Rekan Seperjuangan Ziarahi Makam Marsinah

Sejawat buruh dan teman seperjuangan Marsinah melakukan ziarah dan tabur bunga di makam Marsinah Desa Nglundo Kecamatan Sukomoro, Nganjuk.(ristika/bhirawa)

Sejawat buruh dan teman seperjuangan Marsinah melakukan ziarah dan tabur bunga di makam Marsinah Desa Nglundo Kecamatan Sukomoro, Nganjuk.(ristika/bhirawa)

(Tuntut Pembangunan Taman)
Nganjuk, Bhirawa
Puluhan orang dari keluarga dan teman-teman seperjuangan Marsinah, berziarah ke makam perempuan yang dianggap sebagai simbol perlawanan buruh pada era Orde Baru tersebut, Kamis (1/5). Ziarah yang bertepatan dengan peringatan Hari Buruh Internasional tersebut, juga digunakan sebagai ajang reuni bagi rekan seperjuangan Marsinah.
Makam Marsinah, berada di Desa Nglundo, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk. “Kami, keluarga dari teman-teman seperjuangan Marsinah reuni di makamnya. Kebetulan kami dulu pernah satu pabrik di PT Catur Putra Surya,” ungkap Ponidi, salah satu teman seperjuangan Marsinah.
Ponidi menjelaskan, selain dari Surabaya dan Sidoarjo, juga ada rekan-rekan seperjuangan almarhum dari Pasuruan dan Ponorogo yang akan datang ke Nganjuk. “Ini bentuk penghormatan kami terhadap perjuangan Marsinah yang menjadi pahlawan buruh,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) Jatim Ahmad Soim mengatakan peringatan Hari Buruh International, dijadikan momentum bagi kalangan buruh mendesak pemerintah untuk segera merampungkan pembangunan Taman Makam Pahlawan Buruh Marsinah. “Kami sudah membicarakan dengan Pemprov Jatim dan Kabupaten Nganjuk. Tahun ini harus selesai,” kata Soim.
Menurut Soim, pembangunan makam pahlawan buruh ini penting, karena sosok Marsinah adalah simbol perjuangan para buruh dalam memperjuangkan keadilan. Kalangan buruh sudah memulai dengan membangun patung Marsinah, di jalan masuk menuju makam dan lampu penerangan menuju makam.
Dia menjelaskan, lokasi Taman Marsinah dibangun tidak jauh dari Jalan Provinsi yang menghubungkan Kabupaten Nganjuk dan Madiun. Untuk pembangunan taman ini, Pemprov Jatim telah membebaskan lahan sepanjang 1 kilometer dan lebar 25 meter. “Karena infrastruktur sudah siap, yakni lahan, maka taman itu harus diselesaikan jangan sampai terbengkalai,” pungkas Soim.
Seperti diketahui, Marsinah lahir di Nglundo, 10 April 1969 dan meninggal 8 Mei 1993, pada umur 24 tahun. Dia adalah aktivis buruh pabrik PT. Catur Putra Surya (CPS) Porong, Sidoarjo yang diculik dan kemudian ditemukan terbunuh, pada 8 Mei 1993 setelah menghilang selama tiga hari.
Mayatnya ditemukan di hutan di Dusun Jegong, Desa Wilangan, dengan tanda-tanda bekas penyiksaan berat. Hingga saat ini, kasus tersebut masih buram, karena pelaku penganiayaan tidak tertangkap. Meski demikian, proses hukum kasus tersebut terus bergulir hingga Pemilik PT CPS Yudi Susanto divoni 17 tahun penjara sebagai pelaku bersama sejumlah staf lainnya. Namun mereka naik banding ke Pengadilan Tinggi dan Yudi Susanto dinyatakan bebas.
Dalam proses selanjutnya, pada tingkat kasasi, Mahkamah Agung Republik Indonesia membebaskan para terdakwa dari segala dakwaan (bebas murni). Putusan itu menimbulkan ketidakpuasan sejumlah pihak, sehingga muncul tuduhan bahwa penyelidikan kasus ini adalah direkayasa. [ris]

Tags: