Standarisasi Adalah Kunci Sukses Masuki MEA

FOTO SEMINAR MEAPemprov Jatim, Bhirawa
Dalam menghadapi era masyarakat Ekonomi Asean  (MEA), kuncinya terletak pada standarisasi. Sebab, di era globalisasi tersebut segala macam barang/urusan nantinya dituntut harus memenuhi standar nasional maupun standar internasional.
Wakil Gubernur Jatim Drs. H. Syaifullah Yusuf yang akrab disapa Gus Ipul mengatakan, standarisasi menjadi penting karena standar merupakan syarat bagi keluar masuknya arus barang atau jasa yang akan  beredar atau diperdagangkan pada MEA tahun 2015 nanti.
Sebagai contoh, saat ini seminar dapat dilaksanakan atau diadakan di dalam  di Masjid, berarti cara pandang masyarakat sekarang sudah berbeda dengan cara pandang masyarakat tempo dulu. Seminar bisa dilaksanakan di dalam masjid, karena masjid itu sendiri sudah memenuhi standar nasional tetapi belum memenuhi standar internasional.
“Kalau dulu, Masjid hanya digunakan sholat atau berzikir, tetapi saat ini sudah bertambah fungsi yakni bisa untuk membahas masalah sosial budaya maupun digunakan sebagai tempat musyawarah tentang kesejahteraan ummat,” katanya dalam pengarahan seminar sehari ” Mengantisipasi Dampak pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) bagi Umat Islam Indonesia di Ruang Al-Marwah Masjid  Nasional Al-Akbar Surabaya, Selasa (9/12).
Dikatakannya, standarisasi menjadi penting untuk ditingkatkan. Misalkan saja jika saat ini masjid Al-Akbar Surabaya berstandar nasional, maka untuk ke depan ditingkatkan lagi menjadi standar internasional. “Yaitu di masjid ini harus ada atau disediakan kursi roda, harus ruang untuk bisa untuk mengakses keluar baik itu akses informasi maupun jumlah kegiatan yang ada di masjid selama berdiri sampai sekarang,” katanya
Begitu juga dengan barang- barang yang akan diperdagangkan pada MEA nanti, karena MEA adalah masa kompetisi atau persaingan yang ketat dan canggih serta harus pandai-pandai dalam mensiasati serta mencari celah, satdarisasi harus diutamakan dalam setiap jasa atau barang yang akan dijual.
“Jawa Timur merupakan provinsi memiliki pasar yang besar, untuk itu harus bisa memanfaatkan peluang yang ada dengan meningkatkan mutu produksi dan SDM kita. Semua itu kita lakukan untuk dapat merebut pasar dan memenangkan dalam persaingan ekonomi Asean nanti,” jelasnya.
Selain standarisasi, tambahnya, masalah serius yang harus ditangkap dan ditingkatkan adalah masalah koneksitas, daya saing suplai, kompetinsi SDM serta masalah persaingan dalam merebut pasar dan meningkatkan cara strategi dalam menarik investor  agar mau menanamkan modalnya di jatim.
Sedangkan Direktur Utama MAS Endro Siswantoro mengatakan, penduduk jawa Timur 95 persen adalah muslim. Lambat laun mereka pasti akan terkena dampak pemberlakuan MEA. Karena itulah, salah satu tujuan dari seminar ini membedah dampak negatif maupun positif pemberlakuan MEA. Dengan demikian,  untuk menghadapi MEA ini umat Islam Jawa Timur sudah melakukan persiapan sekaligus mengevaluasi apa yang telah kita kerjakan.
Menurut Endro, MEA akan menjadi babak baru bagi perkembangan perekonomian negara-negara khususnya di kawasan Asia Tenggara, sekaligus memberikan harapan akan prospek dan peluang bagi kerjasama ekonomi antar kawasan dalam skala yang lebih menakjubkan lagi.
“Dibutuhkan persiapan serta pertimbangan strategis atas berbagai fakta kondisi perekonomian, pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi di beberapa negara anggota ASEAN yang sangat beragam,” katanya.
Ditambahkannya, selain itu perlunya strategi khusus bagi negara anggota ASEAN untuk terus memacu keaktifan perekonomian domestiknya agar maju sejajar, minimal mereka dapat menyeimbangkan posisi kesiapan ekonominya dalam proses integrasi ekonomi 2015 nanti.
Kondisi tersebut diperlukan mengingat kondisi ekonomi di masing masing negara relative tidak sama dengan negara anggota lain yang terlihat mapan secara ekonomi. Kerjasama ekonomi ASEAN mengarah kepada pembentukan komunitas ekonomi ASEAN  sebagai suatu integrasi ekonomi kawasan ASEAN yang stabil, makmur dan berdaya saing tinggi, baik di bidang produksi, jasa maupun tenaga kerja. [rac]

Tags: