Sesaji Bersih Nagari Masih Jadi Rebutan Warga Tulungagung

Sebagian warga Tulungagung berebutan makanan dan buah-buahan yang tersaji di gunungan Buceng Lanang dan Buceng Wadonm Jumat (18/11).

Sebagian warga Tulungagung berebutan makanan dan buah-buahan yang tersaji di gunungan Buceng Lanang dan Buceng Wadonm Jumat (18/11).

Tulungagung, Bhirawa
Prosesi acara bersih nagari di Kabupaten Tulungagung kembali digelar, Jumat (18/11). Sebagian warga setempat pun menyambut gembira gelaran acara menyambut peringatan hari jadi Kabupaten Tulungagung yang kini memasuki usia yang ke-811.
Bersih nagari yang menyajikan sesaji yang disebut gunungan tumpeng raksasa bernama Buceng Lanang dan Buceng Wadon menjadi daya tari tersendiri bagi warga Tulungagung. Mereka masih merawat tradisi. Utamanya, saat acara memperebutkan sesaji yang berada di Buceng Lanang dan Buceng Wadon. Karenanya, begitu usai acara ritual bersih nagari di Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso warga saling berebutan untuk mendapatkan bagian sesaji itu.
Buceng Lanang berisi beraneka makanan hasil bumi Tulungagung. Sedang Buceng Wadon terdapat sesaji berupa aneka buah-buahan.
Sebagian warga Tulungagung masih percaya jika aneka makanan dan buah-buahan yang tersaji di Buceng Lanang dan Buceng Wadon itu membawa berkah. Dengan memakan sebagian aneka makanan dan buah-buahan tersebut mereka berharap dalam setahun kedepan mendapat keselamatan dalam hidup dan murah rezeki.
Prosesi acara kirab bersih nagari tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Jika tahun lalu, dua tumpeng raksasa itu dikirab dari halaman Pemkab Tulungagung menuju Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso melalui jalan depan SMPN 1 Tulungagung, kemarin melalui perempatan TT (Tulungagung Theatre) yang merupakan lokasi titik 0 (nol) km Kota Tulungagung.
Peserta kirab pun ada yang berjalan kaki, ada pula yang menggunakan becak yang telah disediakan. Pesertanya sebagian besar adalah PNS ingkup Pemkab Tulungagung. Mereka semua mengenakan beskab pakaian adat Jawa.
Bupati Tulungagung, Syahri Mulyo SE MSi, saat memberi sambutan dalam bahasa Jawa mengatakan peringatan Hari Jadi Kabupaten Tulungagung ke-811 merupakan momentum bagi pemerintah daerah setempat untuk terus berbenah dan meningkatkan kinerja. Salah satu yang diutamakan adalah peningkatan pelayanan pada masyarakat.
Peringatan Hari Jadi Tulungagung yang selalu digelar pada tanggal 18 November menurut sejarahnya mengacu pada Prasasti Lawadan yang terdapat di Desa Wates Kecamatan Campurdarat. Dalam prasasti itu tertulis Sukra Suklapaksa Mangga Siramasa, yang artinya Jumat Pahing 18 November 1205.
Prasasti Lawadan dikeluarkan atas perintah Raja Daha terakhir, Paduka Sri Maharaja Sri Sarwweswara Triwikrama Warata Nindita Srengga Lancana Digjaya Tungga Dewanama atau lebih dikenal dengan sebutan Sri Kretajaya atau Raja Kertajaya. Pada waktu itu, Raja Kertajaya merasa berkenan atas kesetiaan warga Thani Lawadan terhadap raja ketika terjadi serangan musuh dari sebelah timur Daha. [wed]

Tags: