Sukses Sajikan Lagu Semanggi Suroboyo Versi Karawitan

Tim Karawitan SMKN 12 Surabaya yang berhasil menjadi penyaji terbaik pertama dalam FLS2N 2018 di Aceh dalam bidang lomba seni musik tradisi.

Tim Karawitan SMKN 12 Bawa Kemenangan dari FLS2N
Surabaya, Bhirawa
Perjuangan keras tim karawitan SMKN 12 Surabaya dalam Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) membuahkan hasil menggembirakan. Lima siswa yang dikirim mewakili Provinsi Jatim di Aceh tersebut berhasil menjadi penyaji terbaik musik tradisi pertama. Hasil tersebut bukan sebuah kemenangan yang mudah.
Ginanjar Wahyu Pradifta, Intan Siska, Naufal Arkhan, Aldy Izlam Mukti dan Cornelius Mahendra adalah lima personel dalam tim karawitan yang membanggakan tersebut. Mereka berlatih selama tujuh bulan untuk tampil hanya selama 7,5 menit membawakan lagu Semanggi Suroboyo. Uniknya, meski hanya lima personel, dalam pertunjukannya mereka mampu memainkan delapan alat musik sekaligus. Di antaranya, gender barung, gender penerus, siter, kendang, gambang, slenthem, bonang dan kethuk.
“Saya sendiri memegang tiga alat musik, yaitu slenthem, kempul dan ketuk,” tutur Ginanjar ditemui di sekolahnya kemarin, Senin (3/9).
Penampilan ini jelas berbeda dari biasanya. Sebab, satu personel idealnya hanya memegang satu alat musik. Namun, karena ketentuan lomba hanya boleh membawa lima personel maka satu anak harus siap dengan lebih dari satu alat musik. “Selain main musik, semua personel juga jadi vocal kor. Ini pengalaman pertama saya megang lebih dari satu alat musik,” tutur dia.
Selain Ginanjar, Intan yang bertugas menjadi vocal tunggal juga tidak kalah kebagian tugas memainkan musik. “Biasanya sinden itu duduk dan menyanyi saja. Ini saya bernyanyi dengan berdiri sekaligus harus memegang kethuk,” cerita dia.
Pembimbing tim karawita Eko Jalu menambahkan, sejumlah keutamaan anak didiknya sehingga dapat meraih juara pertama dalam FLS2N antara lain dengan membawakan Semanggi Suroboyo. Lagu ini biasa dibawakan dengan gaya keroncongan. Namun, siswa SMKN 12 ini berhasil membawakannya dengan musik karawitan gamelan selendro.
“Dari situ saja disiplin musiknya sudah berbeda. Apalagi anak-anak membawakan lagu ini tidak hanya instrumen musik saja, tetapi juga dengan vocal. Sementara tim dari provinsi lain hanya membawakan instrument musik saja,” tutur Eko.
Terkait alat musik yang dibawa, Eko mengaku telah mempertimbangkan segala kemungkinan yang terjadi. Selain harus diboyong dari sekolah ke lokasi lomba yang jauh, secara teknis pada saat lomba siswa juga hanya memiliki waktu lima menit sebelum tampil untuk mempersiapkan alat.
Suparman yang juga pembimbing tim karawitan SMKN 12 menambahkan, tantangan dalam bidang lomba ini adalah membawakan musik tradisi. Karena itu, tim juga harus membawa alat musik dari sekolah sampai ke Aceh. Dengan berbagai pertimbangan, alat musik yang di bawa pun hanya delapan jenis.
“Itu pun rancaknya kita buat sendiri khusus untuk lomba. Dan setelah lomba berakhir, rancak gamelan itu ditinggal di lokasi lomba,” tutur dia.
Suparman mengaku, keputusan untuk meninggalkan rancak gamelan tersebut karena pertimbangannya pasti akan rusak jika di bawa pulang. Sebab, saat dikirim ke Aceh, rancak tersebut juga sudah mulai ada kerusakan. Mulai ada yang hampir patah, setelannya bergeser sehingga harus diperbaiki lagi sebelum digunakan tampil.
“Apalagi bumbungan yang berfungsi mengatur resonansi suara itu harus benar-benar tepat memasangnya. Kalau jarak antar bilah dengan bumbungan berbeda, suaranya pun akan keluar dari pakemnya,” tutur dia.

Delegasi Tim Teater Raih Penyaji Terbaik Ketiga
SMKN 12 Surabaya cukup mendominasi delegasi FLS2N Jatim kategori SMK. Dari enam bidang yang dilombakan, tiga diantaranya berangkat dari SMKN 12 Surabaya. Selain seni musik tradisi, SMKN 12 juga mengirimkan delegasi untuk lomba seni tari dan seni teater.
“Untuk teater kita hanya berhasil mendapat perunggu (Penyaji terbaik ketiga). Sedangkan tari yang biasa kita juara tahun ini belum berhasil meraih juara,” tutur Kepala SMKN 12 Surabaya Biwara Sakti Pracihara.
Pria yang akrab disapa Praci ini mengaku, ketiga lomba yang diikuti sekolahnya tersebut merupakan hasil seleksi tingkat provinsi yang dilakukan Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim. Menurut dia, ketiga bidang lomba tersebut merupakan bidan seni yang paling kompetitif persaingannya. Sebab, tidak hanya SMK seni yang memiliki tim seni musik tradisi, tari dan teater yang baik.
“SMK lain yang non seni juga memiliki tim seni yang bagus-bagus dari ekstrakurikulernya. Karena itu, kita yang berangkat dari SMK seni ini harus benar-benar serius. Karena persaingan kita semakin kompetitif,” tutur dia.
Praci menambahkan, tiga bidang lomba yang lain tidak dapat diikuti sekolahnya lantaran terbentur aturan. Tahun lalu, ketiga lomba tersebut tidak diperbolehkan diikuti oleh SMK seni. Sehingga, sekolahnya pun tidak mengeluarkan delegasi. “Tahun ini bebas, SMK non seni dan SMK seni dapat bersaing. Makanya, persaingan itu semakin kompetitif dan seluruh provinsi juga dapat mengirimkan delegasinya,” kata dia. [tam]

Tags: