Surplus Daging Sapi, Jatim Tak Perlu Impor

Emil Elestianto Dardak

Pemprov, Bhirawa
Fenomena kenaikan harga daging sapi yang diikuti dengan kelangkaan stok di ibukota dipastikan tidak akan terjadi di Jatim. Sebab, suplai daging di Jatim berada pada posisi surplus sehingga stoknya tidak perlu dikhawatirkan.
Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak menyebutkan, Jatim sedang surplus daging sapi dan stoknya juga dalam kondisi yang sangat cukup. Sehingga, kebijakan impor daging sapi dari luar negeri dianggapnya tidak dibutuhkan untuk dilakukan Jatim.
“Untuk Jatim kita tidak ada keperluan untuk mengimpor daging sapi. Karena kita justru sedang surplus. Namun ada harga yang meningkat tapi masih dalam batas normal,” kata Emil saat diwawancara Selasa (26/1).
Di Jatim sendiri, dikatakan Emil, pemerintah memiliki sistem pemantau harga bahan pokok online melalui laman siskaperbapo.com, yang menyajikan data harga realtime sembako di pasar-pasar di Jatim. Dan per hari ini, terpantau harga daging sapi per kilogramnya rata-rata Rp 108.229.
Namun di tingkat pasar tradisional memang terdapat harga bervariasi untuk daging sapi. Misalnya di Surabaya, hari ini Pemprov Jatim melakukan survey dan mendata harga terbaru untuk daging sapi. Seperti di Pasar Soponyono dan sejumlah pasar lokal di Surabaya masih dalam rentang Rp 107.000 per kilogramnya. Sementara itu pemotongan sapi di rumah potong hewan di Surabaya, Malang, dan sekitarnya dikatakan Emil juga masih normal, tidak ada kenaikan ataupun penurunan yang signifikan. Dan mereka menyuplai daging untuk wilayah dalam kota.
“Pada bulan Desember 2020 kita punya stok daging sapi 10.679 ton, sedangkan kebutuhannya adalah 10.474 ton daging sapi. Sehingga ada surplus sekitar 205 ton yang digunakan sebagai tambahan suplai untuk bulan ini dan selanjutnya,” tegas Emil.
Dengan melihat kondisi ini, Emil mengatakan bahwa Jatim tidak membutuhkan langkah langkah seperti impor daging sapi ke daerah lain. Sebab banyak juga daerah di Jatim yang masih mampu memberikan suplai yang cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumen lokal.
Sejumlah daerah penghasil sapi di Jatim seperti di Malang, Tulungagung, Kediri, Probolinggo, Tuban Madura dan juga beberapa daerah lain hingga kini masih aktif melakukan pengembangbiakan hewan sapi sehingga dagingnya bisa digunakan untuk sumber suplai bagi masyarakat Jatim. “Maka kita tidak melihat ada urgensi impor daging sapi untuk Jatim karena ada suplai yang cukup dan memadai,” pungkas Emil. [tam]

Tags: