Untag 45 Surabaya PT Pertama Gelar Vaksinasi Covid-19

Salah satu dosen Untag 45 Surabaya yang menerima vaksinasi gratis.

Surabaya, Bhirawa
Pengentasan Covid 19 terus dilakukan berbagai pihak. Kali ini, Universitas 17 Agustus 1945 (Untag 45) Surabaya menjadi Perguruan Tinggi (PT) pertama yang menggelar vaksinasi gratis bagi civitas akademika. Pada vaksinasi tahap pertama, Untag Surabaya menyasar beberapa dosen dan karyawan yang ditujukan pada mereka dengan usia lanjut.
Menurut Rektor Untag 45 Surabaya, Dr Mulyanto Nugroho, seluruh proses vaksinasi ditempatkan di Puskesmas Menur Pumpungan dengan mematuhi Protokol Kesehatan (Prokes) yang ketat. Dan Vaksinasi tahap pertama Untag 45 Surabaya ini diikuti sebanyak 83 dosen dan karyawan.
“Untag 45 Surabaya merupakan PT pertama di Kota Surabaya yang mengikuti vaksinasi ini. Pada 11 Februari lalu kami mendapat surat dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya untuk mengirimkan data dosen dan tenaga kependidikan karena PT masuk dalam pelayanan publik. Vaksin direncanakan bulan ini dan bulan depan,” kata Mulyanto.
Dengan target Juli sudah siap perkuliahan Luring, maka vaksinasi menjadi penting, apalagi Untag 45 Surabaya melibatkan 14 ribu sivitas akademika.
Sedangkan, Penanggung Jawab Vaksinasi Puskesmas Menur Pumpungan, Dr Dini Oktavia mengatakan, program vaksinasi akan terus berlanjut bagi dosen dan karyawan lainnya.
“Hari ini memang khusus untuk Lansia, ada 83 dosen dan karyawan dari Untag 45 Surabaya. Untuk yang berusia di bawah 59 akan dijadwalkan tahap selanjutnya,” urai Dr Dini.
Dr Dini menegaskan, vaksinasi ini dilakukan dengan penerapan physical distancing secara ketat. Bagi mereka yang telah divaksin juga harus tetap menjaga Prokes.
“Tidak menutup kemungkinan orang yang sudah divaksin bisa kena Covid 19, meski tidak parah. Jadi tetap menjaga,” lanjutnya.
Sementara itu, Herlan Pratikto, dosen Untag 45 Surabaya yang menjadi salah satu penerima vaksin, mengaku cukup lega karena proses vaksinasi tidak seperti yang dibayangkan banyak orang. Meskipun banyak yang vaksin, tetapi penerapan jaga jarak sangat ketat.
“Ada meja untuk riwayat penyakit jadi diperiksa dengan baik. Dan tidak sakit sama sekali. Hanya satu kali suntik, sebentar sekali. Kemudian diminta menunggu 30 menit untuk melihat reaksi, jika ada perubahan ditindaklanjuti. Setelah itu mendapat sertifikat untuk kemudian kembali (vaksinasi) lagi,” tandas Herlan. [ina]

Tags: