Semester I Penjualan PT SG Capai 13,63 Juta Ton

Direktur Utama PT Semen Indonesia, Rizkan Chandra memaparkan kinerja PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. [rokim/bhirawa]

Direktur Utama PT Semen Indonesia, Rizkan Chandra memaparkan kinerja PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. [rokim/bhirawa]

Gresik, Bhirawa
Total volume penjualan konsolidasi PT Semen Indonesia (PT SG) pada semester I (Januari – Juni 2016) mencapai 13,63 juta ton, termasuk penjualan domestik Thang Long Cement Vietnam sebesar 850 ribu ton. Penjualan itu mengalami kenaikan sebesar 1,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 13,42 juta ton.
Sementara itu, volume penjualan ekspor tercatat sebesar 190 ribu ton atau turun sebesar 20,1% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 237 ribu ton. Sedangkan Ekspor dari Thang long Cement Vietnam mengalami peningkatan sebesar 4,2% menjadi 410 ribu ton
Penjualan Semen Gresik di dalam negeri yang terbesar dalam bentuk kantong/bag mencapai 77%, penjualan itu didominasi sektor retail. Sedangkan penjualan dalam bentuk curah/bulk sebesar 23% yang diserap ready mix, fabricator fre cast, fiber cement dan project.
Kinerja keuangan perseroan pada semester I 2016, Pendapatan Rp12,47 triliun, turun 1,3% dibanding periode yang sama tahun 2015 sebesar Rp12,64 triliun. Beban Pokok Pendapatan Rp7,48 triliun, turun 2,0% dibanding periode yang sama tahun 2015 sebesar Rp7,63 triliun. Laba Usaha: Rp4,99 triliun, turun 0,4% dibanding periode yang sama tahun 2015 sebesar Rp5 triliun. Laba Bersih Rp1,96 triliun, turun 10,1% dibanding periode yang sama tahun 2015 sebesar Rp2,19 triliun.
Direktur Utama Semen Indonesia, Rizkan Chandra mengatakan, kondisi industri semen domestik di tahun 2016 mengalami perubahan signifikan yaitu terjadinya over kapasitas karena banyak pemain baru yang masuk. Melimpahnya pasokan memaksa para pelaku industri semen melakukan strategi tersendiri guna memenangkan persaingan, diantaranya memangkas harga jual.
Rizkan Chandra menambahkan, perseroan telah menyiapkan sejumlah rencana strategis untuk dapat memenangi persaingan. Competitive Advantage menjadi grand strategy pertama yang dicanangkan perusahaan. Strategi ini akan menjadikan perusahaan sebagai produsen dengan biaya murah melalui optimasi logistik dan efisiensi energi.
”Berbagai langkah untuk mencapai optimalisasi logistik telah ditempuh Perseroan. Hingga akhir 2015 Perseroan telah menyelesaikan  beberapa proyek strategis yaitu Packing Plan Pontianak, Balikpapan dan Lampung, Grinding Plant Dumai serta New Coal Mill di Semen Tonasa,” jelas Rizkan Chandra
Perseroan kini berkonsentrasi menyelesaikan dua pabrik baru dengan kapasitas masing-masing 3 juta ton per tahun yaitu di Rembang, Jawa tengah dan Indarung VI di Padang, Sumatera Barat. Kini proyek pabrik Rembang memasuki progres 94% sedangkan pabrik Indarung VI memasuki progres pembangunan 93%.
Dua pabrik baru ini diharapkan dapat beroperasi di akhir tahun 2016 ini. Dengan selesainya dua pabrik baru ini akan menambah kapasitas produksi perseroan menjadi 37,8 juta ton per tahun, dari kapasitas saat ini 31,8 juta ton pertahun, Semen Indonesia juga tengah memulai pembangunan pabrik baru di Aceh melalui anak usahanya Semen Indonesia Aceh dan diharapkan dapat beroperasi tahun2020.
Selain itu, perseroan juga tengah menyelasikan proyek Grinding Mill di Jawa Barat serta proyek Waste Heat Recovery Power Generation (WHRPG) dengan kapasitas 30,6 MW di pabrik Tuban. Proyek ini diharapkan  beroperasi pada akhir tahun 2016 ini. [kim]

Tags: