Raih UN Tertinggi dengan Belajar Kelompok

Mokhammad Rokhib bersama Pendamping Akademik, Yuliarti di SMA 1 Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Selasa (2/5).

Pasuruan, Bhirawa
Pelajar dari Sekolah Menengah Atas (SMA), Kabupaten Pasuruan meraih nilai terbaik se-Jatim, paska nilai Ujian Nasional (UN) keluar. Siswa itu adalah Mokhammad Rokhib (18) bersekolah di SMA 1 Pandaan. Ia merasa bangga, karena tak menyangka nilainya akan menjadi terbaik dibandingkan dengan ribuan siswa lainnya.
Nilai  UN Rokhib mencapai 36,8 dengan rincian mata pelajaran bahasa jepang 98, matematika 92,5, Bahasa Indonesia 90  dan Bahasa Inggris mendapatkan nilai 88.
Rokhib panggilan akrabnya kepada sejumlah wartawan menyatakan bangga serta senang. Karena nilanya tak mengira bisa mendapatkan terbaik se-Jatim.
“Target saya hanya mendapatkan nilai 100 di salah satu mata pelajaran. Awalnya saya cuek diberi tahu teman-teman, bahwa saya mendapatkan nilai terbaik se-Jatim. Tapi, begitu membaca berita, ternyata benar,” ujar Rokhib di sekolahannya, Selasa (2/5).
Rokhib menjelaskan pola belajarnya sama dengan teman yang lainnya. Karena belajar bersama-sama itu lebih enak dan konsumsi ilmu yang didapat lebih cepat di mengerti.  “Saya tak pernah kursus ataupun ikut bimbingan belajar lainnya. Hanya belajar kelompok bersama teman-teman. Setiap ada pekerjaan rumah atau lainnya mesti saya kerjakan secara bersama-sama,” kata Rokhib.
Memang di lingkungan sekolah, ia dikenal sebagai sosok siswa yang sangat rajin. Selain itu, dikenal sebagai siswa pekerja keras. Karena, ia sudah mampu mencari uang sendiri tanpa menunggu pemberian orang tua.
“Atas inisiatif saya sendiri mencari uang. Hanya untuk tambahan uang jajan dan membantu orang tua. Saya menjual makanan ringan ke teman sekolah dan kelas. Mulai dari makaroni hingga lainnya. Untuk jual jamur, saya dititpkan di koperasi siswa,” papar Rokhib.
Sementara itu, Pembimbing Akademik di SMA 1 Pandaan, Yuliari menyatakan hal yang sama. Yakni Rokhib itu dinilai siswa yang pintar dan cerdas. Bahkan, para dewan guru memprediksi ia bisa mengharumkan nama sekolahannya.
“Awal dahulu Rokhib terlihat sudah pintar. Pintar di semuanya. Pintar di IPA maupun lainnya. Tapi saaat penjurusan, Rokhib memilih masuk bahasa. Tapi, kami sudah mengira, walaupun masuk bahasa tetap saja ia menjadi siswa cerdas dan pintar,” kata Yuliari. [hil]

Tags: