Simulasi Pesta Demokrasi Sasar Sekolah

Maria Grace Lusiana (Pemilih Pemula) SMK ST. Louis Surabaya, memasukkan surat suara di kotak pemilihan.

Surabaya, Bhirawa
Musim pilkada serentak tahun ini menjadi agenda khusus Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam menyosialisasikan ‘pesta demokrasi’ yang akan digelar Juni mendatang. Salah satu, yang mendapat perhatian lebih KPU adalah pemilih pemula.
Kepala Divisi Sumber Daya Manusia KPU Jatim Gogot Cahyo Baskoro menuturkan, pemilih pemula mempunyai peran yang sangat signifikan dalam partisipasi pemilu maupun pilkada. Bertempat di auditorium SMK St. Louis Surabaya, KPU bekerjasama menggelar sosialisasi dini dan simulasi pencoblosan terhadap pemilih pemula.
“Sekolah menjadi salah satu segmen prioritas kami bersama dengan 10 segmen lainnya dalam sosialisasi dan simulasi pencoblosan ini” ujarnya.
Lebih lanjut Gogot mengatakan, basis pemula tidak hanya berada di lingkungan keluarga, melainkan di lingkungan pendidikan. “Kita mewadahi teman-teman pemilih pemula melalui kegiatan seperti talkshow dan simulasi” tutur dia.
Ia menjelaskan ada sepuluh segmen yang menjadi prioritasnya seperti, pemilih disabilitas, kelompok marjinal, pewarga internet , dan lain sebagainya. Ia berpendapat dengan diadakannya sosialisasi sedini mungkin, akan lebih mudah bagi penyelenggara dalam melakukan tugasnya. Hal tersebut dilatar belakangi karena, pemilih pemula mempunyai kesadaran dan tanggung jawab dalam penentuan kepemimpinan di masa depan.
Gogot yang juga Parmas KPU Jatim ini menghimbau berbagai pihak untuk tidak memberikan informasi-informasi yang bersifat menyesatkan kepada pemilih pemula. “Jangan ada propaganda dari pihak yang tidak bertanggung jawab dengan mengeluarkan isu golput adalah pilihan” tuturnya.
Selain isu golongan putih (Golput) merupakan sebuah pilihan, pihaknya mengakui jika isu Golput selalu terjadi di waktu musim pilkada. Seperti golput sebagai bentuk wujud kritik kepada sistem pemerintahan dan sebagainya, yang dianggapnya sebagai hal yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. “Golput bukan solusi terbaik untuk merubah sistem pemerintahan lebih baik” katanya
Maria Grace Lusiana (18), salah satu siswi SMK St Louis Surabaya adalah salah satu calon pemilih yang akan menyumbang hak suaranya pertama kali di Pilgub juni mendatang. Ia menganggap, acara yang diadakan oleh KPU memberikan wawasan kepada pemilih pemula, khususnya dirinya sendiri. Ia menilai jika kampanye seperti mendatangi sekolah-sekolah untuk sosialisi lebih efektif dan bermamfaat dibandingkan dengan membuat sebuah panggung untuk popularitas.
Sebagai pemilih pemula, Maria memanfaatkan peran internet dan sosmed dalam mencari informasi mengenai track record pasangan calon (Paslon). Ia memaparkan, bahwa demokrasi saat ini sudah tidak berlaku lagi dalam menggunakan money politik untuk sebuah ambisi kemenangan saja.
“Saya lebih tertarik memilih Paslon karena program, kampanye dan prinsip yang dibawakannya” pungkasnya. [ina]

Tags: