Tak Ada Titik Temu, Pembayaran Diserahkan Pengadilan Negeri Sidoarjo

Proses pengurukan lahan di sekitar kawasan Aloha yang akan dipakai menjadi FTR. [alikus/bhirawa]

Pembangunan Frontage Road
Sidoarjo, Bhirawa
Lama tidak kunjung selesai pembangunan jalan jalur luar cepat atau frontage road (FTR) di Kab Sidoarjo, tahun 2021 ini pembangunannya dimulai kembali.

Menurut Plt Kepala Dinas PU Bina Marga dan SDA Kab Sidoarjo, Ir Sigit Setyawan, agar FTR bisa cepat terealisasi Pemkab Sidoarjo bersikap tegas. “Yang tidak ada masalah batas tanah, langsung kami bayar. Misal di internal keluarga ada titik temu, kami bayar. Tetapi, kalau tidak ada titik temu, kami serahkan lewat pengadilan,” jelas Sigit, Rabu (25/8) kemarin.

Disampaikannya, keputusan tegas tersebut dari hasil koordinasi Pemkab Sidoarjo dengan tim percepatan pembangunan dan KPK, dimana sesuai PP Nomor 19 Tahun 2021, bisa dilakukan konsinyasi.

Pemkab Sidoarjo, pada pembangunan FTR di tahun 2021 ini, harus membebaskan 49 lahan milik masyarakat untuk pembangunan FR dari kawasan Aloha sampai kawasan di simpang empat Gedangan. Dari 49 lahan itu, kata Sigit, ada 29 lahan yang pembebasannya belum selesai.

Masalah di lapangan diantaranya, belum tuntas karena masalah waris dan masalah batas lahan yang tumpang tindih dengan PT KAI.

Yang batas tanahnya tumpang tindih dengan PT KAI ada 14 bidang. Kemudian beberapa bidang yang ada di Waru dan Gedangan terkendala masalah waris atau internal keluarga dari pemilik lahan.

“Target kami, 29 bidang lahan ini , semua masalahnya pada Bulan September 2021, harus kami selesaikan,” ujar Sigit yang saat ini menjadi Kepala Dinas LHK Kab Sidoarjo itu.

Untuk diketahui, total panjang FTR yang sedang dibangun Pemkab Sidoarjo adalah sejauh 9,4 kilometer, dari Waru sampai Buduran. Dengan rincian 55% lahan dari perusahaan, 30% lahan dari masyarakat, dan 15% lahan Pemerintah/BUMN/Daerah.

Untuk keperluan pembangunan FTR sejauh 9.4 km ini, Pemkab Sidoarjo harus membebaskan 267 lahan. Sampai saat ini, total masih ada sebanyak 137 bidang lahan yang masih belum selesai pembebasannya.

Yang saat ini mulai dikerjakan secara fisik adalah dari kawasan Aloha sampai kawasan simpang empat Gedangan. Yang panjangnya kurang lebih 1.600 meter. Ditargetkan pembangunan fisiknya bisa selesai pada akhir tahun 2021 ini.

Sigit menjelaskan, pembangunan FR di Kab Sidoarjo ini sebenarnya dimulai sejak tahun 2013. Saat itu FTR Surabaya di bagian timur belum selesai.

Pada saat itu tim berpikir kalau seandainya membeli semua lahan, maka akibatnya dana yang ada akan habis untuk keperluan pembebasan lahan saja. Sehingga akhirnya diputuskan mengandalkan hibah dari perusahaan. (kus)

Tags: