Wabup Sidoarjo Dukung Fly Over Atasi Macet di Gedangan

Nur Ahmad Syaifudin. [alikus/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Wakil Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifudin, sangat mendukung rencana apabila dibangunnya fly over di perempatan Gedangan dan di Bundaran Aloha.
Menurut Wabup Nur Ahmad, supaya kemacetan lalu lintas yang terjadi di sana selama bertahun-tahun ini, ada solusinya yang cepat dan tepat.
“Saya dapat informasi, beberapa hari lalu, pihak PU dan Balai Besar Jalan Nasional, telah mengadakan rapat membahas masalah pembangunan fly over di perempatan Gedangan, kami harap pembahasan program Nasional tersebut bisa jalan dan segera dimatangkan, karena menurut saya ini solusi yang bagus dan significant,” jelas Wabup Nur Ahmad, Rabu (13/3) kemarin.
Program Nasional tersebut, menurut Wabup sangat bagus. Karena itu nantinya supaya ada pembagian tanggung jawab yang jelas, mana daerah dan mana Pusat. Karena program Nasional ini harus sinergi antara daerah dan Pusat. Tidak bisa berjalan sendiri-sendiri.
Menurut Wabup, bila sarana fly over di simpang empat Gedangan tersebut bisa direalisasi, diharapkan akan bisa mengatasi kemacetan lalu lintas disana. Dengan kelancaran lalu lintas menurut Wabup, akan punya dampak positif pada masalah transportasi dan pertumbuhan ekonomi daerah.
Apalagi di Kab Sidoarjo banyak industri besar, menengah dan kecil. Semuanya tidak lepas butuh kelancaran transportasi saat mendistribusikan barangnya. Kalau sering terjebak kemacetan lalu lintas, pelaku ekonomi bisa rugi.
“Dengan adanya transportasi yang lancar, urusan bisnis juga jadi lancar, hemat waktu dan efisien waktu, karena tidak terjebak kemacetan lagi,” kata Wabup.
Sementara itu dalam kesempatan terpisah, Plt Kepala Dinas PU Bina Marga dan Sumber Daya Air (PU BMSDA) Kab Sidoarjo, Ir Sunarti Setyaningsih, mengakui keberadaan fly over itu dibutuhkan karena kendaraan di jalur itu baik volume dan tonasenya sangat tinggi.
Maka itu Pemkab Sidoarjo menyadari kebutuhan mendesak pembangunan fly over di Simpang Empat Gedangan. Rekayasa lalu lintas, katanya sudah tidak memungkinkan untuk memecah kepadatan lalu lintas disana.
“Di wilayah Kec Gedangan itu banyak industri. Di jam-jam sibuk pasti terjadi kepadatan. Memang butuh flyover,” ujar Naning.
Dinas PU BMSDA Sidoarjo, kata Naning, sudah mengusulkan anggaran pembebasan lahan untuk tahun 2020 mendatang. Itupun kalau disetujui masuk dalam APBD.
Menurut Naning, pihaknya mengusulkan Rp50 milliar untuk pembebasan dan pelebaran jalan. Karena pihaknya masih belum tahu detail rencana DED (Detail Engineering Design) yang disusun BBPJN VIII. Detailnya belum di-floor kepada pihaknya.
Naning lebih lanjut mengatakan, selama ini dinasnya sudah berkoordinasi dengan dinas terkait seperti Dinas Perhubungan Kab Sidoarjo untuk melakukan rekayasa lalu lintas di wilayah sana, sembari menunggu realisasi pembangunan flyover.
Menurut analisa Akademisi Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Dadang Supriyatno, lalu lintas di Simpang empat Gedangan sudah sangat kritis.
Berdasarkan hasil kajian rekayasa lalu lintas yang dilakukan dua atau tiga tahun silam, saat dia menghitung level of service (LOS) atau tingkat pelayanan jalan sebagai indikator kemacetan di Simpang Gedangan.
Nilai LOS yang dia dapatkan dari hasil perbandingan volume kendaraan per jam dengan kapasitas jalan di simpang itu adalah 0,9. Menurut Dadang, sebuah jalan dikatakan memiliki level of service bagus kalau nilainya di bawah 0,8. (kus)

Tags: