Tergusur Proyek Tol, PAUD AL Amanah Numpang di Tetangga

Proses belajar mengajar PAUD TAPAS Al Amanah Blimbing Jombang terpaksa harus menumpang, Senin (5/9) setelah gedung mereka digusur untuk pembangunan Tol Jombang Mojokerto. [ramadlan]

Proses belajar mengajar PAUD TAPAS Al Amanah Blimbing Jombang terpaksa harus menumpang, Senin (5/9) setelah gedung mereka digusur untuk pembangunan Tol Jombang Mojokerto. [ramadlan]

Jombang, Bhirawa
Setelah sempat menempati teras rumah salah satu pengajar, proses belajar mengajar PAUD Al Amanah Blimbing Kesamben  mulai Senin (5/9) kemarin akhirnya mendapatkan pinjaman gedung  yang bisa digunakan belajar bagi 40 siswanya meski harus dengan bergantian jam belajar.
“Alhamdulillah mulai hari ini (kemarin, red) ada tempat untuk tetap bisa mengajar bagi siswa-siswi. Meski numpang yang terpenting anak- anak tidak terlantar belajar,” ujar Kepala PAUD Taman Pembinaan Anak Shaleh (Tapas) II Blimbing Kesamben Syafii ditemui di lokasi baru mereka.
Syafii mengaku setelah gedung sekolahnya digusur untuk proyek Tol Jombang – Mojokerto, pihaknya tidak tahu sampai kapan harus menumpang di salah satu tempat milik koleganya agar tetap bisa melaksanakan proses belajar mengajar PAUD nya. “Kebetulan gedung atau ruangan ini milik teman, dan juga digunakan PAUD juga, jadi waktunya bergantian untuk belajar sampai kami bisa membangun kembali gedung untuk sekolah siswa,” imbuhnya.
Karena berstatus numpang di gedung sekolah, lanjut Syafi’i, pihaknya harus menyesuaikan dengan jadwal yang sudah ada pada sekolah tersebut. Hasilnya, jam masuk siswa Tapas Al Amanah berselang-seling. “Senin masuk pagi, jam 8 sampai 10 siang. Selasa masuk siang, jam 10 sampai 12. Rabu masuk pagi, Kamis siang dan Jumat pagi lagi,” jelasnya.
Sebelumnya, bahkan proses belajar hanya menempati  sebuah emperan rumah milik salah satu pengajar PAUD.  Meski berada di emper, puluhan anak-anak usia dini itu tetap semangat belajar. Mereka bertepuk dan bersemangat menyebut secara serentak satu demi satu rukun Islam. Selanjutnya, masih sambil duduk lesehan beralas tikar mereka mengikuti panduan pendamping belajarnya, melafalkan surat-surat pendek Alquran.
Masih menurut Syafi’i, seusai penggusuran untuk jalan Tol Mojokerto – Kertosono, ia dan istrinya bertekat mewakafkan sisa lahannya untuk pembangunan gedung Tapas Al Amanah. “Lahan kita sebenarnya seluas 415 m2. Terkena freeland kira-kita separonya. Lha, yang sisanya itu yang kita wakafkan. Alhamdulillah, sudah mulai ada yang menyumbang,” ujarnya.
Sementara itu, kondisi belajar PAUD yang hanya menumpang setelah tergusur Tol Jombang -Mojokerto memantik keprihatinan beberapa pihak. Salah satunya adalah Zahrul Azhar keluarga dari Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang. ” Kita ikut prihatin, dan ingin membantu anak anak untuk tetap semangat bersekolah,”ujarnya saat memberikan bantuan berupa buku, bangku lipat dan papan tulis dan juga lemari.
Gus Ahans panggilan karibnya berharap pemerintah ikut peduli atas nasib anak-anak yang sedang menjalani proses belajar di PAUD Al Amanah. “Seharusnya ada langkah untuk menyiapkan gedung sebelum dibongkar untuk tol,” tandas Ketua PW LKKNU Jawa Timur ini menyesalkan. [rur]

Tags: