Temukan 32 Anak Putus Sekolah

Petugas Kecamatan saat mendata anak putus sekolah di kawasan Tegalsari. [trie diana/bhirawa]

Petugas Kecamatan saat mendata anak putus sekolah di kawasan Tegalsari. [trie diana/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Meski Pemkot Surabaya telah mencanangkan program Wajib Belajar Gratis, ternyata masih ada saja anak putus sekolah di kota Pahlawan ini. Setidaknya 32 anak putus sekolah ditemukan pihak Kecamatan Tegalsari Surabaya sepanjang awal 2015 ini.
“Masalah anak putus sekolah ini ini tidak bisa dikatakan menurun atau naik karena ada beberapa hal yang harus dilakukan seperti pendataan, kalau kita hanya sekadar tanya di salah satu RW atau RT apakah disini ada anak putus sekolah atau tidak pasti kebayakan mereka jawab tidak, namun kalau kita turun langsung ke lapangan akhirnya kita temukan banyak anak putus sekolah,” ungkap Camat Tegalsari, Drs Sair MM, diruang kerjanya, Kamis (12/3) kemarin.
Ia menambahkan, untuk itu pihaknya menggandeng pihak Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Kelurahan maupun kader turun langsung kelapangan untuk memberikan bantuan kepada anak-anak putus sekolah supaya kembali bersekolah, entah mau kembali ke sekolah lama atau ke sekolah baru.
Karena banyak faktor yang dialami anak-anak ini selain faktor ekonomi, lingkungan, orang tua, tidak ber KTP Surabaya tapi tinggal di kawasan Tegalsari maupun anaknya sendiri yang tidak mau bersekolah lagi.
“Paling banyak adalah keinginan anak yang tidak mau sekolah lagi karena pernah kita alami, saat menanyakan keinginan bersekolah lagi si anak sangat antusias namun inginnya di sekolah lain karena malu sama temanya, akhirnya kami carikan sekolah akan tetapi hanya dijalani satu minggu saja selanjutnya tidak bersekolah lagi dan hal itu yang sering kita temui,” terangnya.
Untuk itu ia berharap, anak putus sekolah harus ada respon dari dinas-dinas terkait terutama dari dinas pendidikan, tapi kembali lagi ke anaknya kalau sudah diupayakan untuk di sekolahkan terdekat maupun dititipkan tapi kalau anaknya tidak ada niat untuk melanjutkan ya sama saja.
Kalau dari angka ini ditindak lanjuti secara langsung bersamaan dengan keinginan anak yang tinggi untuk meneruskan sekolah ke jejang yang lebih tinggi dan mencapai cita-cita serta masa depan yang lebih baik pasti angka anak putus sekolah ini turun.
“Semua harus gayung bersambut dalam artian kami sudah berupaya outreach menjaring dari bawah mendata dari bawah juga, outreachnya sudah ada tindak lanjutnya yang kesana mencapai golnya untuk mencarikan tempat dan sebagainya kan juga harus jadi sehingga melibatkan dinas terkait,” jelasnya. [geh]

Rate this article!
Tags: