Seluruh Kecamatan di Kabupaten Tulungagung Berwarna Merah

19 kecamatan di Tulungagung mulai Minggu (3/1) malam masuk dalam zona merah atau risiko tinggi penyebaran Covid-19.

Tulungagung, Bhirawa
Untuk pertama kalinya seluruh kecamatan di Kabupaten Tulungagung masuk zona merah dalam penyebaran Covid-19. Satu kecamatan terakhir, yakni Kecamatan Pucanglaban yang sebelumnya tidak pernah berwarna oranye sekalipun, kini sudah berubah warna menjadi merah.

Wakil Jubir Satgas Percepatan Penangan Covid-19 Kabupaten Tulungagung, Galih Nusantoro, Senin (4/1), menagkui jika 19 kecamatan di Kabupaten Tulungagung sudah berwarna merah. “Per tanggal 3 Januari kemarin seluruh kecamatan di Tulungagung masuk zona merah penyebaran Covid-19,” ujarnya.

Menurut dia, Kecamatan Pucanglaban yang merupakan kecamatan satu-satunya di wilayah Kabupaten Tulungagung berwarna kuning tiba-tiba langsung berubah berwarna merah. Hal ini karena ada kasus kematian akibat Covid-19. “Di sana (Pucanglaban) ada yang terkonfirmasi positif Covid-19 dan kemudian meninggal dunia, ini yang menjadikan merah,” jelasnya.

Memerahnya seluruh kecamatan di Kabupaten Tulungagung, lanjut Galih Nusantoro, membuat Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Tulungagung terus mengefektifkan pencegahan penularan virus Covid-19 yang meluas. Salah satu di antaranya dengan membatasi kegiatan masyarakat.

“Jika dulu jam malam dimulai pada pukul 23.00 WIB sampai 04.00 WIB, kemudian disempitkan lagi dimulai pukul 22.00 WIB, sekarang jam malam dimulai pukul 20.00 WIB sampai pukul 04.00 WIB. Ini semua dimaksudkan untuk mengurangi interaksi masyarakat,” paparnya.

Ditandaskan pula, saat ini tidak hanya memperketat pemberlakuan protokol kesehatan (prokes) dengan 3 M atau memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun, tetapi juga mengharuskan masyakarat untuk mengurangi aktifitas berkumpul. Dari bebeberapa kejadian warga terkonfirmasi positif Covid-19 didapat dari kerumunan.

“Kami pun belum mengaktifkan kembali relaksasi untuk tempat wisata. Sampai sekarang tempat wisata di Tulungagung masih ditutup. Begitu pun dengan pembelajaran siswa sekolah tetap menggunakan daring,” tandasnya.

Galih menyebut tren peningkatan kasus positif Covid-19 di Kota Marmer masih tinggi. Kendati tingkat kesembuhan juga tinggi tetapi belum mengimbangi kasus yang positif.

“Rata-rata yang positif Covid-19 per hari mencapai 30-an orang. Saat ini ketersediaan tempat perawatan di fasilitas kesehatan sudah mendekati penuh. Sedang untuk tempat karantina masih ada. Di RSUD dr Iskak Tulungagung saja hampir 100 persen penuh,” bebernya.

Menjawab pertanyaan, Galih Nusantoro yang juga menjabat sebagai Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Kabupaten Tulungagung ini menyatakan saat ini di Tulungagung masih didominasi klaster kelurga dan perkantoran. “Karena itu di Kantor Pemkab Tulungagung kami juga sampaikan ke OPD-OPD untuk melakukan skrining pada stafnya. Jika sakit tidak usah masuk kantir dulu. Ini untuk antisipasi klaster kantor,” pungkasnya. (wed)

Tags: