RTH di Kawasan SIER Masih Belum Ideal

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Pemprov, Bhirawa
Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang ada di kawasan Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) Surabaya masuk kategori kurang ideal. Sebab ruang terbuka hijau masih belum mencapai 10 persen. Hal itu diungkapkan peneliti Lembaga Penelitian asal Universitas Jember, Dr Yuli Wibowo yang bekerjasama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Provinsi Jatim.
Dikatakan Yuli, sedangkan kawasan industri lainnya seperti Kawasan Industri Gresik (KIG), Pasuruan Industri Estate Rembang (PIER), dan juga Kawasan Industri SIEB (Sidoarjo Industrial Estate Berbek) yang menjadi titik lokasi penelitian ternyata sudah mempunyai luasan ruang terbuka hijau yang sudah cukup memadai.
Dalam kesempatan ini, ia memaparkan beberapa hasil rekomendasi seperti pemerintah daerah harus tetap melakukan pengawasan dan pengendalian yang ketat terhadap tata ruang kawasan industri sesuai peruntukkannya sebagaimana tercantum dalam RTRW daerah.
Pemerintah daerah secara proaktif melakukan pengawasan terhadap potensi pencematan yang diakibatkan baik limbah industri maupun dari asap kendaraan bermotor. “Pemerintah perlu membuat peraturan baik itu peraturan gubernur atau bupati atau juga walikota, peraturan daerah, dan lainnya yang terkait dengan reward dan punishment bagi yang menaati peraturan atau melanggar peraturan,” katanya, Kamis (17/12).
Pemda perlu menginsetifkan pertemuan dan koordinasi dengan pemangku kepentingan, baik pihak pemerintahan, pihak pengelola kawasan industri, termasuk masyarakat setempat utnuk membahas permasalahan lingkungan dan solusinya. “Pemerintah perlu memfasilitasi terbentuknya kawasan green industrial park mulai dari perencanaan, sosialisasi, model pelaksanaan, serta monitoring dan evaluasinya,” katanya.
Sedangkan Kepala Bidang Teknologi dan Sumberdaya Alam Balitbang Jatim, Dra Asri Harijati Med PhD mengatakan, hasil penelitian ini tentunya akan tetap dilakukan perbaikan sehingga bisa bermanfaat atau dimanfaatkan bagi pengguna yang membutuhkannya. “Penelitian ini semuanya berkaitan dengan lingkungan,” katanya.
Dalam tempat yang sama juga berlangsung pemaparan dari empat hasil penelitian lainnya, seperti peneliti Dr Hari Sukarno MM asal Lemlit Universitas Jember memaparkan judul penelitian ‘Permodelan Spasial Daya Dukung Lingkungan dalam upaya Konservasi Sumberdaya Alam di Jawa Timur’.
Kemudian ada peneliti Mangku Purnomo SP MSi PhD dari Universitas Brawijaya Malang memaparkan judul penelitian ‘Pemanfaatan East Java Eco Foundation Untuk Kegiatan Konservasi Lingkungan Berkelanjutan bagi Pengembangan Desa INOTEK Terpadu.
Pemaparan selanjutnya juga ada dari peneliti Drs Sudarsono MP dari Lemlit Univesitas Negeri Jember dengan judul penelitian ‘Model Budidaya Polyculture Semi Intensif dengan Pakan Berbahan Baku Lokal’. [rac]

Rate this article!
Tags: