Vespasito, Wadah Komunitas Baru Pemandu Wisata Situbondo

Para wisatawan mancanegara diajak berkeliling menikmati wisata unggulan Situbondo dengan menaiki motor vespa gandeng ‘vespasito’.

Disukai Wisatawan Mancanegara, Senang Diajak Menikmati Jajanan Tradisional
Kabupaten Situbondo, Bhirawa
Perlahan namun pasti, target program Tahun Kunjungan Wisata Situbondo 2019 akan terwujud. Satu indikatornya adalah animo kunjungan dari wisatawan mancanegara yang hendak berlibur ke Bromo, Bali dan Kawah Ijen, mulai mampir di Situbondo. Diantara banyaknya pelancong dunia itu tertarik ingin menikmati sejumlah potensi lokasi wisata andalan yang ditawarkan pemerintah dan pegiat wisata diberbagai jaringan media sosial.
Keberhasilan target tersebut tercapai karena satu diantaranya didukung oleh keberadaan elemen baru bernama Vespasito. Wadah ini dikenal sebagai wadah komunitas pemandu wisata baru di Kabupaten Situbondo yang getol menyebarluaskan lokasi wisata Situbondo ke berbagai agen dan travel perjalanan wisata di Tanah Air.
Buah kerja keras komunitas Vespasito dalam kran peningkatan dunia pariwisata di Kota Santri Situbondo ini kian terasa. “Terbukti, belakangan banyak wisatawan asal Thailand dan Denmark singgah di Kota Situbondo,” ujar Aditya Anugerah, Koordinator Vespasito Kabupaten Situbondo.
Pria yang akrab di sapa Adit menambahkan, para wisatawan mancanegara itu tak hanya diajak berkeliling menaiki vespa gandeng ke tempat tepat wisata semata, tetapi juga diajak mencicipi nikmatnya aneka jajanan tradisional kebanggaan masyarakat Kota Bumi Salawat Nariyah ini.
Diantaranya sebut Adit, mereka diajak mencicipi jajanan bernama Lupis dan Es Cendol. “Dua jajanan tradisional Kabupaten Situbondo ini memang menjadi menu favorit para wisatawan Asing saat berkunjung ke Situbondo,” tutur Adit.
Bahkan, sambung Adit, para wisatawan asing tersebut tampak sangat menikmati wisata kuliner seraya menaiki motor vespa gandeng terutama saat melewati kawasan wisata Kota Situbondo seperti di kawasan Ipaduli (kawasan wisata diatas sungai kelurahan Dawuhan). Disana, sebut Adit, mereka mengunjungi bangunan miniatur kelas dunia seperti Menara Eifel Perancis, patung singa Singapura, Kapal Nabi Nuh, bangunan ular naga China serta patung Monas Jakarta serta pusat keramba ikan. “Mereka (wisatawan Thailand dan Denmark, red) sangat mengagumi,” ucap Adit.
Masih kata Adit, para wisatawan asing itu juga terkesan ketika diajak menaiki motor vespa gandeng sambil berburu jajanan tradisional di Situbondo. Termasuk ketika diajak menikmati rasa jajanan lupis dan es cendol dawet ternyata mereka sangat ketagihan untuk menambah porsinya. “Sejak saya menjadi pemandu wisata , dua jajanan itu yang paling diburu oleh para turis asing. Mereka kesemsem rasanya, karena di negara asalnya tidak ada,” imbuh Adit.
Lebih jauh Adit menerangkan, wisata kuliner yang digagas komunitas motor vespa “Vespasito” Situbondo akhir akhir ini mulai mendapat respon wisatawan mancanegara. Terbukti, akunya, turis asal Denmark dan Thailand sangat menikmati saat menaiki motor vespa berkeliling kota sambil berburu makanan tradisional. “Para wisatawan dunia itu sangat menikmati rasa es cendol yang mangkal di dekat stadion Abdoer Rahman Saleh Situbondo,” tutur Adit.
Rekan Adit, bernama Zaini, menimpali, keberadaan wisata naik motor vespa gandeng sambil berburu kuliner tradisional memang baru ada di Situbondo. Wisata ini, kata pria yang juga seorang fotografer di Kota Situbondo itu, cukup menyenangkan dan disukai para wisatawan asing. Zaini mengaku pada umumnya wisatawan mancanegara yang mampir ke Situbondo, hanya untuk transit karena mereka tertarik tawaran wisata naik motor vespa. “Para turis itu biasanya ikut paket wisata ke Gunung Bromo, Gunung Ijen serta berwisata ke Bali,” tandas Zaini.
Zaini kembali menambahkan, wisata kuliner naik motor vespa di Situbondo belakangan mulai hits di kalangan wisatawan asing. Umumnya, sambung Zaini, mereka sangat menikmati menyusuri kawasan perkotaan Situbondo dengan menggunakan motor vespa gandeng. Ada beberapa jajanan tradisional lain yang ikut menjadi favorit incaran wisatawan asing. Misalnya saja seperti lupis, es cendol dawet, tahu campur, rujak dan mie ayam. “Mereka para turis juga menyukai kopi khas Kayumas yang sudah terkenal di dunia,” papar Zaini.
Zaini kembali mengakui, arus kunjungan turis ke Kabupaten Situbondo memang tidak sama dari bulan ke bulan. Jika dilihat pada catatan bulan Agustus 2019, kata Zaini, jumlah kunjungan turis bisa mencapai 17 paket tour yang mampir di Kabupaten Situbondo. Mereka biasanya, ujar Zaini, hendak menikmati wisata kuliner vespasito yang kini mulai terkenal dikalangan pemburu wisata dunia. “Ini wadah komunitas baru yang unik di Situbondo,” pungkas Zaini.
Disisi lain, Bupati Situbondo Dadang Wigiarto mengakui, untuk mensukseskan program tahun kunjungan wisata Situbondo 2019, diperlukan adanya peran serta masyarakat seperti wadah baru vespasito. Tanpa ada keterlibatan masyarakat, lanjut Bupati Dadang, maka hasilnya tidak akan maksimal. “Upaya pemerintah yang belakangan getol meningkatkan sarana pembangunan penunjang juga ikut membantu tercapainya program itu. Namun harus dibarengi dengan adanya peran serta dan keterlibatan langsung dari masyarakat Situbondo,” tegasnya. [sawawi]

Tags: