Tantangan dan Harapan Kurikulum 2013

thumb_image_68_rahman-kepsekOleh:
Hidayat Rahman
Kepala SMKNegeri Purwosari Bojonegoro

Kurikulum 2013 serentak akan dilaksanakan mulai bulan Juli tahun ini oleh seluruh lembaga pendidikan, baik di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) maupun madrasah di lingkungan Kementerian Agama (Kemenag). Berbagai pro kontra terkait pelaksanaan kurikulum 2013 tidak menghalangi pemerintah untuk melaksanakan kurikulum 2013 secara menyeluruh tahun ini. Dengan demikian, suka atau tidak, kurikulum 2013 akan menjadi pedoman pendidikan di Indonesia. Pemerintah, dalam hal ini Kemdikbud telah melakukan sosialisasi dan persiapan, mulai dari berbagai kegiatan pelatihan untuk guru dan kepala sekolah, maupun pengadaan buku guru dan buku siswa.
Akhir tahun pelajaran 2013-2014 menjadi akhir tahun yang sibuk bagi dunia pendidikan. Selain disibukkan dengan kelulusan dan kenaikan kelas siswa, kemudian disibukkan dengan penerimaan peserta didik baru, para guru juga disibukkan dengan berbagai kegiatan pelatihan terkait dengan kurikulum 2013. Pemerintah, dalam hal ini adalah Kemdikbud mengadakan berbagai kegiatan pelatihan seperti workshop maupun bimtek untuk guru maupun kepala sekolah. Libur kenaikan kelas bertepatan dengan bulan Ramadhan, tidak menghalangi semangat para guru untuk mengikuti pelatihan kurikulum 2013.
Semangat kurikulum 2013 sebenarnya bukan semangat perubahan, tetapi semangat penyempurnaan dari kurikulum 2006 atau KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Penyempurnaan yang paling mendasar adalah bahwa pengembangan potensi peserta didik tidak hanya kompetensi akademik (kognitif) tetapi juga berorientasi pada pengembangan sikap dan ketrampilan dasar. Hal ini membawa konsekuensi perubahan pada proses pembelajaran (standar proses) dan pelaksanaan penilaian (standar penilaian). Guru dituntut merancang proses pembelajaran dan melakukan penilaian yang melibatkan aspek pengetahuan, sikap dan ketrampilan dalam sebuah paket sekaligus.
Dalam proses pembelajaran, guru harus mampu melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik (scientific approach) dan menerapkan model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center) seperti belajar penemuan (discovery learning), pembelajaran berbasis proyek (project based learning) dan pembelajaran berbasis masalah (problem based learning). Dalam hal penilaian, guru harus melakukan penilaian otentik (authentic assessment) meliputi penilaian sikap (religius dan sosial), penilaian pengetahuan dan penilaian sikap.
Tantangan Kurikulum 2013
Implementasi kurikulum 2013 dilandasi pemikiran tantangan masa depan, yaitu tantangan abad 21, abad ilmu pengetahuan, dimana siswa dituntut mempunyai kompetensi pengetahuan, ketrampilan dan sikap agar dapat bersaing di masa depan tanpa meninggalkan nilai-nilai religi maupun nilai sosial. Tantangan dalam pelaksanaan kurikulum 2013 adalah bagaimana totalitas guru dalam upaya peningkatan kompetensi guru, baik kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian maupun sosial.
Guru merupakan kunci keberhasilan pendidikan. Kurikulum 2013 merupakan peluang dan tantangan bagi guru untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Perubahan yang terjadi pada kurikulum 2013 harus diikuti dengan perubahanmindset (pola pikir) guru, untuk terbuka terhadap perubahan. Guru wajib mengikuti dan diikutsertakan dalam berbagai program pelatihan atau pengembangan profesi secara periodik dan berkesinambungan.
Guru secara pribadi dan sekolah secara kelembagaan harus memfasilitasi guru untuk meng-update pengetahuannya melalui kegiatan pelatihan, seminar atau kegiatan akademis lain guna menunjang peningkatan pengetahuan dan ketrampilan pembelajaran. Kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) perlu dioptimalkan untuk melahirkan ide-ide kreatif, dan inovasi-inovasi dalam pembelajaran. Tantangan lain dari pelaksanaan kurikulum 2013 adalah guru harus lebih banyak meluangkan waktu untuk membaca buku maupun informasi di internet, membaca dan mengkaji hasil-hasil penelitian tentang pembelajaran, dan melaksanakan penelitian tindakan kelas (PTK). Selain itu, tantangan terbesar dalam pelaksanaan kurikulum 2013 adalah bagaimana guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan standar proses dan standar penilaian pada kurikulum 2013, yaitu pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik dan penilaian autentik meliputi penilaian sikap, pengetahuan dan ketrampilan.
Dalam proses pembelajaran, guru harus membuat perencanaan dan melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba atau menalar, mengasosisasi dan mengkomunikasi. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik bukanlah hal yang mudah dilaksanakan, mengingat guru maupun siswa telah terbiasa melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah.
Dalam hal penilaian autentik, guru wajib melakukan penilaian sikap, ketrampilan dan pengetahuan sebagai satu paket penilaian. Guru harus membuat perencanaan penilaian dan perangkat penilaian, seperti menyusun jadwal dan instrumen penilaian. Setelah itu, guru harus melakukan rekapitulasi hasil penilaian dari tiap Kompetensi Dasar (KD) dan membuat deskripsi nilai siswa. Hasil rekapitulasi nilai sikap, pengetahuan dan ketrampilan ini kemudian dilaporkan melalui laporan hasil belajar atau raport. Ini adalah tantangan terbesar guru dalam melaksanakan kurikulum 2013. Akankah guru melaksanakan proses pembelajaran dan penilaian dengan sebenar-benarnya sesuai dengan ketentuan pada kurikulum 2013?
Harapan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan terobosan baru dalam dunia pendidikan di Indonesia saat ini. Kurikulum 2013 diharapkan mampu mewujudkan sistem pendidikan yang lebih baik. Lahirnya kurikulum 2013 diharapkan mampu menjawab berbagai permasalahan pendidikan di Indonesia dan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Terintegrasinya penilaian sikap (sosial dan religius) diharapkan dapat mengatasi masalah kemerosotan moral pelajar seperti tawuran antar pelajar, pemakaian narkoba pada remaja, kriminalitas pelajar maupun seks bebas. Hal ini membawa harapan baru bagi masyarakat bahwa pelaksanaan kurikulum 2013 akan melahirkan generasi baru yang berkarakter, berlandaskan ilmu, iman dan etika.
Kurikulum 2013 menekankan pada aspek pengetahuan, ketampilan dan sikap secara seimbang. Materi ajar dikembangkan dari kompetensi lulusan yang akan dihasilkan. Proses pembelajarannya pun menekankan pada pola berpikir kritis anak yang holistik dan menyenangkan dengan menggunakan metode observasi dan membiasakan anak untuk bertanya, menganalisis masalah, kemudian menyampaikan atau mengkomunikasikan gagasan, ide, temuan atau kesimpulan hasil analisisnya. Siswa mempunyai kecerdasan yang berbeda-beda, sehingga guru perlu melakukan strategi pembelajaran berbasis kompetensi dengan pendekatan saintifik seperti pada kurikulum 2013.
Sistem penilaian pada kurikulum 2013 menggunakan sistem penilaian autentik. Kemajuan hasil belajar siswa diukur dari perkembangan siswa itu sendiri dan tidak boleh dibandingkan perkembangan siswa yang satu dengan siswa yang lain. Oleh karena itu, penilaian autentik tidak mengenal peringkat atau ranking karena peringkat hanya mengakui eksistensi siswa tertentu saja, sedangkan siswa yang lain tidak. Dengan tidak adanya peringkat maka setiap siswa bisa menjadi juara. Dengan demikian, kehadiran kurikulum baru diharapkan membawa secercah harapan pada pelaku pendidikan, guru, dan siswa untuk mencapai cita-cita pendidikan nasional. Bagaimana menurut pendapat anda?

——————- *** ———————

Rate this article!
Tags: