Sekolah Mulai Lakukan Pemetaan Peminatan Kelas

Proses tes peminatan jurusan di SMAN 16 Surabaya yang dilakukan Kamis (27/6).

Mulai TPA Hingga Gaya Belajar
Surabaya, Bhirawa
Sejumlah SMA Negeri di Surabaya mulai lakukan pemetaaaan peminatan kelas IPA dan IPS bagi peserta didik baru. Hal ini dilakukan untuk mengelompokkan siswa yang unggul secara kemampuan di bidang science, matematik maupun sosial.
Di SMAN 15 Surabaya misalnya, untuk melakukan pemetaan peminatan jurusan, ada empat aspek yang menjadi pertimbangan. Mulai minat orang tua di jurusan, minat siswa di jurusan, nilai rapor dan ujian nasional (UN) dan hasil tes Psikotes.
Tes pemetaan sendiri terdiri atas Tes Potensi Akademik(TPA), tes minat , tes kepribadian dan gaya belajar.
Wakasek Kesiswaa SMAN 15 Surabaya, Zaenal Arifin menyebut tes peminatan akan dilakukan hari ini melalui tes Psikotes. Jika hasil psikotes dan tidak sesuai dengan harapan siswa maupun orang tua, maka akan ada kosultasi dari pihak konseling sekolah, siswa dan orang tua.
Namun sebelumnya, siswa sudah melakukan pengisian angket dan blangko yang juga tersedia keteraga nilai.
“Jadi keinginan orang tua, keinginan anak, nilai rapot dan hasil psikotes jadi pertimbangan kami. Jika tidak sesuai akan kami lakukan pemanggilan yang akan di lampirkan penandatanganan surat pernyataan,”jelas Zaenal.
Di banding tahun lalu, untuk jurusan IPA diakui Zaenal kemungkinan akan berkurang. Di mana, untuk jurusan IPA yang sebelumnya 10 kelas, dan jurusan IPS dibuka dua kelas, bisa jadi akan berbeda dengan tahun ini. dengan total siswa yang diterima tahun ini sebanyak 385 siswa.
“Karena tahun ini ada zonasi, kemungkinan jumlah kelas IPA tidak sama dengan tahun kemarin. Karena kita akan menemui siswa dengan kemampuan diatas rata-rata, kemampuan sedang dan kemampuan di bawah rata-rata. Tapi kita tetap akan lihat hasil tes besok (hari ini),”ujar dia.
Kendati begitu, diakui Zaenal pihaknya merasa “diuntungkan” dengan penerapan SKS (sistem kredit semester) yang sudah dua tahun diterapkan. Di mana dalam penerapan SKS, bagi siswa dengan kemampuan diatas rata-rata akan bisa lulus dengan cepat.
Namun, bagi siswa yang biasa saja maupun di bawah rata-rata akan diberlakukan bimbingan khusus agar bisa mengejar materi yang tertinggal.
“Meskipun dalam kelas ini terasa sekali heterogen nya (kemampuan) siswa. Tapi kita diuntugkan dengan SKS ini. Karena yang pintar bisa berdiskusi dengan yang biasa saja dalam bentuk kelompok. Kalau ada siswa yang terlambat memahami materi akan kita adakan ujian ulang. Yang membedakan hanya tempo dalam menangkap materi,”urainya
Sehingga, jika dulu ada istilah “tidak naik kelas”, bagi siswa yang tidak bisa mengikuti materi pembahasan di SKS, maka istilah yang muncul adalah luls di semester 6, semester 7 dan seterusnya. “Kalau yang kemampuan diatas rata-rata ini bisa lulus dengan cepat, maka teman-temannya yang lain juga terpacu,”ujarnya.
Hal yang sama juga dilakukan SMAN 16 Surabya. Dikatakan Kepala SMAN 16 Surabaya, Roosdiantini untuk pemetaan jurusan IPA, siswa wajib mengisi surat pernyataan pemilihan peminatan jurusan. Untuk kemudian akan mengikuti tes Psikotes dan Tes Potensi Akademik (TPA). Sementara di jurusan IPS, pihaknya hanya menggunakan hasil NUN (nilai ujian nasional) dan rapot siswa. Pemetaan peminatan kelas ini akan diikuti sebanyak 350 siswa.
“Tapi kita lihat dulu kemampuan anaknya dalam IPA dan matematika. Sebelum tes, kita juga kumpulkan orang tua untuk sosialisasi pemetaan peminatan jurusan ini,”ujarnya.
Dikatakan perempuan yang akrab disapa Roos ini, untuk kelas peminatan jurusan pihaknya membuka kesempatan tersebut bagi siapapun siswa yang memang berminat untuk mengikuti tes jurusan IPA. Sebab, sejak awal penerapan sistem zonasi PPDB pihaknya menegaskan pada seluruh tenaga pendidik disekolahnya untuk memberi pelayanan dan kesempatan yang sama bagi peserta didik.
“Saya tegaskan pada guru-guru saya kalau dampak zonasi ini kita harus mulai dari awal (pola pembelajarannya). Jika dari hasil psikotes kemampuan anak parah atau dari skala 10-100, skorenya range 10-20 kita akan komunikasikan dengan bimbingan psikolog dan motivator untuk memacu dia dalam meningkatkan prestasinya,”katanya.
Sementara itu, untuk jumlah kelas jurusan IPA dan IPS sendiri akan tetap sama dengan tahun lalu. yakni, 8 kelas untuk jurusan IPA dan 2 kelas untuk jurusan IPS. Itu karena jumlah tenaga pendidik di SMA 16 Surabaya sendiri, lebih banyak guru IPA di banding sosial. “Kalaupun ada guru, kita lebih banyak guru pendidikan umum seperti guru bahasa dan guru agama. Sementara guru bantu hanya ada 3,”pungkas dia. [ina]

Tags: