Transformasi Digitalisasi Pendidikan dalam Kurikulum Merdeka

Oleh :
Ratih Wulandari, M.Pd
Kepala SD Negeri Sumberagung, Mahasiswa UNESA Prodi S3 Teknologi Pendidikan

Pandemi COVID-19 menjadi salah satu pendorong utama untuk percepatan tranformasi digital dalam sektor pendidikan. Hampir semua sektor kehidupan terutama di sektor pendidikan menghadapi penutupan sekolah dan pembatasan sosial, sektor pendidikan di seluruh dunia beralih secara cepat ke model pembelajaran jarak jauh. yang dulunya guru lebih senang berada di zona nyaman dengan pembelajaran konvensionalnya, perlahan tapi pasti harus merubah pola pembelajaran konvensional ke era digital. Seperti penggunaan papan tulis, buku teks dan ceramah dari guru serta interaksi antara guru dan siswa cenderung bersifat satu arah, dimana guru berperan sebagai sumber pengetahuan utama sedangkan siswa berperan sebagai penerima informasi. Selain itu, evaluasi kemajuan siswa sering dilakukan melalui ujan tertulis atau tes standar saja, sehingga metode semacam ini mendapatkan banyak kritik, bahwa model pembelajaran konvensioanal kurang mengakomodir gaya belajar siswa yang beragam dan kurang menggungah kreatifitas siswa.

Untuk menyelesaikan masalah diatas inovasi digital seperti platform pembelajaran daring, konferensi video dan sumber daya digital menjadi tulang punggung dari tranformasi digital pendidikan. Selama menjalankan metode ini guru dan siswa belajar beradaptasi dengan teknologi baru, memperluas ketrampilan digital guru dan siswa. Meskipun tantangan terkait aksesbilitas dan kesenjangan teknologi, tranformasi ini telah menciptakan fondasi untuk pendidikan yang lebih fleksibel dan responsif.

Transformasi digital dalam pendidikan telah membawa perubahan revolusioner dalam pendidikan, mengubah cara kita belajar dan mengajar. Dengan adaptasi ini teknologi informasi dan komunikasi, proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, dinamis dan terbuka bagi akses global. Guru akan mendapatkan banyak manfaat dengan menggunakan teknologi untuk merancang pengalaman pembelajaran yang lebih menarik dan relevan. Selain itu, transformasi digital memungkinkan penggunaan analisis data untuk mengidentifikasi kebutuhan individu siswa dalam menyelaraskan kurikulum dengan perkembangan teknologi terkini. Dengan demikian tranformasi digital dalam pendidikan tidak hanya meningkatkan efisiensi proses belajar mengajar, tetapi juga mempersiapkan siswa dengan ketrampilan digital yang diperlukan saat ini.

Sejak diberlakukannya Kurikulum Merdeka, proses pembelajaran dalam dunia pendidikan di Indonesia mengalami transformasi digital dengan pesatnya. Salah satu program transformasi teknologi pendidikan yang dikembangkan Kemendikbudristek adalah satu contoh konkrit bahwa kedepan diperlukan digitalisasi. Untuk mendorong hal ini Kemendikbudristek telah membuat beberapa plaform pendidikan, misalnya platform merdeka mengajar. Plafform ini bertujuan untuk membantu guru, kepala sekolah dan dinas pendidikan dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka serta menjadi wadah bagi guru dalam proses pembelajaran(saling berbagi untuk mendapatkan konten pembelajaran atau praktik baik yang telah dilakukan). Disamping itu Kemendikbusristek juga telah mengembangkan platform Rapor Pendidikan, dimana platform ini dibuat dalam rangka meningkatkan pengetahuan kepada satuan pendidikan (PAUD, Diknas dan Dikmen) untuk melihat kondisi literasi, numerasi, karakter siswa serta kualitas pembelajaran yang berguna untuk peningkatan kompetensi kedepan.

Sedangkan di bidang non akademik, Kemendikbudristek telah mengembangkan beberapa platform lain seperti SIPLah(sistem informasi pengadaan di sekolah) yang merupakan pasar digital untuk pengadaan barang dan jasa di sekolah, ARKAS (aplikasi rencana kegiatan dan anggaran sekolah) yang membantu perencanaan kegiatan sekolah serta TanyaBOS yang merupakan forum diskusi antara sekolah, dinas dan manajemen bantuan operasional sekolah (BOS) dengan Kementrian.

Penggunaan Kurikulum Merdeka dalam pembelajaran saat ini menjadi angin segar bagi sistem pendidikan di Indonesia. Merdeka belajar menjadi harapan baru untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Yang kemudian kurikulum ini memberikan sebuah transformasi dalam pendidikan. Perubahan besar yang dirasakan adalah siswa bisa lebih merdeka dalam belajar. Siswa tidak dibebani banyak pelajaran, melainkan hanya fokus pada materi yang esensial saja. Siswa memiliki banyak waktu untuk mengembangkan minat dan bakatnya masing-masing. Dengan demikian, mereka bisa lebih fokus mengembangkan minat dan bakatnya masing-masing. Dengan demikian kompetensi yang dimiliki sekaligus mengembangkan karakter Profil Pelajar Pancasila.

Metode pembelajaran juga lebih aktif dan konkret sebab berbasis pada proyek. Pembelajaran berbasis proyek ini nantinya akan mencetak lulusan yang kritis dan inovatif. Guru lebih fleksibel dalam menentukan perangkat pembelajaran. Merdeka Belajar juga memberikan kesempatan, Transformasi belajar dalam Merdeka Belajar juga memberikan kesempatan orang tua untuk lebih aktif terlibat dalam pendidikan anak-anaknya. Orang tua menjadi patner guru dalam menfasilitasi anaknya belajar. Selain itu Merdeka Belajar juga sesuai dengan tuntutan global. Tuntutan ini yang menjadi tolok ukur pendidikan yang dilihat dari kemampuan literasi dan numerasi siswa. Dua hal ini merupakan materi esensial dari Merdeka Belajar.

Yang menjadi pertanyaan sekarang apa yang sudah dilakukan oleh guru, pimpinan sekolah dan pengelola lembaga pendidikan dalam menerima perubahan ini? Harus ada keinginan dan kesadaran dari pihak-pihak terkait untuk mendorong terciptanya transformasi pendidikan. Guru membiasakan diri untuk melaksanakan proses pembelajaran kreatif dengan menggunakan fasilitas dan sarana yang berbasiskan digital, contohnya membuat video pembelajaran dengan animasi atau melalui sumber belajar yang lain seperti Youtube dan fasilitas lain yang berbasis digital. Disisi lain, pemimpin sekolah diharapkan untuk bisa membuat kerjasama atau kolaborasi dengan sekolah lain yang lengkap fasilitas dan sarana pembelajaran digitalnya atau dengan perusahaan lain yang mempuanyai sumber daya yang baik. Hal ini dalam upaya sekolah untuk dapat mengoptimalisasikan sarana dan prasarana yang memiliki fasilitas digital yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas guru dalam proses pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi digital.

Saat ini era Society 5.0 adalah era yang merupakan bentuk ke 5 dari perkembangan industri yang memudahkan kehidupan manusia untuk berinteraksi dan bertransisi ke era digitaal. Dengan demikian pemanfaatkan teknologi digital untuk setiap aspek kehidupan terutama sektor Pendidikan sangat dibutuhkan karena akan mencerminkan tingkat daya saing dari sebuah negara.Dalam hal ini, peran serta guru, pimpinan sekolah ataupun Lembaga Pendidikan akan sangat berperan dalam upaya mewujudkan digitalisasi Pendidikan di Indonesia.

Tentu saja untuk mewujudkanya dibutuhkan kerja keras dan semangat yang kuat dari semua pihak, sehingga digitalisasi Pendidikan di Indonesia dapat memberikan dampak positif terhadap seluruh peserta didik. Perlu diakui bahwa banyak tantangan terkait mewujudkan kesenjangan akses teknologi diberbagai wilayah. Oleh karena itu, upaya terus dilakukan untuk mengatasi hambatan ini daan memastikan bahwa manfaat transformasi digital pendidikan dalam Kurikulum Merdeka dapat dinikmati secara merata oleh seluruh siswa Indonesia. Tranformasi digital dalam Kurikulum Merdeka telah membuka pintu menuju pendidikan di Indonesia yang lebih responsif, inklusif dan relavan dengan tuntutan diera global saat ini. Dengan memanfaatkan teknologi digital, kita dapat merangsang semangat belajar dan memberikan akses pendidikan yang lebih luas. Mari bersama-sama memanfaatkan era tranformasi digital dalam Kurikulum Merdeka ini untuk membentuk generasi yang lebih siap menghadapi kemajuan teknologi yang semakin canggih dan berkembang mengikuti perkembangan jaman.

———– *** ————

Tags: