Saat Anjal Rayakan 17’an di Kampung Ilmu

SONY DSCSurabaya, Bhirawa
Berbagai cara dilakukan untuk merayakan Dirgahayu RI ke 69. Bagi anak-anak, lomba barang kali acara yang selalu ditunggu-tunggu setiap tahunnya. Tapi bagi anak-anak jalanan (anjal) asuhan Universitas 17 Agustus (Untag) Surabaya tour dalam kota jadi adalah pilihan terbaik.
Tour dirancang dengan mengunjungi lokasi-lokasi penting di Kota Pahlawan ini. Beberapa tujuan dipilih, antara lain, Kampung Ilmu, Bumi Moro dan Planetarium. Di Kampung Ilmu, para anjal tampak bingung dengan apa yang sedang mereka hadapi. Deretan buku yang dijual para pedagang, menjadi agak asing karena sebagian dari mereka sudah  lama putus sekolah.
Mereka pun berkesempatan memilih buku kesukaannya untuk menambah pengetahuan dan wawasan mereka. Namun pilihan justru tertuju pada majalah bekas dan komik. Satrianto misalnya, salah satu asuhan Untag ini lebih memilih Komik Sinchan. Maklum, komik jauh lebih mudah dipahami dari pada buku. Usianya kini sudah 15 tahun dan dia meninggalkan sekolah sejak kelas 5 SD.
“Ini untuk dibaca-baca saja. Karena suka dengan Sinchan,” jawabnya singkat ditanya alasan memilih komik dibanding buku.
Bagi Nanda Putra, mahasiswa Psikologi Untag yang menjadi kakak asuh Satrianto, pilihan komik atau buku itu bukan jadi soal. Yang terpenting bagi mereka ada kemauan untuk biasa membaca. Ini juga untuk mengakrabkan kembali adik asuh dengan buku.
Sebab, adik yang dia asuh rencananya akan mulai mengikuti program kejar paket A. “Selama tujuh bulan ini mereka diasuh dan mengalami perkembangannya yang cukup baik. Salah satunya mau diajak untuk sekolah,” kata dia.
Tak semua adik asuh memilih komik, Catur Febrianto misalnya, dia justru menjatuhkan pilihannya pada buku matematika. Dia memang gemar dan cukup pandai dengan pelajaran hitung menghitung itu.
Namun di tengah perjalanannya sekolah, Catur sempat terhenti pada kelas 4 SD. Namun tak lama setelah mengikuti program tersebut, Catur akhirnya kembali bersekolah di SDN Bulak Rukem 2 Surabaya.
“Dulu berhenti sekolah karena takut sama guru. Sekarang gurunya sudah keluar, ya saya sekolah lagi,” kata dia sambil tertawa.
Menurut Grace Lady yang menjadi kakak asuh Catur mengakui sikap adiknya yang sangat rajin. Bahkan dalam seminggu, Catur mau mengikuti bimbingan belajar selama enam hari dari dua lembaga berbeda.
“Jadi mereka ini sebenarnya punya potensi. Sayang pendekatan dalam mendidiknya yang kadang salah dan membuat trauma,” kata Lady yang kini duduk di bangku semester 7 Fakultas Psikologi.
Wakil Rektor I Untag Surabaya Andik Matulessy mengatakan, ada sepuluh anjal yang kini diasuh oleh mahasiswa Fakultas Psikologi.  Mereka merupakan titipan dari Dinas Sosial (Dinsos) Surabaya yang telah berjalan sejak Februari lalu. Sayang, hingga saat ini belum ada evaluasi lebih lanjut mengenai perkembangan anak.
“Saat ini kita sudah meminta kepada kakak asuh untuk merinci semua kebutuhan untuk pendidikan anjal ini. Memang sejak dititipkan disini, Dinsos belum pernah menindaklanjuti kembali. Seakan-akan beban sepenuhnya ditanggung mahasiswa,” pungkas Doktor kelahiran Bojonegoro ini. [tam]

Tags: