Risau dengan Bahaya Limbah, Ubah Bulu Ayam Jadi Bioplastik

Mahasiswa Universitas Brawijaya dengan karya mereka berupa mesin polimerisasi yang mampu mengubah tepung bulu ayam menjadi bioplastik.

Mahasiswa Universitas Brawijaya dengan karya mereka berupa mesin polimerisasi yang mampu mengubah tepung bulu ayam menjadi bioplastik.

Inovasi Mahasiswa Universitas Brawijaya
Malang, Bhirawa
Kolaborasi antara mahasiswa Fakultas Teknik dan Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (UB) berhasil merancang sebuah mesin polimerisasi yang mengubah tepung bulu ayam menjadi bioplastik dengan teknologi gelombang mikro.
Mereka adalah lima orang mahasiswa yang terdiri dari Teti Miryanti (FAPET), Muji Astutik (FAPET), Fauzan Rahmat Shiddiq (FT-Teknik Mesin), Aditya Galih Fathurochman (FT-Teknik Elektro), Ray Selvy Firmansyah Putra (FT-Teknik Elektro).
“Saya menyadari ada banyak sekali limbah bulu ayam pada sektor peternakan. Dan saya pikir ini harus dimanfaatkan. Setelah membaca beberapa jurnal penelitian, saya jadi tahu bahwa bulu ayam ini berpotensi untuk menjadi bioplastik karena tersusun atas keratin yang mengandung gugus-gugus asam amino aktif yang bisa dipolimerisasi sehingga membentuk bioplastik,” kata Ketua TimTeti Miryanti.
Dijelaskan bioplastik merupakan plastik  ramah lingkungan yang dapat terdegradasi secara alami. Teknologi bahan ini perlu dikembangkan mengingat banyaknya limbah plastik yang merusak alam karena sulit terdegradasi secara alami.
“Mesin yang kita desain bernama microwave polimerisastion tepung bulu ayam (MICROBIA) yang menggunakan teknologi gelombang mikro dan filamen pemanas guna menjalankan proses polimerisasi dan evaporasi tepung bulu ayam sehingga mendapatkan hasil akhir berupa bioplastik. Alat tersebut juga dilengkapi oleh pompa vakum agar proses polimerisasi dapat berlangsung secara optimal. Semua proses tersebut dapat dikontrol melalui rangkaian elektrik yaitu panel operasi,” jelas anggota tim Fauzan.
Dalam proses bekerjanya untuk menjadi bioplastik, pertama-tama bulu ayam diblender hingga menjadi tepung. Tepung bulu ayam kemudian dicampur dengan air lalu di polimersasi dengan gelombang mikro. Gugus aktif asam amino yang terkandung dalam keratin pada tepung bulu ayam tersebut akan mudah untuk reaktif atau menyatu membentuk polimer. Setelah itu larutan tepung bulu yang telah terpolimerisasi dikeringkan maka akan membentuk bioplastik.
Bioplastik yang dihasilkan mempunyai kelebihan yaitu mudah terurai jika dibandingkan dengan plastik di pasaran sehingga tidak mencemari lingkungan. Bioplastik ini terbuat dari bulu ayam sehingga merupakan bahan hasil pemanfaatan limbah bulu ayam dan bisa mengurangi penggunaan minyak bumi yang jumlahnya terbatas. Sebab pada umumnya plastik terbuat dari minyak bumi.
Mesin ini diikutkan Program Kreativitas Mahasiswa  Kategori Karsa Cipta yang telah mendapat pendanaan dari DIKTI sebesar Rp 11,1 juta dan akan diseleksi lebih lanjut untuk dapat mengikuti Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2015. Dalam penelitian ini, mereka didampingi oleh dosen pendamping Abdul Manab Spt, MP.
Mereka berharap MICROBIA dapat membawa terbang menuju Universitas Halu Oleo untuk mengikuti PIMNAS 2015. Selain itu, mereka juga berharap MICROBIA dapat bermanfaat bagi perkembangan teknologi bahan bioplastik sehingga dapat mengurangi permasalahan-permasalahan lingkungan ke depannya, khususnya limbah bulu ayam dan limbah plastik. [sup]

Tags: