Sumber Pangan Mandiri Wujudkan Ketahanan Pangan di Kabupaten Malang

Bupati Malang HM Sanusi dan Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto saat meresmikan Gerakan Menanam Cabai di Pekarangan Keluarga, di Desa Mulyoagung, Kec Dau, Kab Malang.(cahyono/Bhirawa)

Kab Malang, Bhirawa.
Gerakan membangun ekonomi yang dilakukan warga Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, telah memperoleh apresiasi dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang. Karena ikut membantu pemerintah dalam ikut pengendalian inflasi pangan. Karena hal itu untuk membangun dan menjaga ekonomi kerakyatan, khususnya di Kabupaten Malang. Sehingga produksi, ketersediaan, dan stabilitas harga pangan dapat merata. Dengan begitu untuk membangun dan menjaga ekonomi kerakyatan, pada warga yang telah menggerakan tanaman cabai dan budidaya ikan air tawar.

“Kami telah memberikan perhatian terhadap kelestarian lingkungan, juga upaya dalam mewujudkan ketahanan pangan yang dilaksanakan melalui Gerakan Menanam Cabai Pada Pekarangan Masyarakat dan Budidaya Ikan, di Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang,” kata Bupati Malang HM Sanusi, Kamis (23/3), kepada wartawan.

Menurutnya, upaya untuk mewujudkan ketahanan pangan, hal ini sebagai kehadiran sumber pangan mandiri pada fasilitas umum maupun ruang-ruang pribadi. Diharapkan dapat dikelola dan dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. Oleh karena itu, Pemerintah Daerah terus berupaya menyusun langkah-langkah strategis dalam mencegah dan mengendalikan dampak inflasi di Kabupaten Malang. Diantaranya, dengan sinergi dan inovasi menjaga stabilisasi harga dan mewujudkan ketahanan pangan. Adapun pemilihan penanaman komoditas cabai, utamanya dilatarbelakangi oleh pengaruh komoditas tanaman tersebut terhadap inflasi di Kabupaten Malang dan juga Malang Raya pada umumnya.

Berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Malang, lanjut Sanusi, ketersediaan cabai rawit sepanjang tahun 2022 di Kabupaten Malang mencapai 82.371 ton. Dengan total kebutuhan konsumsi sebesar 14.542 ton. Artinya, terdapat surplus cabai rawit sebesar 68.371 ton sepanjang tahun lalu. Begitu pun sampai bulan Maret 2023, tingkat ketersediaan cabai rawit di kabupaten ini telah menyentuh angka 21.503 ton.

“Dengan capaian tersebut, seharusnya harga jual cabai di Kabupaten Malang dapat bertahan pada angka yang stabil,” ujarnya.

Sedangkan pada sektor perikanan, kata dia, Kabupaten Malang memiliki dua komoditas produk unggulan, yakni ikan air tawar dan ikan air laut. Sedangkan untuk komoditas air tawar, total produksi budidaya mencapai 10.397,04 ton. Dengan rincian, produksi ikan didominasi oleh jenis ikan lele dan nila dengan kapasitas produksi pada tahun 2022 yakni sebesar 5.758,46 ton untuk ikan lele dan 4.598,98 ton untuk komoditas ikan nila. Dan jika harga cabai Rp 80 ribu per kilogram, bisa dibayangkan selama empat bulan, maka produksi cabai di Kecamatan Dau bisa mencapai 17 ton.

“Kalau 17 ton dikalikan per kilogram harga cabai mencapai Rp 80 ribu, tentunya akan memperoleh pendapatan sebesar Rp 1,360 miliar. Sehingga hal itu akan membuat kesejahteraan ekonomi warga setempat,” tegas Sanusi. (cyn.hel).

Tags: