Serapan Bulog Tulungagung Minim Akibat Panen Mundur

Yudistira Askar

Tulungagung, Bhirawa
Serapan beras dan gabah yang dilakukan Bulog Tulungagung sampai saat ini masih terbilang minim. Di awal bulan Mei ini beras dan gabah yang terserap baru 26 persen dari target yang ditetapkan dalam tahun 2020.
Wakil Pimpinan Cabang Bulog Tulungagung, Yudistira Askar, Selasa (5/5), mengungkapkan masih minimnya serapan Bulog tersebut akibat mundurnya panen padi di Tulungagung. “Diperkirakan panen raya baru akan dimulai pada pertengan bulan Mei,” ujarnya.
Karena itu, lanjut dia, dari target Bulog Tulungagung pada tahun 2020 sebanyak 15.000 ton setara beras, baru dapat terealisasi 3.900 ton atau baru mencapai 26 persennya saja. “Tetapi kami tetap optimis target 15.000 ton pada akhir tahun 2020 dapat tercapai,” tandasnya.
Lebihlanjut ia menyatakan pada tahun-tahun sebelumnya Bulog Tulungagung sudah dapat menyerap banyak beras dan gabah petani pada bulan Maret dan April. “Mungkin pada tahun ini musim tanamnya juga mundur,” sambungnya.
Yudistira yakin pada awal bulan Juni mendatang serapan Bulog Tulungagung sudah mulai melonjak seiring dengan masa panen padi. Biasanya petani menjual beras dan gabahnya setelah dua inggu atau satu bulan pasca panen.
“Petani setelah panen butuh proses pengeringan dan penggilingan. Ini waktunya biasanya minimal dua minggu,” paparnya.
Untuk harga beras dan gabah yang diserap Bulog Tulungagung, menurut Yudistira, tetap mengikuti Permendag. Di gudang Bulog harga beras Rp 8.300 per kg. Sedang gabah kering giling Rp 5.300 per kg.
Ketika ditanya dampak pandemi Covid-19 terhadap serapan Bulog Tulungagung, Yudistira mengatakan tidak terlalu besar kendati diakui ada pengaruhnya. Terutama serapan yang dilakukan pemerintah daerah untuk penanganan Covid-19. “Mereka (pemerintah daerah) tidak membeli dari Bulog, tetapi pengadaan sendiri langsung pada petani,” terangnya.
Sejauh ini, lanjut dia, belum ada permintan komoditi beras dari empat pemerintah daerah wilayah kerja Bulog Tulungagung, kecuali Pemkab Trenggalek. “Yang Pemkab Trenggalek kemarin menghubungi kami katanya mau mabil 10 ribu paket sembako dari Bulog untuk bansos,” tuturnya.
Untuk persediaan ketahann beras pemerintah pun yang setiap pemerintah daerah mendapat sebanyak 100 ton beras beber Yudistira belum ada pula yang mengambilnya. “Tetapi kami tetap menyiapkannya,” ucapnya. (wed)

Tags: