Tekstur Brush dan Ilustrasi Jadi Ciri Khas dalam Desain

Stefani Lovita Sari

Surabaya, Bhirawa
Hobby mendesain sejak masih berusia tujuh tahun, perlahan menampu pundi-pundi prestasi yang membanggakan bagi Stefani Lovita Sari.
Setiap kejuaraan desain yang ia ikuti, remaja 18 tahun ini terbilang ‘langganan’ juara. Terbaru, ia menjuarai desain poster pada rangkaian peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2019 mengalahkan ratusan peserta dari jenjang SMA/SMK se-Kota Surabaya beberapa waktu yang lalu. Pada kompetisi desain poster tersebut ia mengusung tema pendidikan, seni dan kerajinana. Di mana ia mengangkat cerita dari sekolahnya sendiri, yakni SMKN 12 Surabaya. Mengingat sekolahnya merupakan sekolah seni terbesar di Jawa Timur.
Remaja kelas 12 jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) SMKN 12 ini menceritakan, dalam lomba desain poster waktu itu, ia membahas masing-masing jurusan unggulan yang ada di sekolahnya. Misalnya penjelasan untuk jurusan pendalangan dan jurusan kesenian lainnya.
“Desainnya seperti newspaper gitu. Tapi saya kasih tekstur brush atau ilustrasi untuk menunjukkan identitas gambar saya. Tapi kadang suka bikin kolase. Karena itu salah satu ciri khas saya ketika mendesain poster,”ungkap anak pertama dari dua bersaudara ini.
Selain juara dalam lomba desain poster pada rangkaian kegiatan HPN, April lalu Fani juga menjuarai pra LKS (Lomba Kompetensi Siswa) dengan bidang yang sama. Juni nanti, ia juga dipersiapkan oleh sekolahnya untuk mengikuti lomba LKS di tingkat nasional.
Diakui remaja asli Surabaya ini, kemampuannya dalam mendesain tidak lain dapat pengaruh dari sang ibu. Pasalnya, ia mengenal desain yang kemudian menjadi hobbynya, karena kebiasaan ibu yang suka mendesain sebuah objek.
“Ya dari mama. Mama suka desain akhirnya aku melihat caranya gimana sampai akhirnya aku ketagihan ikut-ikutan juga sampai sekarang,”ujar dia.
Sebab, kata remaja kelahiran Surabaya 14 Juni 2001 ini, desain jadi sebuah media untuk menerjemahkan ide dan kreasi yang diimajinasikan. Terlebih, desain mempunyai bentuk, warna dan tipenya. “Medianya menarik untuk dipelajari lebih dalam lagi,”lanjut dia. Kendati begitu, diakui Fanni, penataan konsep dalam sebuah desain masih menjadi tantangan dan hal sulit ketika mendesain.
“Tapi itu jadi acuan bagi saya untuk terus belajar dan kalau sudah jadi aku merasa kepuasan. Karena semua seperti sudah terbayarkan,” pungkas dia. [ina]

Tags: