Sistem “Blanded Learning” Transformatif

Oleh :
Ahmad Muflihin, S.Pd
Guru Bahasa Inggris SMA N 1 Karangrayung, Grobogan 

“Mendidik adalah tanggung jawab setiap orang terdidik. Berarti juga, anak-anak yang tidak terdidik di Republik ini adalah “dosa” setiap orang terdidik yang dimiliki di Republik ini. Anak-anak nusantara tidak berbeda. Mereka semua berpotensi. Mereka hanya dibedakan oleh keadaan.”
Anies Baswedan, Indonesia Mengajar
Urgensi pendidikan di Indonesia yang termanifestasikan dalam sekolah formal dan non-formal memang menjadi suatu kebutuhan yang tidak dapat tawar. Hal ini juga menjelaskan bahwasanya seluruh kaum terdidik memiliki tanggung jawab penuh terhadap orang-orang yang tidak terdidik atau tidak mendapatkan pendidikan secara layak. Pendidikan menjadi fondasi bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk membentuk pola pikir dan prilaku yang akan menjadikan Indonesia maju atau terbelakang. Inilah yang menjadi realitas pendidikan, betapa sangat dibutuhkan pendidikan bagi rakyat Indonesia.
Rakyat Indonesia sebagian besar telah mendapatkan pendidikan mulai dari SD-SMA, bahkan Perguruan Tinggi. Hal ini didukung pula dengan adanya program wajib belajar sembilan tahun yang sudah terlaksana. Kemudian, Presiden Jokowi mencangkan program nawacita yang mewajibkan rakyat Indonesia wajib belajar 12 tahun, walaupun masih dalam koridor wacana. Hal ini tentu mendukung perkembangan pendidikan agar dapat meluas di berabagi tempat di Indonesia.
Islam juga memberikan perspektif yang bersifat mendukung. Hal ini dijelaskan dalam al-Qur’an surat al-‘alaq: 1-5, “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya” (QS. al-‘alaq: 1-5). Pendidikan menjadi poin yang sangat penting dalam dinamika kehidupan.
Dalam konteks pendidikan, ada beberapa komponen yang sangat dibutuhkan agar kualitas pendidikan dapat dikembangkan, salah satunya adalah sebuah sistem. Sistem pendidikan menjadi sebuah pilar yang memiliki urgensi dalam rangka menciptakan suasana pendidikan yang bagus dan progresif. Selain itu model pembelajarn yang bagus akan memberikan rangsangan bagi siswa untuk lebih aktif dan kreatif dalam berfikir. Sugihartono dkk (2007: 81) menyatakan bahwa implementasi berbagai model pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh para pendidik untuk menyampaikan ilmu dan pengetahuan, mengorganisasi dan meciptakan sistem lingkungan dengan berbagai metode sehingga peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien dengan hasil yang optimal.
Dari E- Learnig ke Blanded Learning
Majunya perkembangan teknologi di era ini sudah merambat ke dunia pendidikan. Para pendidik juga mencoba berfikir memberikan model pembelajaran dengan sistem E-learning. E-learning dapat dilakukan yang mana pembelajaran di kelas bisa dialihkan ke dunia maya. Rosenberg (2001) menekankan bahwa E-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. E-learning dalam makna yang lebih luas dapat menjurus kepada pembelajaran formal dan informal.
Namun dalam implementasinya ternyata E-Learning saja tidak cukup karena masih terdapat berbagai kendala. Dengan E-Learning tidak adanya interaksi dalam proses pembelajaran. Proses belajar mengajar tentu membutuhkan suatu sistem yang dapat melakukan proses secara dua arah. Feedback tentu diperlukan agar hasil belajar lebih baik dan sempurna. Walaupun banyak materi yang didapat dengan menggunakan E-Learning, proses belajar yang dapat dilakukkan dimana saja dan kapan saja namun tetap saja kurang efektif dan efisien.
Sagala (2006: 161) pembelajaran dengan cara memanfaatkan berbagai variasi media (multimedia) dengan materi yang menarik dapat meningkatkan antusiasme peserta didik dalam proses pembelajarnnya. Oleh sebab, itu dalam menciptakan sebuah model pembelajaran yang transformatif model pembelajaran Blanded Learning hadir untuk menciptakan model pembelajaran yang tidak monoton.
Blended Learning dikembangkan untuk menyempurnakan metode E-Learning. E-Learning dan Blended Learning dapat menjadi solusi mengatasi masalah pendidikan di Indonesia dalam hal perataan pendidikan di Indonesia. Metode E-Learning sedang dijalankan dalam sistem pendidikan di Indonesia dan akan melakukan transformasi ke Blended Learning. Rovai and Jordan dalam Udin Saefudin Sa’ud, (2004: 3) model blended learning pada dasarnya merupakan gabungan keunggulan pembelajaran yang dilakukan secara tatap muka (face to face learning) dan secara virtual (e-learning). Pembelajaran online atau elearning dalam blended learning menjadi perpanjangan alami dari pembelajaran ruang kelas tradisional yang menggunakan model tatap muka (face to face learning). Perkembangan model pembelajarn yang transformatif ini semoga dapat menjadi sebuah acuan untuk membentuk generasi emas milenial dalam membangun bangsa Indonesi. Wallahu’alam bi As Shawab.
———– *** ————

Tags: