Situs Sejarah Desa Pendem Kota Batu, Peninggalan Abad 10 Masehi

Warga dan Dinas Pariwisata Kota Batu tengah menggali penemuan sejarah di Gang Keramat Dusun/Desa Pedem, Kecamatan Junrejo Kota Batu.

Kota Batu, Bhirawa
Arkeolog Universitas Negeri Malang, Dwi Cahyono mengatakan bahwa temuan tumpukan batu bata di Gang Keramat Dusun/Desa Pendem, Kecamatan Junrejo Kota Batu diduga kuat adalah peninggalan zaman Hindu Budha pada abad sekitar 10-14 Masehi. Hal ini menyusul ditemukannya peninggalan sejarah berupa tumpukan batu bata berukuran lebar 25 cm, panjang 35 cm dan ketebalan 10 cm di Desa tersebut beberapa waktu lalu.
Lamanya untuk mengidentifikasi sejarah dari temuan itu karena para Arkeolog harus melakukan penelitian dan kajian untuk mengungkap nilai sejarah dalam batu bata di Desa Pendem tersebut. Dan hasilnya, diduga kuat bahwa batu bata tersebut merupakan peninggalan zaman Hindu Budha pada abad sekitar 10-14 Masehi. Hal ini bisa dilihat dari tiga penemuan benda-benda bersejarah sekitar tahun 2000an.
“Untuk penemuan batu bata tersebur agak sulit untuk menetapkan peninggalan dari kerajaan apa. Tapi harus dijawab jika peningalan tersebut merupakan abad 10 masehi keatas,” ujar Dwi Cahyono saat dikonfirmasi, Rabu (27/11).
Ia menerangkan, yang perlu dipertanyakan bukan dari peninggalan siapa. Tapi kenapa di areal tersebut (Desa Pendem) banyak peninggalan sejarah lainnya yang ditemukan sebelumnya.
Dosen UM ini sebelumnya tahun 2000 awal ada tiga lokasi penemuan benda bersejarah yang berdekatan dengan aliran sungai Brantas dan Gunung Wukir. Yakni di sebelah Selatan Sungai Brantas penemuan berupa lesung batu atau wadah air dari batu kali.
Kemudian di sebelah Baratnya, penemuan kedua di areal persawahan juga ditemukan adanya yoni dan struktur bata besar berserakan berupa kreweng dan gerabah. Sedangkan di areal ketiga di sebelah Utaranya juga ditemukan yoni dan arca. “Nah artinya di Pendem sejak masa Hindu Budha menjadi ereal hunian masyarakat yang menganut Hindu sekte Siwa,” jelas Dwi.
Temuan di Pendem ini juga dikuatkan dengan tenemuan-tenemuan di areal Desa tetangganya. Misalnya, di Desa Junrejo yang menemukan Punden Kajang, kemudian juga ada Batu Besar Jurang Miring yang lokasinya ada di dekat Kampus 3 UIN Maliki. “Selain itu sebelumnya juga telah ditemukan prasasti Sangguran di Desa Junrejo,”tambah Dwi.
Artinya, daerah Pendem dan sekitarnya memang areal hunian yang paling tidak sudah menjadi areal ramai sejak abad 10. Bahkan mungkin sudah ada sebelumnya. Tak hanya itu areal tersebut juga menjadi areal subur karena dilewati Sungai Brantas dari dulu hingga saat ini. Sehingga menguatkan jika areal itu adalah areal pemukiman abad 10.
Sementara untuk bentuk bangunan yang ditemukan, diungkap Dwi merupakan satu bangunan pagar. Dengan kemungkinan berupa bagian pagar permukiman atau pagar bangunan suci. Melihat dari penemuan sebelumnya adanya reruntuhan bangunan candi di Desa Pendem.
Sementara itu, Kabid Kebudayaan Disparta Kota Batu Winarto mengatakan dari penemuan awal struktur batu bata tersebut akan ditindak lanjuti dengan melaporkan ke BPCB Trowulan. Selain itu juga akan berkonsultasi dengan tim ahli yang ada.
“Kami masih akan laporkan serta malakukan uji lab dari temuan batu bata tersebut. Untuk kemudian bisa diketahui batu bata tersebut merupakan peninggalan tahun berapa,” ujar Winarto.
Diketahui, adanya tumpukan batu bata bersejarah ini ditemukan pertama kali oleh warga Desa Junrejo bernama Anton Adi Wibowo, 40th, Senin (25/11) kemarin. Awalnya Anton berniat menanam pohon alpukat di lokasi tersebut. Namun setelah melakukan penggalian sedalam sekitar 40 cm, ia mendapati tatanan batu bata yang tak sama dengan batu bata yang ada pada saat ini. Iapun melaporkan temuannya ini kepada Aparat Desa setempat.(nas)

Tags: