Suara Setnov Meroket, Tujuh Caketum Lakukan Aksi Penghadangan

Tim sukses kubu Caketum Parta Golkar Setya Novanto saat memberikan keterangan pers untuk menangkal isu negatif yang menerpa jagoan mereka di munaslub, Minggu (15/5).

Tim sukses kubu Caketum Parta Golkar Setya Novanto saat memberikan keterangan pers untuk menangkal isu negatif yang menerpa jagoan mereka di munaslub, Minggu (15/5).

Bali, Bhirawa
Meski pemilihan Caketum Partai Golkar dalam Munaslub Partai Golkar di Bali kurang satu hari, namun kondisi sidang pleno untuk menentukan voting terbuka atau tertutup berjalan memanas. Ini setelah tujuh Caketum masing-masing Ade Komarudin (Akom), Azis Syamsudin, Erlangga Hartarto, Syahrul Yasin Limpo, Indra Bambang Utoyo, Mahyudin serta Priyo Budi Santoso ramai-ramai menghadang Setya Novanto yang memilih untuk voting terbuka dengan alasan lebih fair.
Akom (Ade Komarudin) kepada wartawan menegaskan jika dalam setiap pemilihan Caketum, selalu dilakukan dengan sistem tertutup. “Hal itu sudah diatur dalam AD/ART Partai Golkar. Kalau dipaksakan kami bertujuh akan melakukan boikot,” ungkap Ade saat ditemui di arena Munaslub Partai Golkar, Minggu (15/5).
Senada dengan Akom, Caketum lainnya, Mahyudin mengatakan alasan penolakan voting terbuka adalah para Caketum inginkan jika kalah dalam pemilihan bisa dengan legowo. “Kalau tertutup kita bisa pulang dengan kekalahan yang membahagiakan,” tandasnya.
Sedang, anggota tim sukses Setya Novanto, Nurul Arifin mengatakan sampai saat ini Setya Novanto tidak pernah diajak komunikasi oleh semua Caketum Partai Golkar, termasuk soal voting. “Sampai detik ini tidak ada niatan Caketum Partai Golkar Setya Novanto mendukung pemilihan voting terbuka ataupun tertutup. Kami siap menggunakan apapun metodenya, terbuka maupun tertutup,” jelasnya di arena Munaslub Golkar.
Soal adanya pertemuan dengan ketua DPD se-Indonesia dengan Setya Novanto, Nurul Arifin memastikan tidak ada pertemuan tersebut. “Semua termakan isu atau opini. Sampai saat ini tidak ada pertemuan itu. Kenapa kok tidak langsung dikonfirmasi langsung ke Setya Novanto, tapi lewat media. Ini yang sangat disayangkan,” tandasnya.
Terpisah, menurut salah satu sumber di Partai Golkar menyebutkan jika akrobatik yang dilakukan tujuh Caketum yang mengangkat soal voting terlalu mengada-ada. Mengingat selama ini Setnov tidak pernah mengeluarkan statmen soal voting terbuka, namun semua diserahkan pada peserta rapat pleno. Disinyalir mereka mengeluarkan penghadangan karena suara yang berkembang hampir sebagian besar pemilik suara memberikan dukungan ke Setnov untuk duduk menjadi Ketum Partai Golkar.  “Sepertinya tujuh Caketum khawatir karena saat ini suara Setnov cukup besar. Biarkan mereka memboikot, toh mereka tidak punya suara,”tegas pria yang menolak namanya dikorankan.
Sementara itu, di luar sidang suasana Munaslub sangat panas. Dukung mendukung calon pengadaan logistik saling tarik menarik. Bahkan berita yang beredar Akom yang didukung oleh Wakil Presiden Jussuf Kalla dan Ketua Dewan Pertimbangan Akbar Tanjung ngotot agar dewan pertimbangan berhak memimpin sidang. Padahal dalam AD/ART partai dan dari hasil Munas Bali beberapa waktu lalu, mereka hanya diberikan hak suara.
Ngototnya Akbar Tanjung disinyalir akan membuka peluang mendapatkan suara dari DPD untuk Akom. Ini tak lain karena suara Akom sendiri surut. Sementara Sekjen DPP Partai Golkar Idrus Marham dengan terang-terangan menegaskan jika dalam AD/ART partai dijelaskan Dewan Pertimbangan hanya mendapatkan satu suara. “Dengan begitu Dewan Pertimbangan tidak bisa memimpin rapat. Dan pastinya silakan mengikuti rapat pleno sampai selesai,”tegas Idrus yang membuat rapat pleno sempat diskorsing 2 jam. [cty]

Tags: