Puasa dan Kesehatan Tubuh

Kholid Ma’mun

Oleh:
Kholid Ma’mun
Pengajar di Ponpes Modern Daar El Istiqomah Kota Serang dan Pengurus MUI Provinsi Banten

Menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan selain merupakan kewajiban, juga dapat memberikan banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Karena ketika seseorang berpuasa terjadi proses pengeluaran zat-zat beracun didalam tubuh (detoksifikasi) secara total dan menyeluruh.
Rasulullah saw. Bersabda: “Berpuasalah, niscaya kalian sehat”. Para dokter sepakat, puasa merupakan salah satu terapi untuk membersihkan tubuh dari lemak-lemak berpenyakit maupun dari makanan yang tidak bermanfaat didalam tubuh. Konon, menurut sebagian peneliti, puasa mampu membantu mengendalikan stres. Selain itu, dapat menjadi terapi terhadap penyakit tertentu, seperti: hipertensi, kanker kardiovaskuler, ginjal dan depresi.
Makan dan minum hukumnya wajib, untuk memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari agar tetap hidup. Namun, selain memasok zat gizi, makanan dan minuman juga membawa bahan toksik yang kemudian tertimbun bertahun-tahun. Oleh karena itu, Allah menganjurkan ‘Berpuasa’ agar bahan-bahan beracun yang bisa mengganggu sel, jaringan dan organ di dalam tubuh dapat terbuang. Begitu racun berhasil dilepaskan maka tubuh akan punya kesempatan untuk menjadi sehat kembali.
Tubuh, selain membutuhkan konsumsi makanan, ia juga perlu dibersihkan dari berbagai zat kimia yang akan merusak anggota tubuh itu sendiri, baik dengan mengurangi makan ataupun dengan menambah dosis makan. Dalam ilmu kesehatan, puasa bukanlah terapi baru.
Puasa ternyata dijadikan terapi oleh orang-orang terdahulu. Bedanya, dulu puasa dilakukan bukan karena kesadaran menjalankan ibadah tapi hanya sebagai alat terapi. Dulu, para pemdeta Nasrani juga sering berpuasa. Menurut mereka puasa termasuk obat mujarab untuk menyembuhkan penyakit keturunan seperti sphilis (gonorhoe). Plato, Socrates pun konon sering membiasakan berpuasa sepuluh hari dalam setiap bulannya (sebagai ekspresi penyucian jiwa pikiran).
Hal yang sama juga dilakukan oleh Ibnu Sina seorang dokter muslim kenamaan yang hidup pada tahun 980- 1037 M, ia selalu mewajibkan pasien yang datang berobat kepadanya agar berpuasa selama kurang lebih tiga minggu. Karena menurutnya puasa adalah terapi efektif dan murah untuk menyembuhkan pasien-pasienya.
Demikian juga, seorang dokter spesialis penyakit sphilis asal Amerika, Robet Partolo berpendapat, bahwa tradisi mengosongkan perut, merupakan terapi mujarab dalam memberantas virus-virus sphilis yang terkandung di dalam tubuh, dengan puasa virus-virus tersebut akan digantikan dengan zat-zat yang menyehatkan.
Menurut dokter Bernard Mackpadan pakar biologi berkebangsaan Amerika, meyakini puasa adalah cara jitu untuk memberantas setiap penyakit yang tidak bisa disembuhkan oleh terapi lain. Hampir tak satupun kewajiban ibadah yang lepas dari hikmah maupun manfaat lahiriyah. Sebagaimana kalam ulama: “Tidak semata-mata Allah memerintahkan sesuatu kecuali hal itu bermanfaat baginya, begitu pun sebaliknya, tidak semata-mata melarang sesuatu jika hal itu akan berakibat buruk baginya”.
Walaupun dari sisi kesehatan sudah jelas tentang keistimewaan puasa, numun ketika seseorang berpuasa selama bulan Ramadan, tentunya semuanya diniatkan hanya lillahi ta’alaa, karena Allah swt. membatasi makanan, selain terbukti bermanfaat terhadap kesehatan tubuh ternyata juga membawa efek positif dalam spiritual.
Makan adalah kebutuhan primer manusia sehingga di dalam Al-Qur’an pun menurut satu keterangan terdapat sekitar lima puluh ayat yang menyinggung aktifitas makan, baik yang terkait dengan makanan yang boleh dikonsumsi maupun tidak, cara mengkonsumsinya dan lain-lain.
Penjelasan Al-Qur’an ini bertujuan agar manusia meraih kesehatan saat memakannya serta menuai barokah setelah menikmatinya. Hal ini terbukti tidak ada satupun ayat yang memerintahkan makan, kecuali diikuti dengan tambahan, “makanlah dan bersyukurlah” atau “makanlah dan janganlah berlebih-lebihan”.
Di antara ayat-ayat yang menjelaskan tentang makanan, salah satunya adalah perintah untuk mencari makanan yang halal. Bukan hanya sekedar halal, tapi juga baik, bergizi, tidak membahayakan dan mendatangkan madarat bagi orang yang mengkonsumsinya. Sebagaimana firman Allah: “Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepada kamu dan bersyukurlah kepada Allah jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.” (QS. Al-Baqarah: Ayat 172).
Tujuan Allah menyuruh para rasulnya (agar disampaikan kepada umatnya) untuk mengkonsumsi makanan yang baik adalah agar dapat memproduksi amal saleh, Firman Allah: “Wahai para rasul! Makanlah dari (makanan) yang baik-baik, dan kerjakanlah kebajikan. Sungguh, Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mu’minun: Ayat 51).
Dengan mengosongkan perut, baik karena menjalankan ibadah puasa maupun karena sengaja mengurangi makan, akan mengurangi beban kerja alat pencernaan, meringankan beban kerja lambung dan usus, sehingga membuat kita bisa meraih kualitas kesehatan dengan maksimal. Wallahu alam bisshawab. ***

Rate this article!
Puasa dan Kesehatan Tubuh,5 / 5 ( 1votes )
Tags: