SAJAK LADANG JAGUNG
Oleh
Aming Aminoedhin
hari masih pagi. jalanan sepi
lewati ladang jagung. memotret diri
kembang-kembang ladang jagung
memutih. seputih rambut ini.
dedaunannya menghijau, menantang
kemarau. hijau daun bikin mata
tak galau, tak jadi risau. bagai payung
teduhkan mata memandang. terang.
sajak ladang jagung itu seluas padang,
tapi tak ikut punya. namun bikin sejuk
mata siapapun orang memandang.
sajak ladang jagung sajak rinduku
pulang kampung.
Mojokerto, 28/9/2020
Aming Aminoedhin
SUARA KLUNTHUNG BAMBU
Klunthung dari bambu di lantai dua itu terus
berbunyi. Ini tanda angin siang pada kemarau
tak mau henti. Cuaca memang panas.
Angin dibawa terasa juga panas.
Semoga korona segera bergegas pergi.
Pohon blimbing wuluh depan rumahku itu
bikin agak teduh. Menyulut imaji tentang puisi
berkali-kali. Bahkan ada separuh berasa mimpi.
Pandemi berakhir sebulan lagi.
Suara klunthung bambu terus berkelunthungan
tanpa henti, seperti memburu korona agar pergi.
Suara klunthung bambu pada siang kemarau
seakan risau, dunia dibikin kacau.
Klunthung bambu itu terus bersuara.
Mojokerto, 29/9/2020
Aming Aminoedhin
BENDERA SETENGAH TIANG
tak banyak orang memasang bendera
setengah tiang. adakah sejarah telah hilang?
atau memang lupa tanggal dan
bulan apa hari ini?
kemarau memang panas sekali, jilatan
mentari seperti api. tapi sejarah tak boleh
berubah, walau musim telah berganti.
sejarah tak boleh berubah, mesti
pait terasa di hati.
jika hari ini kibar bendera setengah tiang,
besok kibarkan bendera penuh. sepenuh
pancasila sakti. tak ada kata lupa lagi.
besok kibarkan merah putih
sepenuh hati. pancasila sakti.
Mojokerto, 30/9/2020
aming aminoedhin
ZAMAN JUMPALITAN
waktu memang terus berjalan
hari-hari terus akan berlari, dan bulan
serta tahun seperti terus berlarian
tanpa punya stasiun henti
padahal kita tahu, segalanya
akan juga berhenti sendiri
bemo dan angkutan kota kini sepi
penumpang, jika tak boleh dikatakan mati
begitu juga bis kota hampir tak berdaya
taksi konvesional sepi, taksi on-line
jadi pengganti
surat-surat dan prangko taklagi berarti
koran dan majalah terbit melemah jumlah
radio tanpa pendengar
televisi terasa tawar, mungkin hambar kini
berita internet kian mewabah
segala aturan tanpa sekat
mengumbar syahwat atau mengumpat
tanpa ada lagi arah
padahal waktu berus berjalan
zaman kian jumpalitan
hampir-hampir tanpa pedoman
barangkali hanya bekal iman
bisa jadi nahkoda pedoman
di zaman kian jumpalitan ini
Desaku Canggu, 7/4/2017
aming aminoedhin
SUNYI KELAM KALI
sunyi malam terbentang
tiba-tiba listrik padam
ada lintas suara pesawat menembus
langit kelam, gerimis malam
pertajam sunyi. lorong sepi
kampung seperti tanpa penghuni
daun belimbing wuluh
telah mengatup pada ranting
patuh pada ekosistem alam
dan ketika pagi berseri
daun-daun itu membuka kembali
sambut mentari
malam ini angin mati di sini
sesekali kelelawar melintas udara
cericitnya bikin warna
pada kelam sunyi malam ini
seperti lukisan hitam memuat
sedikit goresan warna melintas
pada kanvas
tak ada suara katak
orkestra selepas hujan
tapi cicak di plafon beranda
masih tetap bercanda
saling berkejaran
dekat lampu-lampu temaram
di beranda
begitu sunyi malam ini
seperti kelam kali
Desaku Canggu, 7/4/2017
aming aminoedhin
LUKISAN IKAN KIAN BERLOMPATAN
lama sudah lukisan tentang ikan itu
tergantung di dinding rumahku
lukisan tanpa pigura, warna coklat-kuning
digenggam. warnanya kini agak muram
tapi berjuta pesan ditawarkan
lukisan ikan itu kian berlompatan
mata ikan tak mau terpejam
mengawasi kita manusia seharian
agar tak serampangan berlaku di alam
agar tak serampangan dalam laku kehidupan
agar tak lupakan adanya Tuhan
lukisan tentang ikan itu
mungkin tak laku dijualbelikan
tapi biarkan di dinding rumahku
sendiri berdiam, awasi diri ini
tak serampangan berjalan di alam
tak lupa Tuhan
Desaku Canggu, 19/4/2017
aming aminoedhin
TERKADANG MEMANG TERASA SUSAH
terkadang memang terasa susah mengaku kalah
dalam pertarungan berbekal perhitungan
yang telah digodok demi kemenangan
meski pakai jurus segala cara, termasuk curang
hanya kata menang adalah tujuan
tapi kadang kita lupa, kata menang
memang tak lepas dari isyarat tangan Tuhan
berjuta jurus dirumuskan
patah di tengah jalan
terkadang memang terasa susah mengaku kalah
menang memang harus diperjuangkan, tapi
hati nurani harus diajak bicara dalam meniti
arah jalan kemenangan
hidup memang harus terus berjalan
hidup memang harus diperjuangkan
kalah, hanya bagian ragam kehidupan
perjuangan ke arah menang, memang
tak harus berbuat curang, sebab
kebenaran Ilahi harus jadi kendali
terkadang memang terasa susah mengaku kalah
tapi waktu telah menjawab kebenaran
Desaku Canggu, 19/4/2017
aming aminoedhin
TERASA BERAT TERNYATA
terasa berat ternyata, hidup tersanjung puja-puja
di tengah kenyataan hidup berkalung kalah
atas pertarungan dadu kehidupan nyata
terjungkal menggelepar di depan bermilyar mata
terasa berat ternyata, hidup tersanjung puja-puja
merah bermuatan berani, terjengkang
lantaran tak percaya kebesaran Ilahi
terasa berat ternyata, hidup tersanjung puja-puja
yang hanya mengejar indah dunia
terasa berat ternyata, hidup tersanjung puja-puja
berjuta nyali kau punya, akan patah
atas kehendak Ilahi
Mojokerto, 19/4/2017
BIODATA PENYAIR
aming aminoedhin
nama aslinya: mohammad amir tohar. lahir di ngawi, 22 desember 1957
alumni fakultas sastra, universitas sebelas maret surakarta, jurusan bahasa dan sastra indonesia (1987) ini, aktif kegiatan teater, dan pernah menyandang predikat “aktor terbaik” festival drama se-jatim tahun 1983 dari teater persada ngawi, pimpinan mh. iskan. pernah pula diberi predikat sebagai presiden penyair jawa timur, oleh doktor kentrung, suripan sadi hutomo, almarhum. penggagas pentas, serta koordinator malam sastra surabaya atau malsasa sejak tahun 1989 hingga 2009. Lantas malsabaru, malam sastra bagi guru se jatim (2011).
masih menjabat biro sastra dks (dewan kesenian surabaya); ketua hp-3-n (himpunan pengarang, penulis, dan penyair nusantara) jawa timur; koordinator fass (forum apresiasi sastra surabaya); sekjen ppsjs (paguyuban pengarang sastra jawa surabaya); penasehat forasamo (forum apresiasi sastra mojokerto); ketua fsbs (forum sastra bersama surabaya). aming aminoedhin, seringkali jadi juri baca puisi dan ceramah sastra di hampir semua kota wilayah jawa timur (batu-malang, ngawi, madiun, lamongan, lumajang, tuban, bangkalan, sampang, tulungagung, banyuwangi, mojokerto, dan surabaya).