Siswa Suka Cita saat Uji Coba PTM

Pembelajaran Tatap Muka di SMPN 1 Lumbang. [[wiwit agus pribadi]

Probolinggo, Bhirawa
Sepekan sudah, ada 10 lembaga sekolah di lima kecamatan yang sudah memulai uji coba Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Protokol Kesehatan (Prokes) pun diterapkan. Mulai dari kewajiban memakai masker, sampai tempat parkir dibuat banyak titik cegah kerumunan. Uji coba PTM ini mendapat respons positif dari siswa yang sebagaian besar ingin masuk sekolah.
Seperti terpantau di SDN Lumbang 2 dan SMPN 1 Lumbang. Begitu bel masuk sekolah berbunyi pukul 07.00 WIB, siswa kelas VII SMPN 1 Lumbang bergegas ke ruang kelasnya masing – masing. Di depan pintu kelas itu, sudah ada guru yang menunggu dan mengawasi. Karena, semua siswa yang hendak masuk kelas, wajib mencuci tangan lebih dulu.
Tempat cuci tangan itu, terpasang di tiap depan kelas masing – masing. Antrean tempat cuci tangan tidak panjang, karena dalam satu kelas hanya berisi sekitar 15 siswa. Kemudian, suasana ruang kelas tampak tidak terlalu ramai. Wajar, jumlah siswa dalam satu kelas itu berkurang separo dari kondisi normal.
Dalam ruang kelas itu, satu meja untuk satu siswa. Ada jarak juga antar meja itu, baik ke samping maupun ke depan belakang. Untuk siswa SMPN 1 Lumbang, tampak mengenakan masker saja. Namun ada juga siswa yang memakai face shield.
“Semua wajib pakai masker. Kalau tidak bawa masker saat masuk ke sekolah, disuruh pulang untuk mengambil. Karena kami (sekolah) sudah bagikan masker gratis ke para siswa,” kata Sujak, Kepala SDN Lumbang 2.
Sujak mengatakan, total ada 150 siswa kelas I sampai kelas VI. Di tengah pandemi Covid-19 ini, PTM dengan kuota dalam satu ruang kelas separuh. Sehingga, hanya sekitar 75 siswa yang kemarin datang ke sekolah untuk belajar tatap muka selama tiga jam. Sedangkan, sisanya dijadwalkan hari esoknya (hari ini, red). Begitu juga hari – hari berikutnya terus bergantian.
“Dalam seminggu, kalau tidak ada tanggal merah, siswa itu belajar tatap muka di sekolah tiga kali. Karena aturannya dalam satu kelas, jumlah siswanya 50% dari kapasitas,” terangnya.
Halimah Febrianti, salah satu siswa kelas VI SDN Lumbang 2 mengaku, senang sekali bisa belajar di sekolah lagi bersama teman – temannya. Sudah lama tidak belajar di sekolah dan kumpul bersama teman. Selama pandemi Covid 19, dirinya dan teman lainnya belajarnya melalui Daring (dalam jaringan).
“Sudah capek belajar Daring dan lebih sulit. Sehingga saat ada pengumuman bisa masuk sekolah lagi, senang rasanya. Saya dan teman – teman juga siap mengikuti aturan Prokes supaya bisa tetap belajar di sekolah,” ungkap siswa asal Desa Lumbang itu.
Kondisi hampir sama diterapkan di SMPN 1 Lumbang. Bahkan, untuk mencegah kerumunan, pihak sekolah pun membagi tempat parkir kendaraan di lima titik. Satu titik, khusus untuk guru dan petugas sekolah. Empat titik itu, untuk parkir kendaraan siswa. Sehingga, mereka pun saat datang parkirkan motornya tidak sampai berkerumun.
“Termasuk waktunya pulang, kami beri jeda antar kelas. Nanti digilir ruang kelas dekat parkir lebih dulu keluar kelas, terus selang 2 sampai 5 menit, giliran siswa ruang kelas lainnya,” kata Mujiono, Kepala SMPN 1 Lumbang.
Mujiono menambahkan, ada sekitar 100 siswa yang masuk PTM di sekolah kemarin. Mereka kelas VII semua. Keesokan harinya giliran kelas VIII dan hari ketiga giliran siswa kelas IX. Karena, kelas VII, VIII dan IX masing-masing ada empat kelas rombongan belajar. Karena pandemi Covid 19, pembelajaran dipecah jadi delapan ruang kelas.
“Kami juga sudah memilah guru yang bisa mengajar di sekolah. dari 20 guru, hanya delapan guru yang dari zona hijau dan bisa PTM,” terangnya.
Nia Heni Oktavira, kelas VII SMPN 1 Lumbang mengatakan, orang tua dari rumah sudah ingatkan untuk pakai masker. Di sekolah, Prokes mulai dari masuk gerbang sekolah cek suhu, cuci tangan dan masker tidak boleh dilepas. ”Sudah lama ingin sekali bisa masuk sekolah di SMPN 1 Lumbang ini. sejak lulus SD, menunggu cukup lama untuk bisa rasakan sekolah tingkat SMP,” tambahnya. [wap]

Rate this article!