia, Austria, Maldives, India dan Bangladesh.
“Untuk lebih meningkatkan penjualan di pasar ekspor, SMGR akan memperkuat jaringan ekspor di negara-negara tujuan serta menjajaki berbagai negara lainnya dan ikut aktif dalam kegiatan misi dagang,” jelas Adi Munandir.
Sementara itu ditengah ketatnya persaingan industri semen di dalam negeri hingga bulan Agustus 2018, SMGR mampu mencatatkan kinerja penjualan yang positif. Volume penjualan mencapai 20,67 juta ton, atau tumbuh 4% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 19,88 juta ton.
Capaian penjualan tersebut terdiri dari penjualan dalam negeri sebesar 16,93 juta ton, ekspor sebesar 1,99 juta ton, serta penjualan dari Thang Long Cement Company Vietnam (TLCC) sebesar 1,75 juta ton.
Saat ini dinamika industri semen di Indonesia telah mengalami pergeseran dengan masuknya 8 pemain baru sejak 2015, yang mana sebelumnya hanya terdapat 7 produsen semen. Adanya pemain baru tersebut menyebabkan terjadinya over capacity di Indonesia sebesar 30 juta ton, dimana tingkat utilisasi industri tahun 2017 hanya sebesar 65%.
“SMGR terus melakukan berbagai strategi untuk memenangkan persaingan. Kami melihat adanya potensi perbaikan melalui penguatan fungsi Semen Indonesia sebagai Holding Company. Kami tidak lagi memandang bahwa Semen Indonesia terdiri dari 3 perusahaan semen di Indonesia yang terpisah-pisah dan fokus untuk mengoptimalkan kinerja Semen Indonesia secara terkonsolidasi,” tandasnya.
Bahkan menurut Adi Munandir, sejak Januari 2018 seluruh kegiatan pemasaran dan supply chain dipusatkan di Holding Company. “Kami memastikan tidak lagi terdapat double brand milik SMGR yang saling bersaing di pasar yang sama. Hal ini terjadi sebelumnya dimana kita dapat menemukan brand Semen Gresik dan Semen Padang bersaing di Jakarta, atau Semen Gresik dan Semen Tonasa yang sama-sama dijual di Bali. Kondisi ini akan menambah tekanan persaingan di pasar dan berakibat pada persaingan harga jual,” ujarnya.
Untuk itu SMGR melakukan rerouting atas jalur distribusi yang mampu memberikan biaya transportasi yang paling efisien. “Kami juga melakukan renegosiasi dengan mitra penyedia jasa transportasi untuk menyesuaikan jenis kontrak seperti apa yang lebih efisien bagi perusahaan,” katanya. [riq.kim]

Tags: