Tanam Tembakau Telat, Tiga Kecamatan di Bojonegoro Masih Proses Panen

Buruh petani Bojonegoro saat menusuk daun tembakau.

Bojonegoro, Bhirawa.
Memasuki musim hujan pada November, banyak petani Bojonegoro masih proses memanen tembakau, yakni ada tiga Kecamatan dari 22 Kecamatan yang tanam tembakau. Hal itu, karena sebagian petani di Bojonegoro telat untuk menanam tembakau. Adapun ketiga Kecamatan meliputi Kecamatan Kanor, Baureno, dan Kepohbaru dengan total luas lahan 5.470 hektare, sebagian lahan tanaman tembakau di Bojonegoro masih proses panen.

“Rinciannya, untuk petani yang masih proses panen meliputi 1.085 hektare di Baureno, 4.000 hektare di Kepohbaru, dan 385 hektare di Kanor. Namun, sebagian sudah dipanen dan ada juga masih memanen,” kata Kabid Pangan Holtikultura dan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bojonegoro, Imam Nurhamid kemarin (9/11).

Dia mengatakan, panen tidak merata karena sebagian petani saat menanam tembakau tidak sesuai jadwal. Seharusnya pada bulan Juni sudah mulai menanam dan panen raya bisa dilakukan serentak pada Bulan Oktober. “Kalau tanam bulan Mei dengan harapan bulan Agustus puncak panen raya,” ucapnya.

Petani di tiga Kecamatan mundur saat menanam tembakau, karena sebagian masih ada yang tanam padi. Hal itu, yang menyebabkan panen tidak merata dan mempengaruhi kualitas tembakau. “Tidak sesuai jadwal dan mundur tanam. Harga jual juga menurun, yakni di bawah Rp 20 ribu untuk tembakau rajangan. Biasanya untuk harga normal Rp 27 ribu. Ini karena kualitas rendah,” pungkasnya.[bas]

Tags: