SMK Jatim Jajaki Kerjasama dengan Industri Perkapalan

smk-jatimPemprov Jatim, Bhirawa
Pendidikan menengah kejuruan alias SMK masih menjadi prioritas Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim dalam menata program di 2017 mendatang. Menyusul revitalisasi SMK yang dicanangkan pemerintah pusat, Dindik Jatim terus membuka jalan untuk mendekatkan SMK pada dunia industri.
Kabid Pendidikan Menengah Kejuruan (Dikmenjur) Dindik Jatim Dr Hudiyono mengatakan, saat ini pihaknya tengah melakukan penjajakan kerjasama dengan industri perkapalan di Batam. Ke depan, industri ini akan menyiapkan instruktur untuk melatih siswa SMK dalam bidang teknologi perkapalan serta kurikulum pengajaran.
“Kami siapkan pembukaan kelas di Surabaya. Sementara untuk pelatihan kurikulum dan penyiapan tenaganya. Pihak industri nanti dikirim ke Surabaya,” tuturnya. Hudiyono menyatakan, pembukaan kelas ini menggunakan ruang kelas SMK yang sudah ada tanpa perlu membuka kelas baru.
Dalam satu kelas itu, lanjut Hudiyono, akan diisi 30 siswa SMK yang memiliki program keahlian terkait perkapalan. “Pembukaan kelas ini akan kami sesuaikan dengan program keahlian yang ada di SMK-SMK Jatim. Bukan membuka kelas baru,” katanya. Yang jelas, penjajakan kerjasama ini untuk menyiapkan tenaga terampil di bidang industri perkapalan.
Sebelumnya, Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Kemendikbud Mustaghfirin Amin juga mengatakan, Indonesia memerlukan enam bidang prioritas yang bisa dikembangkan melalui SMK. Selain pariwisata, ada juga program maritim, ketahanan pangan, industri kreatif, energi, serta kontruksi. Melalui SMK, dia berharap tenaga kerja yang berkompetensi di bidang-bidang prioritas itu bisa dilahirkan.
“Sehingga tenaga kerja kita mampu bersaing dengan tenaga kerja lain, semua aspek harus ditingkatkan,” katanya.
SMK harus bergerak untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas. Salah satunya adalah memperbanyak kerjasama. Pada abad 21 saat ini, jelas dia, ada empat hal yang harus menjadi perhatian SMK. Pertama, SMK harus mampu berpikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah. Artinya, sekolah harus menghasilkan lulusan yang bisa critical thinking and problem solving tersebut.
Caranya, jelas dia, kemampuan berbahasa harus diperkuat. Demikian juga kemampuan menghitung, beradaptasi, serta kemampuan mengevaluasi sebelum melakukan tindakan. Kedua, SMK harus kreatif dan inovatif. Di antaranya melalui billingual secretary. Itu menjadi cara kreatif agar siswa memiliki kemampuan yang mengglobal.
“Diberi kemampuan berbahasa Inggris, lalu cantumkan di kartu nama bahwa saya sekretaris dwibahasa,” jelasnya.
Terkait dengan bahasa Inggris, pemerintah sudah menyiapkan dana blockgrant untuk lebih dari 1000 siswa dapat mengikuti TOEIC (The Test of English for International Communication). “Guru juga harus ditingkatkan kemampuannya,” katanya.
Ketiga, SMK harus menjalin kolaborasi atau kerjasama dengan siapapun dan apapun jurusannya. Tidak kalah penting, imbuh dia, adalah komunikasi. Poin keempat ini bisa dilakukan dengan mengundang guru dari industri untuk mengomunikasikan project yang digarapnya. “Sekolah harus bisa berkomunikasi dengan baik,” terangnya. [tam]

Tags: