Total Jenazah yang Ditemukan Ada 9

Suasana serah terima jenazah Hayati Lutfiah Hamid dari Polda Jatim ke AirAsia dilanjutkan ke pihak keluarga di RS Bhayangkara Surabaya, Kamis (1/1).  Hayati Lutfiah Hamid, warga Sawotratap Sidoarjo ini menjadi salah satu korban pesawat AirAsia QZ 8501 yang berhasil diidentifikasi oleh Tim DVI Polda Jatim.

Suasana serah terima jenazah Hayati Lutfiah Hamid dari Polda Jatim ke AirAsia dilanjutkan ke pihak keluarga di RS Bhayangkara Surabaya, Kamis (1/1). Hayati Lutfiah Hamid, warga Sawotratap Sidoarjo ini menjadi salah satu korban pesawat AirAsia QZ 8501 yang berhasil diidentifikasi oleh Tim DVI Polda Jatim.

Surabaya, Bhirawa
Badan SAR Nasional (Basarnas) menyatakan hingga Kamis (1/1) sore ada sembilan jenazah korban pesawat AirAsia QZ 8501 yang berhasil ditemukan.
“Totalnya hingga sekarang yang sudah dipastikan, jumlahnya semuanya ada sembilan,” kata Kepala Basarnas Marsekal Madya FH Bambang Soelistyo, Kamis (1/1).
Dikatakan Bambang, dari sembilan jenazah tersebut, enam sudah terkirim ke Surabaya. “Sembilan itu posisinya, enam terkirim ke Surabaya, dua jenazah masih di Pangkalan Bun dan rencananya malam ini (kemarin malam) kita kirim ke Surabaya,” ungkapnya.
Sementara, satu jenazah lainnya masih berada di KRI Yos Sudarso. “Dua jenazah di Pangkalan Bun dan satu yang ada di KRI, ketiga-tiganya perempuan,” kata Bambang.
Selain itu, Bambang menambahkan, pada pencarian kemarin, tim juga menemukan barang atau objek di luar jenazah. “Di antaranya dua tas hitam, satu koper abu-abu warnanya, potongan tangga, tabung selang, dan serpihan logam,” tutupnya.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Awi Setiyono membenarkan sebanyak enam jenazah sudah berada di RS Bhayangkara Mapolda Jatim Jalan A Yani. Jenazah-jenazah tersebut saat ini sedang dilakukan proses identifikasi oleh Tim DVI Polda Jatim.
Keenam jenazah tidak hanya dikirim kemarin semua, melainkan ditambah dengan kiriman hari sebelumnya.   Khusus kemarin hingga pukul 18.00, RS Bhayangkara mendapat kiriman empat jenasah yang baru datang dari Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Jenazah langsung masuk ke meja operasi untuk proses pemeriksaan oleh forensik.
Tim evakuasi pesawat AirAsia QZ 8501 kembali mendatangi Pelabuhan Panglima Utar Kumai. Tim yang menggunakan kapal KP Kunai milik Polairud Polda Kalteng itu, mengantarkan serpihan berupa tangga darurat (emergency slider) pesawat yang berhasil ditemukan.
Kapolda Kalimantan Tengah Brigjen (Pol) Bambang Hermanu mengatakan, serpihan itu merupakan tangga darurat yang ditemukan oleh Kapal Malaysia KD Lekir 26 pada Kamis  dini hari.
Menurut Hermanu, lokasi penemuan serpihan pesawat itu berada di antara perairan Selat Karimata dengan Laut Jawa, di titik koordinat 03 derajat 53 menit 86 detik LS/110 derajat 45 menit 42 detik BT. “Pukul 05.30 telah diserahkan ke kita,” tuturnya.
Upaya pencarian penumpang pesawat AirAsia yang ditemukan jatuh di Selat Karimata terkendala cuaca buruk di lokasi. Gelombang laut di perairan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, itu dilaporkan setinggi 2,5 meter hingga empat meter, sedangkan kecepatan angin mencapai 40 knot.
Basarnas sendiri telah mengizinkan pesawat udara dan kapal dari sejumlah negara sahabat untuk membantu upaya pencarian dan evakuasi penumpang pesawat nahas dengan nomor penerbangan QZ 8501 itu. Satu kapal di antaranya, adalah kapal yang relatif tahan ombak besar milik Amerika Serikat.
“Kapal bantuan sudah mendekat. Kapal Amerika sudah mulai mendekat ke lokasi badan pesawat itu ditemukan,” kata Deputi Operasi Basarnas Mayor Jenderal Tatang Zainudin.
Situasi alam yang tidak mendukung, kata Tatang, tentu menyulitkan upaya pencarian para penumpang pesawat yang hilang kontak dalam penerbangan dari Surabaya menuju Singapura itu. Cuaca buruk juga menghambat proses pengiriman jenazah penumpang yang sudah ditemukan ke Surabaya untuk diidentifikasi. Area pencarian juga akan diperluas dari lokasi semula karena diperkirakan ada penumpang yang hilang dan menjauh dari lokasi ditemukan pesawat.
Sementara itu Tim DVI (Disaster Victim Identification) Polda Jatim hingga Kamis sore masih mengidentifikasi lima korban pesawat AirAsia QZ 8501 di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya.
Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Anas Yusuf menyampaikan bahwa proses identifikasi yang dilakukan sesuai standar internasional berdasarkan ISI PO Interpol.
“Dengan demikian hasil dari identifikasi sangat akurat untuk penegakan hukum,” ujarnya kepada wartawan di Crisis Centre Mapolda Jatim Jalan Ahmad Yani Surabaya, Kamis (1/1) sore.
Dari enam korban yang sekarang sudah di RS Bhayangkara, seorang korban berhasil diidentifikasi atas nama Hayati Lutfiah Hamid, warga Sawotratap Sidoarjo.
Wanita berusia sekitar 40 tahunan tersebut teridentifikasi setelah Tim DVI Polda Jatim memastikan sesuai metode identifikasi primer maupun sekunder dengan pendukung lainnya.
Rencananya, korban akan dimakamkan di tempat pemakaman umum di sekitar tempat tinggalnya pada Kamis malam.
Kapolda Jatim juga menjelaskan saat ini Tim DVI yang diketuai Kombes Pol Budiyono telah menyiapkan dua kegiatan identifikasi antemortem dan postmortem.
Antemortem merupakan kegiatan profiling yakni menyiapkan data orang, seperti rekam medis, sidik jari, DNA, termasuk ciri-ciri fisik seperti tahi lalat, tato dan tanda-tanda khusus di tubuh lainnya.
“Berikutnya semua data sekunder itu ditindaklanjuti di postmortem. Setelah teridentifikasi, pasti disampaikan,” kata jenderal dua bintang tersebut.
Pemkot Surabaya meminta para keluarga pesawat AirAsia QZ 8501 yang berada di Posko Antemortem Polda Jatim, agar menulis keinginannya pada secarik kertas. Kemudian kertas tersebut disetorkan ke Posko Pemkot Surabaya.
Penulisan tersebut dilakukan supaya ketika jasad berhasil diidentifikasi dan menyebutkan warga Surabaya, maka langsung diantarkan ke tujuan yang ditulis dalam kertas. Sehingga proses pengiriman jenazah akan berlangsung cepat.
“Saya meminta kepada keluarga penumpang pesawat supaya menulis di kertas apa keinginannya. Kemudian kertas yang sudah ditulis disetor ke posko pemkot yang ada di belakang (posko Ante Mortem),” terang Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Menurut Risma, pihaknya akan siap mengirimkan korban sesuai dengan tujuan yang ditulis dalam kertas. Jika masih berada di wilayah Jatim akan dikirim dengan mobil ambulans.
“Namun, bila akan dikirim ke luar provinsi Jatim atau luar pulau, pihak AirAsia siap memfasilitasi dengan mengirimkan lewat udara,” paparnya.
Risma menambahkan, pihaknya mengimbau jika tim dokter meminta pada keluarga penumpang pesawat agar tidak membuka peti jenazah, agar dipatuhi permintaan tersebut. Sebab, akan bisa mempengaruhi terhadap kesehatan yang melihat bila dilanggar.
“Karena yang lebih tahu kondisi kesehatan adalah dokter. Jadi, kami minta pada keluarga supaya mematuhi imbauan dari dokter nanti,” ujarnya.

Pencarian Black Box
Hingga kini black box atau kotak hitam milik pesawat AirAsia yang tenggelam di Selat Karimata, Pangkalan Bun belum juga ditemukan. Padahal, kedalaman air laut di lokasi jatuhnya pesawat tersebut tidak terlalu dalam. Logikanya black box akan mudah ditemukan jika hilang di laut yang bisa dikatakan dangkal.
Namun, menurut Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) tidak demikian. Justru jika pesawat jatuh pada laut yang dalam, akan memudahkan proses pencarian black box. Berbeda, bila pesawat jatuh pada perairan laut yang tergolong dangkal, akan lebih sulit.
“Lebih sulit mencari black box di perairan yang dangkal, dibandingkan dengan yang dalam. Karena kalau perairan dangkal noisenya sangat besar. Sementara jika di laut yang dalam noisenya lebih kecil,” terang Tim KNKT Toos Sanitiyoso saat dikonfirmasi di Polda Jatim.
Meski begitu, sambungnya, KNKT tetap akan berusaha mencari keberadaan black box tersebut. Sebab, sangat penting untuk melakukan peyelidikan agar diketahui secara pasti penyebab dari jatuhnya pesawat.
“Black box sangat penting bagi kami. Semoga dalam waktu dekat bisa segera ditemukan, sehingga penyebab dari jatuhnya pesawat bisa segera terungkap,” paparnya.  [geh,bed,dre]

Rate this article!
Tags: