Satgas TMMD,NU dan GP Anshor Tebluru Doa Bersama Rabu Wekasan

Foto : Warga Nahdhatul Ulama Desa Tebluru dan GP Anshor beserta Anggota Satgas TMMD ke-109 saat menggelar doa bersama di malam Rabu Wekasan.(Alimun Hakim/Bhirawa).

Lamongan,Bhirawa
Malam Rabu wekasan atau pungkasan, Rabu akhir dari bulan Safar, Satgas TMMD ke-109 bersama organisasi Nahdhatul Ulama Ranting Desa Tebluru dan Gerakan Pemuda Anshor menggelar doa bersama.

Doa bersama tersebut digelar untuk memohon kepada Allah SWT agar terhindar dari bala’ atau musibah.Sebab, di Hari Rabu pungkasan Allah SWT menurunkan 360.000 bala’ diturunkan ke dunia.

Hal tetsebut dijelaskan oleh Ketua Rijalul Anshor Hendi Budiono saat menggelar doa bersama yang dipimpinya di Kantor Ranting NU Desa Tebluru,Kecamatan Solokuro,Kabupaten Lamongan.

“Rabu pungkasan atau Rabu Wekasan adalah Rabu terakhir di bulan Safar sebelum Memasuki Bulan Maulid.Di hari ini, Rabu terakhir bulan Safar, adalah awal Jatuh Sakit Nabi Muhammad SAW selama 12 Hari berturut turut dan di hari Ke-12, Senin Maulid beliau Nabi Muhammad SAW wafat.”jelas Hendi Budiono kepada Bhirawa,Rabu(14/10).

Di hari itu pula(Rabu Pungkasan), lanjut Hendi, Allah SWT menurunkan ke dunia sebanyak 360.000 macam Bala’ atau musibah baik kecil atau Besar.Maka dari Itu Para Ulama menyarankan untuk Doa bersama dan bersedekah, karena diantara kekuatan dan keutamaan sedekah yaitu mampu menolak musibah,”terangnya.

Sementara itu anggota Satgas TMMD ke-109 Kopda Ade Rangga dan Pratu Imam dan beserta Satgas lainya terlihat turut hidmat mengikuti acara doa bersama.

“Sesuai dengan apa yang disampaikan ulama,pada Rabu Pungkasan ini kita dianjurkan berdoa, baik sendirian atau berjamaah dan menunaikan Sholat Hajat untuk memohon kepada Allah SWT agar dihindarkan dari segala macam bala’ (dhohir atau batin di dunia & akhirat).”ujar Kopda Ade Rangga.

Ia menambahkan, semoga kita semua,kaum muslim dan muslimah dibelahan bumi manapun, terhindar dari bala besar atau kecil dengan wasilah atau doa.”imbuhnya.

Doa bersama kemudian ditutup dengan tanja’an atau lengseran makan bersama dengan nasi langgih yakni nasi yang dulu pernah dikonsumsi Sunan Sendang Nduwur Lamongan.

Komposisinya nasi yang diurap menjadi satu dengan daun menyok,jambu,trenggulun, kepo puteh,kecambah dan urap – urap.Tampak begitu akrab para anggota Satgas bersama seluruh pengurus NU dan Pemuda Anshor setempat. [Aha/Yit]

Tags: