Rehabilitasi Bencana Kab Malang Telan Rp9,6 M

Tanah longsor yang menutup semua badan jalan yang menghubungkan Desa Ngadas dan Desa Gubuk Klakah, Kec Poncokusumo, Kab Malang, pada Kamis (2/2) kemarin. [yoyok cahyono]

Kab Malang, Bhirawa
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang selama tahun 2016 telah mengeluarkan anggaran bencana mencapai Rp 9,6 miliar. Anggaran yang dikeluarkan tersebut dipergunakan untuk rehabilitasi akibat bencana alam, seperti banjir, tanah longsor, erupsi gunung berapi, gempa, dan angin puting beliung.
Kepala BPBD Kabupaten Malang Iriantoro, menjelaskan jika dalam tahun 2016 lalu, di wilayah Kabupaten Malang terdapat 56 kasus bencana alam. Dari puluhan kasus tersebut, bencana tanah longsor menduduki peringkat pertama yakni 20 kasus, bencana banjir tercatat 7 kasus, gempa 5 kasus, angin puting beliung 13 kasus dan erupsi gunung berapi satu kasus.
Menurut dia, dari sekian kasus bencana itu, terjadi bencana hampir merata yaitu di wilayah Kecamatan Ampelgading, Tirtoyudo, Wonosari, Wajak, Bantur, Poncokusumo, Pujon, Wagir, Kasembon, Donomulyo, Ngajum, Lawang, Tajiinan dan Pagak. Dalam bencana tersebut, biaya rehabilitasi akibat bencana, terbesar di wilayah Kecamatan Tirtoyudo mencapai Rp 2 miliar.
“Meski terjadi 56 kasus bencana, namun hanya membawa korban jiwa sebanyak dua orang meninggal dunia,” ungkapnya.
Dengan minimnya korban jiwa saat terjadi bencana, jelas dia, hal itu karena masyarakat di daerah rawan bencana sudah tanggap bencana. Sehingga dengan adanya pengetahuan mengenai penyelamatan dari bencana, maka bisa meminimalisir korban jiwa.
“Bencana alam yang sering menerjang wilayah Kabupaten Malang, didominasi bencana tanah longsor. Sehingga bencana tersebut harus butuh penanganan secepatnya. Dan berdasarkan data yang di BPBD Kabupaten Malang, sejak awal bulan Januari 2017 hingga saat ini tercatat tercatat 22 kejadian bencana, yang mayoritas tanah longsor,” jelas Iriantoro.
Diterangkan, BPBD terus mencari solusi agar mempermudah akses informasi mengenai kerawanan bencana alam. Dan pihaknya juga membuka akses komunikasi selama 24 jam, serta membuat posko yang bertempat di setiap Kantor Komando Rayon Militer (Koramil), yang dibawa Jajaran Komando Distrik Militer (Kodim) 0818 Kabupaten Malang/Kota Batu.
“Kami sudah melakukan koordinasi dengan pihak Kodim dan Koramil untuk membuat posko ditempatnya. Sehingga nantinya posko itu akan ditempati para relawan bencana dari Tanggap Bencana Dinas Sosial (Tagana Dinsos) dan BPBD. Itu kami lakukan agar akses informasi lebih cepat, dan agar cepat melakukan penanganan bencana,” paparnya.
Lebih lanjut Iriantoro menambahkan, bencana tanah longsor di wilayah Kecamatan Kasembon dan Kecamatan Poncokusumo pada beberapa hari lalu, sudah dilakukan penanganan. Harapannya, agar masyarakat setempat bisa kembali melakukan aktifitas, dan tidak terlalu lama mengganggu perekonomian masyarakat. Karena sebelumnya, akses jalan yang ambrol akibat terjangan banjir bandang, kini masih dalam tahap perbaikan.
Sementara terkait tanah longsor yang menutup bandan jalan yang menghubungkan Desa Ngadas dan Gubuk Klakah di wilayah Kecamatan Poncomusumo, kini sudah normal kembali, dan bagi wisatawan yang mau ke Gunung Bromo melalui Desa Ngadas sudah bisa dilalui kendaraan bermotor.
“Namun harus tetap ekstra hati, karena wilayah Kabupaten Malang masih terus diguyur hujan,” tandasnya. [cyn]

Tags: