Wabah Deman Berdarah Kian Meluas di Jatim

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Pemprov, Bhirawa
Wabah demam berdarah (DB) di Jatim terus meluas dan bertambah. Setelah pada pekan lalu, Gubernur Jatim Dr H Soekarwo menetapkan 11 daerah di Jatim Kejadian Luar Biasa (KLB) DB, pekan ini cakupan KLB tersebut bertambah menjadi 15 kabupaten/kota.
Empat daerah yang dinyatakan tambahan KLB DB tersebut, yaitu Kabupaten Magetan, Ponorogo, Lamongan, dan Kota Mojokerto. Sedangkan 11 daerah yang pekan lalu ditetapkan KLB yakni, Kabupaten Jombang, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Kediri, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Mojokerto, serta Kabupaten dan Kota Madiun.
“Empat daerah tambahan yang kita nyatakan KLB demam berdarah ini sudah saya laporkan ke gubernur. Dengan begitu, hingga hari ini (kemarin) sudah ada sebanyak total 15 daerah kabupaten/kota di Jatim yang telah dinyatakan KLB demam berdarah,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jatim, Harsono, dikonfirmasi, Selasa (27/1).
Menurut mantan Bupati Ngawi ini, jumlah 15 daerah dengan status KLB ini kemungkinan besar bisa bertambah. Oleh karena itu, pihaknya kini sedang gencar-gencarnya melakukan tindakan preventif untuk daerah lainnya, agar penderita DB tidak terus bertambah banyak.
Dalam catatan Dinkes Jatim, terhitung mulai 1 Januari hingga 27 Januari 2015 kemarin, terdata 1.817 kasus demam berdarah. Jumlah ini meningkat 85,41 persen dibandingkan bulan yang sama pada tahun 2014 lalu yang terdata sebanyak 980 kasus.
Harsono menyebut, lima daerah di Jatim dengan jumlah penderita terbanyak adalah Kabupaten Sumenep dengan 286 penderita, Jember 199 penderita, Jombang 110 penderita, Bondowoso 100 penderita, dan Banyuwangi 96 penderita. Sementara total jumlah kematian hingga kemarin terdata sebanyak 32 kasus atau 1,7 persen dari jumlah penderita.
Menurut Harsono, jumlah kematian tahun ini meningkat sebesar 91,77 persen dibandingkan pada bulan Januari 2014 yang cuma sembilan kasus. Selanjutnya, Harsono menganjurkan agar kepala daerah terkait yang telah dinyatakan KLB agar menangani persoalan demam berdarah  seperti yang sudah diatur. “Gubernur sudah menginstruksikan langsung melalui surat dan kepala daerah wajib menanganinya dengan cara KLB. Itu perintah Gubernur,” tegasnya.
Harsono berharap, keaktifan masyarakat untuk mencegah ancaman nyamuk demam berdarah yang bisa menyerang siapa saja dan berapapun usianya. Pemberantasan sarang nyamuk (PSN), menurunya, merupakan cara paling efektif untuk mencegah nyamuk aedes aegypti berkembang biak, antara lain dengan gerakan 3M, yakni mengubur, menguras dan menutup.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jatim Drs H Saifullah Yusuf berharap masyarakat lebih waspada dengan semakin meningkatnya jumlah penderita DB ini. Jika ada tanda-tanda terkena DB seperti badan panas, lebih baik segera memeriksakannya ke dokter atau puskesmas. Jika  cepat ditangani kemungkinan bisa tidak akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
“Saya juga berharap kabupaten/kota untuk bekerja keras agar DB tidak semakin meluas. Pemprov Jatim siap memberikan bantuan kepada daerah apapun yang dibutuhkan. Namun yang terpenting adalah masyarakat menjaga kebersihan seperti membersihkan tempat-tempat yang bisa menjadi kembang biak nyamuk aedes aegypti,” katanya. [iib]

Tags: