Terhambat Pelemahan Rupiah

Nanik Sutaningtyas

Nanik Sutaningtyas

Biasanya akhir tahun menjadi momen panen bagi industri pariwisata di Tanah Air, termasuk di Jatim.  Tapi tahun ini sedikit beda. Bisnis pariwisata di Jatim terhambat pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) pada 2014. Imbasnya kunjungan wisatawan ke daerah tujuan wisata turun dibandingkan tahun sebelumnya.
“Tidak seperti tahun lalu, bisnis pariwisata Jatim pada akhir tahun lesu, hanya berkisar antara 20-30 persen. Sementara tahun sebelumnya bisa mencapai 50 persen,” kata Sekretaris Jenderal Asita Jatim Nanik Sutaningtyas, Selasa (9/12).
Selain itu, diterapkannya kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi cukup berpengaruh terhadap minat masyarakat untuk berlibur ke berbagai tempat wisata, baik dalam negeri ataupun ke luar negeri pada akhir 2014. “Dengan tingginya nilai tukar dollar terhadap rupiah, biaya berwisata keluar negeri meningkat hingga 30 persen lebih. Ini yang membuat masyarakat berpikir ulang untuk berlibur keluar negeri,” ujarnya.
Akibatnya, jelas dia, kondisi tersebut memberikan pengaruh besar terhadap animo masyarakat Jatim yang ingin berlibur keluar negeri. Apalagi seluruh biaya, mulai dari biaya transportasi pesawat, hotel, dan kebutuhan makan dihitung dengan dollar AS.
“Apabila tahun lalu acuan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS hanya Rp 10.000 hingga Rp 11.000 per dollar, kini menjadi Rp 12.000 hingga Rp 12.500 per dollar. Dampak lainnya biaya perjalanan wisata meningkat,” ungkapnya.
Di sisi lain, tambah dia, jumlah masyarakat Jatim yang berlibur keluar negeri mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu. Pada 2013 kenaikan jumlah wisatawan Jatim keluar negeri pada akhir tahun mencapai 30 persen lebih. [riq]

Rate this article!
Tags: