Sistem Rotasi Siswa SDN 1 Dawuhan Ditentang Pengamat Pendidikan

Irfan Djunaidi

Situbondo, Bhirawa
Program rotasi siswa yang digagas SDN 1 Dawuhan Kecamatan Kota Situbondo ditentang pengamat pendidikan asal, Irfan Djunaidi. Pasalnya, sistem rotasi siswa banyak sisi kelemahannya. Selain itu, sistem rotasi siswa akan membuat siswa lain akan merasa minder karena dikelompokkan dalam suatu kelas tersendiri.
Menurut Irfan, mencetak siswa yang cerdas itu merupakan tugas utama guru agar setara. Jika dibedakan, termasuk diskriminasi dalam dunia pendidikan. Bahkan jika itu dipaksakan dijalankan oleh SDN 1 Dawuhan, siswa menimba ilmu di sekolah akan sia sia. Itu semua merupakan tugas pendidik agar semua siswa bisa bersaing menjadi anak yang cerdas.
“Tugas guru agar semua siswa memahami apa yang diajarkan. Jadi jika kebijakan sistem rotasi dilanjutkan, selamanya siswa yang tidak pintar akan tertinggal dan sulit untuk mengikuti perkembangan pelajaran,” jelas.
Guru sebagai pendidik, lanjut Irfan, memiliki tugas untuk mencerdaskan anak yang tidak pintar agar menjadi siswa yang pintar. Maka setiap siswa memiliki hak dan kewajiban yang sama kecuali siswa yang cerdas membayar biaya pendidikan dengan dana yang lebih besar patut untuk dipahami.
“Boleh dibedakan kalau yang pintar membayar biaya pendidikan lebih tinggi. Tetapi jika membayar dengan nominal yang sama, jangan dilakukan program rotasi,” imbuh Irfan.
Dalam pandangan Irfan, untuk membedakan kecerdasan setiap siswa sangat mudah karena hanya cukup dilihat dari keseharian selama di sekolah. Justru jika dibedakan antara siswa akan mengakibatkan mental dan spychologis anak yang tidak pintar akan menurun.
“Saya tak setuju kalau dibedakan karena itu bisa masuk ranah diskrimnasi. Dulu jaman saya pernah diusulkan, tetapi saya tidak setuju karena dengan program rotasi itu membuat sistem pendidikan tidak setara. Antara yang pintar dan tidak pintar akan jomplang,” tutur Irfan.
Sebelumnya perwakilan guru SDN 1 Dawuhan, Erick Indranata menegaskan, tujuan diadakan rotasi siswa murni untuk peningkatan prestasi siswa di kelas. Selain itu, sistem rotasi untuk merubah kebiasaan lama terutama sejak di kelas II menuju kelas III yang tidak muncul kompetisi meraih prestasi. Dengan sistem rotasi ini ada kompetisi disetiap kelas dan belajar siswa semakin giat.
“Kalau dirotasi ada kompetisi dari siswa peringkat 1 dengan siswa kelas lain yang juga di peringkat 1. Kami optimis dengan rotasi siswa ini ada pemerataan persaingan diperingkat prestasi siswa,” ujar Erick.
Sementara itu, Joko Widianto, Ketua Komite SDN 1 Dawuhan, membantah keras jika program rotasi siswa ditentang sebagian besar wali murid. Yang benar, hanya sebagian kecil wali murid asal kelas IV yang mengaku keberatan dengan program rotasi. ”Kebijakan rotasi siswa ini Tupoksi dari sekolah. Sedangkan kami pengurus Komite hanya menjembatani persoalan wali murid dengan sekolah,” pungkas Joko. [awi]

Tags: